Washington mengkaji opsi serbuan udara hingga serangan lewat dunia maya ke Iran sebagai pembalasan atas serangan ke kilang minyak di Arab Saudi. Jika diserang, Iran siap membalas.
washington, jumat— Amerika Serikat sedang mengkaji cara paling tepat membalas Iran atas serangan ke kilang minyak di Abqaiq dan Khurais milik Arab Saudi, pekan lalu. Pentagon telah menyiapkan sejumlah opsi militer, termasuk serangan udara, untuk dipaparkan kepada Presiden AS Donald Trump.
Beberapa pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan, Trump juga akan diperingatkan soal ancaman eskalasi perang dengan Teheran jika AS melancarkan serbuan militer ke Iran. Keputusan Trump bakal bergantung pada jenis bukti yang disodorkan penyelidik AS dan Arab Saudi untuk menyatakan bahwa rudal jelajah pesawat tanpa awak dalam serangan di Abqaiq dan Khurais.
Iran telah membantah tuduhan keterlibatan negara itu dalam serangan tersebut. Teheran juga memperingatkan AS bahwa serangan apa pun bakal memantik ”perang habis-habisan” dengan pembalasan langsung dari Iran.
Seorang pejabat AS menyebutkan, pilihan pembalasan itu akan disampaikan kepada Trump dalam rapat, Jumat (20/9/2019) siang waktu Washington atau Sabtu dini hari WIB. Pilihan pembalasan AS dapat melibatkan militer atau aksi ekonomi dan politik. Opsi militer dapat berupa serangan udara hingga serangan ke dunia maya.
Ada pula pilihan menyediakan tambahan kekuatan kepada Arab Saudi untuk menangkal serangan utara. Selama ini kekuatan Riyadh difokuskan untuk menangkal serangan dari selatan yang kerap dilancarkan milisi Houthi dari Yaman.
Trump pernah disebut memerintahkan serangan udara ke Iran. Perintah itu sebagai pembalasan karena Teheran menembak jatuh satu pesawat pemantau nirawak milik AS. Perintah itu dibatalkan pada saat- saat terakhir. Trump dinyatakan tidak mau menimbulkan banyak korban pada warga Iran. Sebagai gantinya, Trump memilih serangan ke komputer pengendali rudal dan peluncur roket Garda Revolusi Iran.
Sediakan pilihan
”Tugas saya menyediakan pilihan (tindakan) militer kepada Presiden jika beliau memutuskan membalas dengan kekuatan militer,” kata Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Joseph.
Anggota DPR AS, Elissa Slotkin, mengingatkan, serangan ke Iran bisa berkembang menjadi perang besar. Mantan penasihat urusan Timur Tengah pada Departemen Pertahanan AS itu berharap Trump mempertimbangkan banyak pilihan, termasuk menempatkan lebih banyak pasukan dan memperkuat pertahanan Arab Saudi.
Jubir Kepala Staf Gabungan AS, Kolonel Pat Ryder, menyebut, Komando Tengah AS dan Riyadh tengah membahas cara menangkal serangan di masa depan. Ia tak memaparkan apa yang akan dilakukan.
Sementara seorang pejabat AS menyebut ada kemungkinan menambah batalyon rudal Patriot. Ada pula opsi meningkatkan kemampuan sistem radar.
AS juga telah mengirim penyelidik ke Abqaiq dan Khurais. Mereka memeriksa puing-puing rudal dan pesawat nirawak yang menyasar kilang di Abqaiq dan Khurais pekan lalu. Mereka akan fokus mencari sistem pengarah rudal dan pesawat itu. Hal itu dibutuhkan untuk menguatkan dugaan serangan berasal dari Iran.
Teheran berulang kali menyatakan tak terlibat dalam serangan itu. ”Jika AS memikirkan rencana apa pun, Iran akan membalas dari Laut Tengah, Laut Merah, sampai Samudra Hindia,” kata Jenderal Yahya Rahim-Safavi, penasihat senior pemimpin tertinggi Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammed Javad Zarif mengatakan, Trump akan menyeret Timur Tengah. AS juga akan mendapatkan balasan yang destruktif. Melalui media sosial, ia memaparkan inisiatif diplomasi Iran untuk meredakan ketegangan dan menjaga perdamaian serta keamanan kawasan. Inisiatif itu termasuk pakta non-agresi di antara sesama negara Timur Tengah yang diusulkan awal 2019.