Kesabaran menjadi kunci perjuangan Anthony Sinisuka Ginting untuk mempertahankan gelar juara di China Terbuka. Adapun di ganda putra, Indonesia berpeluang besar juara dengan menempatkan tiga wakil di semifinal.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
CHANGZHOU, JUMAT — Tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting mendekati upayanya mempertahankan gelar juara turnamen China Terbuka, dengan melaju ke semifinal. Ini juga memperlihatkan upaya Anthony untuk bangkit setelah terpuruk pada turnamen-turnamen besar, tahun ini.
Jika bisa mempertahankan kesabaran pada semifinal melawan Anders Antonsen (Denmark), seperti ketika tampil pada perempat final, Jumat (20/9/2019), Anthony kian dekat pada gelar juara perdana pada 2019. Dari 12 turnamen yang telah diikuti sebelum China Terbuka, hasil terbaik pemain berperingkat kesembilan itu adalah final Singapura dan Australia Terbuka, masing-masing, turnamen berlevel BWF World Tour Super 500 dan 300.
Adapun pada turnamen lebih besar, berlevel BWF Super 1.000, yaitu All England dan Indonesia Terbuka, dia tersingkir, masing-masing pada babak pertama dan kedua. China Terbuka berada pada level yang sama dengan kedua turnamen itu.
Pada perempat final di Olympic Sports Gymnasium, Changzhou, Anthony mengalahkan Sai Praneeth (India), 16-21, 21-6, 21-16. Ini menjadi pembalasan kekalahan Anthony dari Praneeth pada babak ketiga Kejuaraan Dunia di Basel, Swiss, Agustus.
”Hari ini saya lebih bisa mengontrol pikiran, beda dengan Kejuaraan Dunia, ada kesempatan sedikit, maunya langsung menyerang. Tadi, lebih sabar dan lebih banyak variasinya,” tutur Anthony, dikutip dari laman resmi PP PBSI.
Kesabaran itu pula yang harus dijaga Anthony ketika bertemu Antonsen yang mengalahkan unggulan kedua, Chou Tien Chen (Taiwan), 21-17, 21-11. Ini menjadi kemenangan pertama Antonsen atas Chou dalam enam pertemuan.
”Motivasi saya untuk menang hari ini sangat tinggi karena sudah kalah lima kali beruntun dari Chou. Jadi, saya berusaha bermain dengan cepat dan konsisten menyerang,” komentar Antonsen dikutip dari laman resmi BWF.
Kemenangan tersebut, serta penampilan Antonsen pada tahun ini akan menjadi tantangan yang tak mudah, meski Anthony menang pada pertemuan sebelumnya, babak kedua Malaysia Masters 2018.
Antonsen tampil pada empat final tahun ini, termasuk dalam Indonesia Terbuka dan Kejuaraan Dunia. Dia juga menjadi yang terbaik dalam Kejuaraan Eropa dan Indonesia Masters. Prestasi tersebut menempatkannya pada peringkat keempat dunia saat ini. Dia pun menjadi bintang baru Denmark, penerus Viktor Axelsen, peringkat ketujuh dunia.
”Bertemu Antonsen mainnya harus seperti hari ini, harus bisa mengontrol pikiran. Saya juga akan berusaha memulihkan diri dengan baik karena dari kemarin pertandingannya melelahkan. Saya selesai tanding babak kedua malam sekali dan waktu pemulihannya enggak banyak,” tutur Ginting yang selalu menang dalam tiga gim sejak babak pertama.
Semifinal lain pada tunggal putra mempertemukan pemain nomor satu dunia, Kento Momota (Jepang) dan Chen Long (China). Momota tertingal, 3-5, tetapi memenangi pertemuan terakhir pada Fuzhou China Terbuka 2018. Dia juga telah meraih enam gelar juara, termasuk juara dunia, sedangkan Chen Long baru tampil pada final Malaysia Masters dan Malaysia Terbuka, tetapi selalu kalah.
Peluang juara ganda putra
Tim ”Merah Putih” memiliki peluang besar menjuarai ganda putra dengan menempatkan tiga wakil pada semifinal. Satu wakil, bahkan, telah dipastikan lolos ke final dengan terjadinya persaingan antara Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto pada semifinal, Sabtu.
Peluang final sesama pemain Indonesia pun terbuka dengan hadirnya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada semifinal lain. Pasangan juara dunia itu akan berhadapan dengan wakil tuan rumah, Li Junhui/Li Yuchen.
”Alhamdulilah kami bersyukur menang, kami belajar dari pertemuan sebelumnya. Kami kalah pada pukulan dan tertekan lawan. Hari ini kami lebih siap,” kata Rian setelah mengalahkan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda (Jepang), 23-21, 22-20. Kamura/Sonoda adalah pasangan yang paling sulit dikalahkan pemain-pemain Indonesia karena sangat ulet, memiliki pertahanan rapat, dan jarang membuat kesalahan.
Kemenangan dua gim juga didapat Kevin/Marcus dan Hendra/Ahsan. Kevin/Marcus menang atas Goh V Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia), 21-15, 21-17, sementara Hendra/Ahsan mengalahkan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe (Jepang), 21-15, 21-12.
Dua wakil lainnya yang juga tampil pada perempat final terhenti. Ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu kalah dari Misaki Matsumoto/Ayaka Takahashi (Jepang), 19-21, 21-19, 16-21. Adapun ganda campuran Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow dihentikan unggulan kedua asal China, Wang Yilyu/Huang Dongping, 22-24, 17-21.