Kepolisian Daerah Aceh masih memburu anggota kelompok kriminal bersenjata pimpinan Abu Razak setelah menembak mati empat anggotanya dan menangkap satu anggota.
Oleh
ZULKARNAINI
·2 menit baca
BANDA ACEH, KOMPAS — Kepolisian Daerah Aceh masih memburu anggota kelompok kriminal bersenjata pimpinan Abu Razak setelah menembak mati empat anggotanya dan menangkap satu anggota. Keberadaan kelompok kriminal itu berpotensi mengganggu keamanan di Aceh.
Kepala Direktorat Kriminal Umum Polda Aceh Komisaris Besar Agus Sarjito, Jumat (20/9/2019), mengatakan, polisi terus memburu anggota kelompok itu. Masih ada (yang belum tertangkap) dan ada juga yang menyerahkan diri,” kata Agus. Namun, Agus belum membuka identitas anggota yang menyerahkan diri.
Sebelumnya, Kamis (19/9/2019) sore, polisi menembak mati empat anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di jalan nasional di kawasan Kecamatan Trienggadeng, Pidie, Aceh. Kontak senjata terjadi antara KKB dan polisi saat penyergapan terjadi.
Kamis (19/9/2019) sore, polisi menembak mati empat anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di jalan nasional di kawasan Kecamatan Trienggadeng, Pidie, Aceh.
Saat penyergapan, anggota KKB Abu Razak tengah bergerak dari Bireuen menuju Banda Aceh menggunakan mobil Toyota Avanza. Sejak dari Bireuen, polisi telah membuntuti kelompok ini. Namun, saat polisi memerintahkan mereka berhenti, mereka membalas dengan tembakan.
Kontak senjata pun tidak terhindarkan. Empat anggota KKB tewas di tempat setelah diterjang peluru polisi termasuk Abu Razak. Jenazah mereka dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Chik Ditiro Pidie. Aparat polisi pun melakukan pengejaran terhadap anggota lainnya.
Agus mengatakan, Abu Razak telah lama ditetapkan sebagai buronan oleh polisi setelah melarikan diri dari penjara. Abu Razak ditangkap karena kasus kepemilikan senjata ilegal. Abu Razak juga terlibat dalam beberapa kasus penculikan dan perampokan. Ia pernah tergabung dalam Gerakan Aceh Merdeka.
Dalam penyergapan itu polisi menyita dua pucuk senjata AK 56, satu pistol, dan 118 butir peluru. Polisi juga menemukan kain warga putih, peci, tongkat rotan, dan sejumlah uang. Dari anggota yang menyerahkan diri, polisi menyita satu pucuk senjata api.
Koordinator Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Aceh, Hendra Saputra. mengatakan, penyebutan komplotan Abu Razak sebagai KKB tidak tepat. Sebab, kata Hendra, biasanya KKB dilabelkan untuk kelompok yang melawan negara atau pemerintah.
Menurut Hendra, penyebutan KKB menumbuhkan trauma pada warga Aceh yang pernah menjadi korban konflik. Namun, Hendra berharap polisi menangkap semua anggota kelompok tersebut untuk memberi rasa aman pada warga. Keberadaan kelompok kriminal itu berpotensi memicu gangguan keamanan dan merusak perdamaian.
Perilaku kelompok tersebut justru menghadirkan ketakutan bagi warga. (Al Chaidar)
Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, kelompok kriminal bersenjata seperti kelompok Abu Razak tidak akan mendapatkan dukungan dari warga. Sebab, perilaku kelompok tersebut justru menghadirkan ketakutan bagi warga. Berbeda dengan gerakan perlawanan yang dilakukan oleh GAM sebelumnya yang memiliki historis panjang.
Al Chaidar mengatakan, jumlah anggota kriminal Abu Razak 19 orang. Dia meyakini polisi mampu menangkap semua anggota kelompok tersebut.