Warga Hadang Pemotongan Jalan untuk Proyek Jalan Tol Manado-Bitung
Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung di Seksi 2B dihadang warga yang menolak pemotongan beberapa ruas jalan di Bitung, Sulawesi Utara. Penanggung jawab proyek tengah menyusun cara untuk menampung aspirasi itu.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
BITUNG, KOMPAS - Pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung di Seksi 2B dihadang warga yang menolak pemotongan beberapa ruas jalan di Bitung, Sulawesi Utara. Penanggung jawab proyek PT Jasamarga Manado Bitung tengah merencanakan pembangunan lintas bawah atau jalan layang untuk menampung aspirasi masyarakat.
Penolakan ini tampak dalam bentuk spanduk buatan masyarakat, Kamis (19/9/2019), yang dipajang di ruas Jalan Stadion Dua Saudara, Kelurahan Manembo-Nembo Atas, Matuari, Bitung. Sebuah spanduk lain juga dipajang di Jalan A Tumundo yang terletak sejajar sekitar 1 kilometer di sisi timur Jalan Stadion Dua Saudara.
Sedianya, kedua jalan tersebut akan dipotong melintang oleh proyek Jalan Tol Manado-Bitung, yang rencananya bakal dibangun sepanjang 39,9 kilometer. Akses kedua jalan lurus itu pun akan terputus. Rencana ini ditolak masyarakat Kelurahan Sagaret Weru 2 dan Manembo-Nembo Atas, meskipun pengerjaan konstruksi jalan dengan ekskavator tengah berlangsung di antara kedua jalan tersebut.
Lurah Manembo-Nembo Atas Stenly Tantang mengatakan, pengerjaan jalan tol telah berlangsung sejak 2017. Namun, penolakan baru muncul sejak sepekan lalu. Penolakan datang terutama dari warga yang bekerja sebagai pengojek.
"Para tukang ojek tidak ingin dua jalan itu putus karena dinilai akan memengaruhi pendapatan mereka. Jadi mereka ingin dibangun jembatan sebagai ganti pemutusan jalan. Tapi, menurut peta yang dimiliki PT PP sebagai kontraktor, tidak akan dibangun jembatan," kata Stenly di kantornya.
PT PP, kontraktor untuk PT Jasamarga Manado Bitung (JMB), merencanakan pembangunan jalan alternatif sebagai pengganti pemotongan Jalan Stadion Dua Saudara. Jalan baru itu membelok ke dalam area permukiman warga. Para pengojek beranggapan, jalan alternatif itu akan memperbolehkan angkutan kota masuk ke perumahan.
Akibatnya, warga perumahan yang jadi pangsa pasar mereka bakal lebih memilih angkot yang jauh lebih murah. Adapun, alasan penolakan di Jalan Tumundo adalah warga tidak mau harus memutar jauh untuk hanya untuk menghindari jalan tol.
"Saya sudah laporkan keluhan warga ke PT PP. Mereka akan carikan solusi untuk Jalan Tumundo. Tapi Jalan Stadion Dua Saudara mau tidak mau harus dipotong," kata Stenly.
Terlepas dari penolakan tersebut, Stenly menegaskan bahwa warga hanya menolak pemotongan jalan, bukan menolak pembangunan jalan tol. "Masyarakat menyambut baik karena ini adalah proyek nasional," tambahnya.
Pemotongan jalan di ruas Jalan Stadion Dua Saudara dan Jalan A Tumundo bertujuan untuk membangun Simpang Susun Danowudu, salah satu fitur penting Jalan Tol Manado-Bitung. Menurut peta rencana, jalan tol akan membentuk lingkaran bertumpuk di situ. Area itu adalah penghubung seksi 2A (kilometer 14+200 hingga 25+500) dengan seksi 2B (kilometer 25+500 sampai 39+823) yang membentang dari Airmadidi, Minahasa Utara, hingga Pelabuhan Peti Kemas Bitung.
Asisten Manajer Teknik PT JMB Gorbachev Sihombing mengatakan, Simpang Susun Danowudu sangat penting karena menjadi gerbang masuk dan keluar jalan tol. Saat ditemui di kantornya, Kamis siang, sedang berlangsung rapat dengan PT PP untuk mencari alternatif di jalur tersebut.
"Kami sedang pertimbangkan opsinya, apakah gerbang tol nanti kami buat dalam bentuk underpass (lintas bawah) di bawah Jalan Tumundo, atau jalan tetap kami potong, sementara warga kami buatkan overpass (jalan layang)," kata Gorbachev.
Tohap Pakpahan, Asisten Manajer Teknik PT JMB lainnya, menambahkan, pembangunan Simpang Susun Danowudu juga terhambat karena pembebasan lahan belum maksimal. Tanah yang digunakan masih terpisah di sana-sini sehingga konstruksi jalan tak dapat disambung dengan segera.
Stenly, lurah Manembo-Nembo Atas mengatakan, warga memang tak menolak jalan tol. Namun, mereka menginginkan nilai jual yang sesuai dengan harga tanah dan bangunan. Dalam pembebasan lahan, PT JMB memberikan kompensasi dalam bentuk uang untuk menggantu rumah warga. Adapun fasilitas umum seperti masjid dan sekolah akan diganti dengan tanah dan bangunan di lokasi baru.
Selesai April 2020
Gorbachev dan Tohap memperkirakan, pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung akan selesai April 2020. Perkiraan ini dibuat berdasarkan laju pekerjaan seksi 2A dan 2B yang ditangani PT JMB. "Di seksi 2A sepanjang 11,3 km, pembangunan konstruksi sudah selesai 88,57 persen. Di seksi 2B sepanjang 14,3 km baru selesai 28,81 persen," kata Gorbachev.
Di seksi 2A sepanjang 11,3 km, pembangunan konstruksi sudah selesai 88,57 persen. Di seksi 2B sepanjang 14,3 km baru selesai 28,81 persen
September tahun lalu, pemerintah memperkirakan tol akan selesai pada Maret 2019. Perkiraan ini dimundurkan oleh Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Sulut, Juni lalu, menjadi akhir tahun 2019.
Beberapa fitur penting jalan tol seperti tiga jembatan di wilayah Tendeki, Pinokalan, dan Ranowulu juga belum terbentuk. Baru tiang-tiang penyangganya yang terpasang. Adapun, simpang susun lainnya di Kauditan, tepatnya di km 20, juga belum dilengkapi gerbang tol.
Sementara itu, pembebasan lahan juga belum sepenuhnya tuntas. Sebanyak 99,85 persen lahan telah dibebaskan di seksi 2A. Sementara seksi 2B masih 81,38 persen. "Pembebasan lahan lebih susah di Bitung karena jalan tol akan menempati permukiman warga," kata Tohap.