Sarah Thomas, Penyintas Kanker yang Menaklukkan English Channel
Dua tahun yang lalu Sarah Thomas berjuang melawan kanker payudara. Ia tampil sebagai pemenang. Tahun ini, ia berjuang menjadi orang pertama di dunia yang berenang bolak balik empat kali menyeberangi English Channel (selat yang memisahkan Inggris-Perancis) tanpa henti. Dia pun berhasil jadi pemenang.
Thomas, perempuan berusia 37 tahun itu, mulai berenang pada Minggu (15/9/2019) dini hari, sekitar pukul 00.07 waktu setempat dan finis sekitar 54 jam kemudian. Thomas mendarat di tepi pantai dekat Dover, sebelah selatan pesisir Inggris, Selasa pagi sekitar pukul 06.00. Dia tampak kepayahan. Namun, kehadiran banyak orang yang menyambutnya di pantai, membuat semangat Thomas kembali bangkit. Ia melupakan keletihannya yang luar biasa.
"Saya terpana (melihat orang menyambut saya). Saya tidak percaya bisa melakukan hal ini," kata Thomas setelah bisa berkata-kata kepada BBC. Dia mengaku sempat muntah-muntah dan badannya mati rasa.
"Satu-satunya yang saya inginkan sekarang adalah tidur sepanjang hari. Saya benar-benar lelah," ujar Thomas yang merayakan keberhasilannya dengan minum segelas sampanye dan makan sebatang coklat.
Perempuan perenang maraton ultra asal Colorado, AS itu, kini tercatat sebagai orang pertama yang berhasil berenang bolak balik sebanyak empat kali menyeberangi selat yang memisahkan daratan Inggris dan Perancis itu. Sebelumnya, beberapa perenang perairan terbuka paling banyak menyeberangi selat itu tiga kali bolak-balik tanpa henti. Pencapaian itu terdengar lebih impresif lagi karena Thomas adalah baru setahun menyelesaikan semua penyembuhan kanker payudara yang dideritanya.
Secara teori, jarak yang mesti ditempuh oleh Thomas untuk menyeberangi selat itu empat kali bolak-balik sekitar 130 kilometer. Namun, karena arus dan gelombang laut yang tinggi, Thomas mesti berenang sejauh sekitar 215 kilometer. Setiap kilometer jarak yang ia lalui punya tantangan sendiri.
Wajah saya beberapa kali disengat ubur-ubur
Thomas mengatakan, bagian paling berat ketika berenang di laut adalah berjuang melawan air asin. Air asin yang tertelan membuat mulut dan tenggorokannya luka. Selain itu, ia mesti menghadapi arus air yang bisa menyeretnya dari rute berenang. Tantangan lainnya adalah serangan ubur-ubur. "Wajah saya beberapa kali disengat ubur-ubur," tambahnya.
Dia menambahkan, dia bisa menyelesaikan misinya karena dukungan dari tim yang selalu membantu memenuhi kebutuhannya dan menyemangatinya. Ia juga selalu memotivasi dirinya untuk melewati segala rintangan, bahkan ketika ia berpikir untuk menyerah. "Waktu saya berjuang melewati malam kedua, saya berulang-ulang berkata, \'saya bisa bertahan malam ini. Saya bisa bertahan malam ini\'."
Ibu Thomas, Becky Baxter, mengatakan, usaha Thomas untuk bertahan dari berbagai tantangan dan ancaman selama berenang di perairan terbuka tampak "mengerikan". "Sampai dia mendarat di Pantai Shakespeare, kami tidak tahu pasti bagaimana dia mengatasinya," ujar Baxter kepada Radio 4 dan dikutip The Guardian.
Thomas bisa bertahan berenang selama 54 jam dengan mengonsumsi makanan cair yang mengandung karbohidrat, elektrolit, kafein, dan sedikit jus apel untuk memberi rasa. "Itulah yang saya makan sepanjang perjalanan," katanya.
