Tol Jakarta Cikampek Layang II Beroperasi November
Tol Jakarta Cikampek Layang II tidak lama lagi selesai. Pemerintah berencana membuka operasional tol ini pada November 20019
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·2 menit baca
CIKAMPEK, KOMPAS — Tol Jakarta-Cikampek II Layang akan beroperasi November mendatang. Keberadaan tol ini diharapkan mampu mengurai arus kepadatan lalu lintas kendaraan dari dan ke arah Jakarta. Kini penyelesaian pembangunan tol itu sudah 96,5 persen.
Tol bernilai Rp 13,5 triliun itu membentang sepanjang 36,38 kilometer (km) dari Cikunir sampai Cikampek. Pemegang konsesi proyek adalah PT Jasamarga Jalan layang Cikampek. Adapun pengerjaan melibatkan dua kontraktor, yaitu PT Waskita Karya Tbk (Persero) dan PT Acset Indonusa Tbk.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyampaikan perihal pengoperasian tol itu dalam peninjauan ke Tol Jakarta-Cikampek II Layang, Kamis (19/9/2019). ”Jadi, paling cepat beroperasi secara fungsional pada Oktober. Sementara akan beroperasi penuh November,” ucap Basuki.
Turut serta dalam peninjauan itu, di antaranya Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Danang Parikesit, Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Sugiyartanto, dan Direktur Utama PT Jasamarga Jalan Layang Cikampek Djoko Dwijono.
Pekerjaan yang tersisa, antara lain, pemasangan pagar pengaman, sambungan siar, dan pengaspalan. Basuki mengatakan, jika semua sambungan siar sudah terpasang, akan dilakukan uji beban pada 23 September. Uji beban statis dan dinamis ini melibatkan 16 truk dengan berat 40 ton. ”Kalau nanti uji bebannya dan uji layaknya bagus, operasional akan berjalan tanpa kendala,” katanya.
Tarif
Ketentuan tarif tol itu tengah disusun seiring hampir rampungnya pembangunan tol. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit mengatakan, penentuan tarif dilakukan melalui simulasi penarifan dan manajemen lalu lintas. Sebab, penarifan terkait dengan proporsi kendaraan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan Tol Jakarta-Cikampek II Layang.
”Skema tarif didorong agar lebih banyak kendaraan golongan I mengakses tol layang, sedangkan jalan tol di bawahnya bagi kendaraan golongan II-V,” ucap Danang. BPJT mengusulkan tarif Rp 1.700 sampai Rp 2.000 per km. Diharapkan 80 persen kendaraan golongan I beralih ke tol layang atau minimal terbagi dua dengan jalan tol di bawahnya.
Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani menambahkan, Jasa Marga mengusulkan tol layang bebas dari truk kelebihan muatan. ”Mempertimbangkan aspek keselamatan jadi bebas truk-truk kelebihan muatan," ujar Desi.