logo Kompas.id
UtamaKerugian di Balik Ekonomi...
Iklan

Kerugian di Balik Ekonomi ”Bawah Tanah”

Oleh
Bima Baskara
· 7 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/JjpRaqaYMJEocn-ko6uQZtIdW9U=/1024x768/filters:watermark(https://cdn-content.kompas.id/umum/kompas_main_logo.png,-16p,-13p,0)/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F09%2FRilis-ponsel-ilegal-polda-metro.-Lipsus-Ponsel-ilegal-BM-foto-2_1567312388.jpg
KOMPAS/BENEDIKTUS KRISNA YOGATAMA

Barang bukti ponsel selundupan yang telah diamankan polisi, ditunjukkan dalam paparan pers di Polda Metro Jaya, Kamis (29/8/2019). Polisi menyita lebih dari 5.000 ponsel ilegal yang diselundupkan dari China.

Pemerintah setiap negara, termasuk Indonesia, selalu berhadapan dengan persoalan ekonomi ”bawah tanah”. Semakin besar porsi ekonomi ”bawah tanah”, semakin besar kerugian yang dialami negara.

Ekonomi ”bawah tanah” diartikan sebagai kegiatan ekonomi, baik legal maupun ilegal, yang tidak terpantau dalam penghitungan produk domestik bruto (PDB). Kegiatan ilegal terjadi saat barang dan jasa diproduksi, diperdagangkan, dan dikonsumsi secara ilegal atau melanggar hukum. Kegiatan ilegal yang marak terjadi, antara lain, penyelundupan tenaga kerja, peredaran obat terlarang, dan prostitusi.

Editor:
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000