Baxter menambahkan, makanan cair itu dipasok tim pendukung yang mengikuti Thomas dengan perahu setiap 30 menit sekali. Botol berisi makanan cair dipasok dari perahu dan Thomas menghabiskan sepertiga isi botol dalam 10-15 detik, setelah itu ia berenang lagi. Namun, Thomas tidak selamanya bisa makan. Ketika ia mengalami masalah dengan lambung, ia melewati makan siangnya. Hal itu membuat Baxter sangat khawatir.
Kami harus berteriak menyemangatinya hingga dia menemukan jalan keluar. Saya sangat bangga padanya
Tantangan terakhir dihadapi Thomas pada 400 meter sebelum ia finis di pantai. Dia sempat terperangkap ombak dan tidak bisa bergerak ke mana-mana. "Kami harus berteriak menyemangatinya hingga dia menemukan jalan keluar. Saya sangat bangga padanya," ujar Baxter.
Sejumlah orang memandang keberhasilan Thomas sebagai sebuah keajaiban. Perenang Lewis Pugh mengatakan, apa yang dicapai Thomas adalah buah dari upaya yang amat keras. Dia berhasil melewati batas kemampuan manusia.
Untuk penderita kanker
Bukan kali pertama Thomas mengikuti ajang renang jarak jauh di perairan terbuka. Ia pertama kali ikut ajang seperti ini pada 2007 sepanjang 10 kilometer di Colorado, AS dan kemudian menjadi juara perlombaan itu. Pada 2016, dia mencatat rekor berenang 128,7 kilometer selama 56 jam tanpa henti, menyeberangi Danau Powell di AS.
Kehidupannya berubah setelah dia didiagnosa terkena kanker payudara pada November 2017. Hidupnya tiba-tiba menjadi gelap. Ia tak lagi berjuang menyelesaikan jarak renang yang mesti ditempuh, melainkan berjuang melawan kanker. Untuk itu, ia mesti menjalani aneka pengobatan kanker adalah kemoterapi, pembedahan, dan radiasi. Kalaupun berenang, itu bagian dari terapi penyembuhan.
Setelah dinyatakan bersih dari kanker oleh dokter, Thomas kembali melirik ajang renang maraton ultra. Awalnya, ia ngeri membayangkan akan berenang jarak jauh lagi setelah dua tahun tak berdaya lantaran sakit. Namun, tekadnya untuk kembali berenang mengalahkan kengeriannya.
"Saya menunggu kesempatan untuk menjalani renang ini selama dua tahun dan berjuang keras untuk berada di sini. Apakah (kekuatan) saya sudah 100 persen? Belum. Tapi yang terbaik adalah saya bisa berada di sini dengan apa yang telah saya lalui, dengan lebih banyak api semangat dan pertarungan dibanding apapun."
Ini untuk kalian yang terus berdoa untuk kehidupan, untuk orang-orang yang bertanya-tanya dengan putus asa apa yang akan terjadi selanjutnya, untuk orang-orang yang bertarung mengatasi rasa sakit dan takut
Thomas mempersembahkan keberhasilannya memecahkan rekor renang ini untuk semua penyintas kanker. "Ini untuk kalian yang terus berdoa untuk kehidupan, untuk orang-orang yang bertanya-tanya dengan putus asa apa yang akan terjadi selanjutnya, untuk orang-orang yang bertarung mengatasi rasa sakit dan takut." (BBC/EURONEWS/REUTERS/TTHEGUARDIAN)
Sarah Thomas
Lahir: 1982
Prestasi antara lain
- Menjadi perempuan pertama yang berenang bolak balik menyeberangi Lake Tahoe dalam 22 jam 30 menit, Juli 2013
- Berenang solo sejauh 168,3 kilometer di Danau Champlain, AS selama 67 jam, 16 menit, Agustus 2017
- Berenang menyeberangi Cook Strait antara North Island dan South Island, Selandia Baru, Maret 2019
- Menjadi orang pertama yang berenang empat kali bolak-balik menyeberangi English Channel dalam 54 jam, 10 menit, 17 September 2019
Penghargaan antar lain:
- Perenang Solo Terbaik 2016 dari Marathon Swimmers Forum
- Perenang Solo Terbaik 2017 dari Marathon Swimmers Federation
- Masuk dalam daftar World\'s 50 Most Adventurous Open Water Women pada 2017, 2018, 2019 versi World Open Water Swimming Association