Belajar-Mengajar di Jambi Lumpuh akibat Kabut Asap
Sebanyak 3.552 sekolah di Provinsi Jambi diliburkan akibat kabut asap kebakaran lahan dan hutan yang kian parah. Dimulainya lagi kegiatan belajar-mengajar itu akan diumumkan setelah kualitas udara membaik.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS —Sebanyak 3.552 sekolah di Provinsi Jambi diliburkan akibat kabut asap kebakaran lahan dan hutan yang kian parah. Dimulainya lagi kegiatan belajar-mengajar itu akan diumumkan setelah kualitas udara membaik.
Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Jambi Johansyah mengatakan, libur sekolah berlaku pada Jumat-Sabtu (20-21/9/2019). ”Untuk hari selanjutnya akan diputuskan setelah melihat perkembangan kualitas udara,” ujarnya. Saat libur, siswa diimbau tetap belajar dan mengerjakan tugas sekolah di rumahnya masing-masing. Sedangkan guru dan bagian tata usaha diminta tetap masuk sekolah.
Sejak sebulan terakhir, kualitas udara di Jambi terus memburuk. Partikulat matter (PM) 2,5 di Kota Jambi selalu berada pada level tidak sehat hingga berbahaya bagi kesehatan tubuh. Data PM 2,5 pada Jumat pukul 10.30 bahkan mencapai nilai 733 dan PM 10 mencapai angka 721.
”Artinya, kondisi ini sudah sangat berbahaya,” kata Abu Bakar, Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Jambi.
Gubernur Jambi Fachrori Umar menyatakan, kabut asap sudah mengganggu kelancaran aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat sehingga perlu diambil langkah serius. ”Jangan sampai bencana kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap ini sama dengan kejadian tahun 2015,” ujarnya.
Jangan sampai bencana kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap ini sama dengan kejadian tahun 2015.
Oleh karena itu, Fachrori mengatakan, pihaknya akan terus membangun komitmen penanganan kebakaran hutan dan lahan dengan semua kepala daerah di Jambi. Komitmen itu menjadi penegasan pelaksanaan beragam langkah agar kabut asap tidak menjadi bencana berkepanjangan bagi masyarakat.
Status Siaga Darurat Karhutla di Jambi telah berlangsung mulai 23 Juli lalu hingga 20 Oktober 2019. Namun, sejauh ini ancaman bahaya kebakaran hutan dan lahan masih tinggi.
Di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, kebakaran lahan bahkan telah hampir menghabisi Hutan Lindung Gambut Londerang dan perkebunan di sekitarnya. Sejak sepekan terakhir, Hutan Lindung Gambut Sungai Buluh juga ikut terbakar. Kebakaran di HLG Sungai Buluh terpantau akibat aktivitas sejumlah pembalak liar dalam kawasan itu.