Berwisata baik di dalam maupun luar negeri kini menjadi kebutuhan seluruh masyarakat. Golongan anak muda atau milenial bahkan cenderung lebih merencanakan perjalanan wisata dalam agenda keseharian ketimbang investasi.
Oleh
AGNES SWETTA PANDIA/AMBROSIUS HARTO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS - Berwisata baik di dalam maupun luar negeri kini menjadi kebutuhan seluruh masyarakat. Golongan anak muda atau milenial bahkan cenderung lebih mengutamakan rencana perjalanan wisata dalam agenda keseharian, ketimbang mempersiapkan keinginan berinvestasi dengan beragan model dan cara.
"BNI semakin gencar menyasar nasabah terutama anak-anak muda untuk memasarkan paket wisata baik di dalam maupun luar negeri melalui berbagai media sosial. Nasabah dari kelompok anak-anak muda seperti pelajar, mahasiswa bahkan yang sudah bekerja sangat potensial," kata Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo pada KOmpas Travel Fair (KTF) 2019 di Pakuwon Mall Surabaya, Jumat (20/9/2019).
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Aniek Sugiharti, pelaksaan ketiga KTF di Surabaya, cukup mampu mendongkrak angka kunjungan wisatawan mancanegara ke Surabaya terutama dengan kapal pesiar. Tahun 2019, akan ada 15 kapal pesiar mampir di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, dengan kapasitas bisa ribuan penumpang. "Dari kapal pesiar saja Surabaya dikunjungi turis manacanegara sebanyk 160.000 orang," katanya.
Kompas Travel Fair resmi dibuka pada Jumat (20/9/2019) di Grand Atrium Pakuwon Mall, Surabaya. Bursa wisata selama tiga hari ini juga diadakan di Medan, Jakarta, dan Makassar. Untuk pelaksanaan di Medan, Surabaya, dan Makassar, PT BNI (Persero) Tbk menjadi pendukung sekaligus mitra transaksi bursa wisata ini.
Kaum milenial atau generasi muda misalnya, tidak terlalu memikirkan investasi besar untuk properti atau keuangan. Ada yang memilih “menghabiskan” sebagian harta demi kebahagiaan pergi ke berbagai penjuru dunia untuk mendapatkan pengalaman dan berbagi cerita," ujar Anggoro
Di Surabaya, bursa pelancongan ini diikuti oleh 26 biro yang menawarkan paket pelesiran halal, objek wisata dalam negeri, petualangan, dan juga tujuan mancanegara untuk jalan-jalan dan peziarahan. Kegiatan turut melibatkan lebih dari 10 maskapai penerbangan domestik dan internasional. Paket-paket yang ditawarkan ada yang terjangkau dengan isi dompet hingga yang eksklusif atau mahal.
Misalnya, pelesiran ke Hainan 5 hari 4 malam sekitar Rp 3,3 juta per orang. Ke Dubai 6 hari 5 malam sekitar Rp 18,9 juta per orang. Ada juga paket umroh 13 hari 12 malam mulai dari Rp 27,9 juta per orang. Untuk pelesiran ke Eropa selama 13 hari 12 malam minimal Rp 28 juta per orang.
Anggoro sangat mengapresiasi kegiatan KTF ysng berlangsung selama tiga hari. Dukungan merupakan wujud komitmen BNI untuk memajukan industri pariwisata khususnya di nusantara. Pariwisata kini sudah lazim diamini sebagai kebutuhan penting masyarakat.
"Kaum milenial atau generasi muda misalnya, tidak terlalu memikirkan investasi besar untuk properti atau keuangan. Ada yang memilih “menghabiskan” sebagian harta demi kebahagiaan pergi ke berbagai penjuru dunia untuk mendapatkan pengalaman dan berbagi cerita," ujar Anggoro
Di BNI Wilayah Surabaya yang mencakup separuh Jatim, terdapat 750.000 pemegang kartu debet dan kartu kredit BNI. Jumlah ini merupakan pelanggan potensial untuk datang dan bertransaksi di Kompas Travel Fair Surabaya.
“Kami juga menargetkan dapat menjaring pembukaan rekening baru atau aplikasi kartu baru selama bursa sebanyak 7.000 nasabah,” ujarnya.
Menjembatani semua kepentingan
Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Mohammad Bakir mengatakan, harian Kompas sebagai koran terkemuka di Indonesia melalui bursa wisata ingin terus berperan bukan sekadar penyaji informasi tetapi menjembatani publik (pembaca) yang memiliki kesenangan berpelesiran.
Melalui pendekatan jurnalistik, Kompas juga terus mencoba menjelajahi pelosok nusantara untuk mengenalkan kekayaan alam dan budaya. Harapannya, publik yang senang wisata juga memilih objek-objek dalam negeri. Keragaman kekayaan nusantara amat layak dinikmati dan membangkitkan pengalaman luar biasa bagi masyarakat selama berwisata.
Dalam kesempatan itu Antiek Sugiharti menambahkan, pariwisata merupakan salah satu sektor penggerak dan pendorong ekonomi. Untuk itu, bursa wisata menjadi penting diperhatikan. Di sinilah dunia saling mengenal. Surabaya mengenal dunia pun sebaliknya.
Kunjungan wisatawan ke Surabaya tiga tahun terakhir terus meningkat. Pada 2017, Surabaya didatangi 25 juta pelancong yang 19.000 orang di antaranya merupakan turis mancanegara. Tahun berikutnya, jumlah turis yang datang naik menjadi 29 juta orang yang 37.500 orang di antaranya wisatawan asing.
Menambah kenyamanan warga dan juga wisatawan kata Antiek, Pemkota Surabaya terus memperbanyak spot, serta taman dan ruang publik. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata pun rutin meluncurkan pedoman ketika berada di kota dengan luas 350 kilometer persegi ini.
"Tidak hanya penunjuk jalan, tetapi juga pusat kuliner, belanja, pusat wisata religi, wisata sejarah serta kampung, tidak hanya diketahui dari brosur, tetapi juga bisa diakses lewat media sosial dan laman Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya," ujar Antiek.