Zohri Tak Akan Dipaksa Tampil di Bawah 10 Detik di Doha
Sprinter Lalu Muhammad Zohri tak akan dipaksa tampil di bawah 10 detik di Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2019 Doha. Zohri bisa menjadi pelari Indonesia pertama yang mencapai waktu di bawah 10 detik pada nomor 100 meter.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Sprinter andalan Indonesia Lalu Muhammad Zohri tak akan dipaksa untuk tampil di bawah 10 detik pada Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2019 Doha yang akan berlangsung 27 September hingga 6 Oktober nanti. Dengan catatan terbaik yang mencapai 10,03 detik, Zohri memang potensial menjadi pelari Indonesia pertama yang mampu berlari di bawah 10 detik untuk nomor 100 meter.
Kepala pelatih sprinter PB PASI, Eni Nuraini Sumartoyo, menegaskan bahwa dia tidak akan mengkarbit Zohrimenjadi sprinter Indonesia pertama yang mampu berlari di bawah 10 detik. Eni yang dihubungi Jumat (20/9/2019) sore menegaskan kalau selama dalam Pelatnas PB PASI, Zohri hanya berlatih dengan kapasitas mencapai 98 persen saja. “Dengan kapasitas tersebut Zohri hanya mencapai kecepatan 10,20 detik saja,” ujar Eni.
Menurut Eni, tidak ada target yang dibebankan kepada Zohri di Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2019 Doha. “Pokoknya hanya mempertahankan waktu terbaiknya saja yang mencapai 10,03 detik seperti yang dicapai di Seiko Golden Grand Prix, di Osaka, Jepang lalu,” kata Eni, pelatih atletik yang pernah menjadi atlet renang nasional tersebut.
Eni mengaku tak ingin mengarbit Zohri untuk bisa berlari di bawah 10,00 detik. “Waduh, jangan dikarbit ah. Nanti cedera,” jawab Eni yang juga menangani langsung Zohri dan kawan-kawannya untuk nomor estafet 4 x 100 meter.
Sebenarnya kesempatan Zohri untuk bisa berlari di bawah 10,00 detik sangat terbuka. Terlebih di Doha nanti, pesaing Zohri banyak yang mampu berlari di bawah 10 detik. Dengan demikian, bisa saja Zohri ikut "tertarik" tampil selevel dengan para pesaingnya tersebut.
Pencapain Zohri di di Seiko Golden Grand Prix, di Osaka, 19 Mei lalu, yang mampu memecahkan rekor nasional, antara lain karena ada Justin Gatlin, sprinter AS pemegang medali emas Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2017 London.
Di Osaka Gatlin berlari dengan waktu 10,00 detik. Sementara Yoshihide Kiryu (23) yang menjadi lawan utama Zohri di Kejuaraan Atletik Asia 2019 Doha, 22 April lalu, menjadi runner-updengan catatan waktu 10,01 detik.
Saat bertarung di Kejuaraan Atletik Asia 2019 yang juga berlangsung di Doha, Zohri tetap masih tertinggal di belakang Yoshihide Kiryu yang mencapai garis finis dengan waktu 10,10 detik. Sementara Zohri tampil dengan catatan waktu 10,13 detik, diikuti Wu Zhiqiang (25), sprinter andalan China yang berada di posisi ketiga dengan waktu 10,18 detik.
Zohri punya waktu yang cukup singkat dari penampilan terakhirnya, bila dipaksa tampil dengan catatan waktu terbaiknya 10,03. Kejuaraan Atletik Asia dan Kejuaraan Dunia hanya berselang 27 hari saja.
Namun bila berhasil, tentu saja ini menjadi lompatan luar biasa, mengingat Zohri mampu mempertajam rekor nasional 100 meter hanya dalam waktu 27 hari itu sebanyak 0,10 detik. Kemungkinan tersebut tentu terrbuka mengingat Zohri mendapat tantangan baru dengan kembali menghadapi Justin Gatlin (37) salah satu sprinter kawakan AS.
Justin Gatlin sudah mengantongi dua medali emas di nomor 100 meter putra. Masing-masing di Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2005 Helsinki, dan London pada 2017 lalu. Bila persaingan dengan Gatlin bisa membuat Zohri bisa berlari di bawah 10,00 detik, berarti Zohri menjadi sprinter pertama Indonesia yang mampu berlari di bawah 10,00 detik.
Apalagi di Doha nanti, bukan hanya Gatlin yang tampil, tapi juga ada Johan Blake sprinter andalan Jamaika, sepeninggalan Usain Bolt. Selain itu sprinter-sprinter terbaik dunia juga akan tampil.
Zohri baru akan berangkat ke Doha, Qatar, bersama Eni pada Selasa pekan depan. “Karena perlombaan untuk nomor 100 meter baru akan berlangsung mulai Jumat (27/9) hingga Sabtu (28/9)-nya,” kata Eni.
Selain Zohri, Maria Natalia Londa (28) pemegang medali emas Asian Games 2014 Incheon, juga mendapat undangan. Karena lolos kualifikasi untuk nomor spesialnya, lompat jauh. “Maria dan pelatihnya baru akan berangkat Sabtu (5/10) mendatang. Mengingat nomornya baru dipertandingkan pada hari Minggu, tanggal 6 Oktober,” jelas Eni.