Burung-burung Pun Mulai Binasa
Secara mengejutkan, sebuah tim peneliti melaporkan, Amerika Utara kehilangan hampir tiga miliar burung liar atau turun 29 persen dalam kurun waktu 50 tahun.
Secara mengejutkan, sebuah tim peneliti melaporkan, Amerika Utara kehilangan hampir tiga miliar burung liar atau turun 29 persen dalam kurun waktu 50 tahun. Hasil penelitian ini dipublikasikan jurnal Science dalam artikel berjudul ”Decline of the North American Avifauna”, Kamis (19/9/2019).
Tim tersebut meneliti populasi dari 529 spesies burung. Data yang digunakan adalah hasil 13 survei tahunan berbeda mengenai populasi burung sejak 1970-an, catatan radar cuaca mengenai migrasi burung periode 2007-2018, dan pemodelan komputer.
Mereka menemukan, jumlah populasi burung di Amerika pada 1970 diperkirakan sekitar 10,1 miliar ekor. Kini, jumlah burung yang dihitung hanya sekitar 7,2 miliar ekor.
”Kami terpana dengan hasilnya, sangat mengejutkan. Bukan hanya burung-burung rentan yang kami khawatirkan akan masuk dalam daftar spesies terancam punah. (Ancaman ini) telah menyebar ke semua spesies,” kata Kenneth V Rosenberg, penulis utama laporan serta peneliti dari Cornell University dan American Bird Conservancy.
Jumlah burung yang hidup di padang rumput merupakan jenis yang paling banyak berkurang.
Secara umum, jumlah burung yang hidup di padang rumput merupakan jenis yang paling banyak berkurang. Jumlahnya turun hingga 717 juta ekor.
Menurut spesies, burung warbler menjadi yang paling terpengaruh karena jumlahnya berkurang 617 juta ekor. Burung jalak yang terkenal cepat berkembang biak juga menghadapi hal yang sama karena jumlah populasinya turun 83 juta ekor.
”Masyarakat perlu memperhatikan burung-burung di sekitar karena mereka perlahan menghilang. Kami mungkin bahkan tidak menyadarinya sampai terlambat,” ujar Rosenberg.
Para ahli telah lama mengetahui beberapa spesies burung tengah rentan menghadapi ancaman kepunahan. Akan tetapi, penelitian baru ini mengungkapkan, jumlah burung umum yang banyak, seperti burung robin dan pipit, juga menurun tajam.
Spesies burung umum sangat penting bagi ekosistem dunia. Burung mengendalikan hama, menyerbukkan bunga, menyebarkan benih, dan meregenerasi hutan. Ketika burung-burung ini menghilang, habitat sebelumnya sering kali berubah.
”Penurunan jumlah burung pipit atau burung coklat kecil lainnya mungkin tidak menerima perhatian yang sama dengan hilangnya burung elang botak atau bangau sandhill. Tetapi, burung umum memiliki dampak yang jauh lebih besar,” kata Hillary Young, ahli biologi konservasi di Universitas California, yang tidak terlibat dalam penelitian.
Baca juga: Aktivis dan Pemerhati Desak Cucakrawa Kembali Dilindungi
Ahli biologi konservasi di University of Exeter, Kevin Gaston, menambahkan, fenomena berkurangnya jumlah burung secara drastis juga terjadi di Eropa. ”Ini merupakan kerugian bagi alam,” ujarnya.
Pada 2014, Richard Gregory dan rekan-rekan penelitinya melaporkan hilangnya 421 juta burung di Eropa dalam 30 tahun terakhir. Laporan itu ditulis dalam ”Common European Birds are Declining Rapidly while Less Abundant Species’ Numbers are Rising” dan dirilis oleh Ecology Letters.
Pada Mei 2019, PBB melalui Platform Kebijakan Ilmu Antar-Pemerintah tentang Layanan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (IPBES) melaporkan satu juta spesies hewan dan tumbuhan terancam punah. Ancaman kepunahan berasal dari penebangan hutan, pertanian, pertambangan, dan perubahan iklim.
Penyebab
Laporan tersebut tidak bertujuan untuk mengetahui alasan di balik menurunnya jumlah burung-burung. Namun, hasil penelitian dan penelitian yang sudah-sudah telah menunjukkan beberapa kemungkinan penyebabnya.
Baca juga: Perdagangan Ilegal Ancam Populasi Burung Kicau
Rosenberg mengatakan, burung-burung yang hidup di padang rumput kehilangan habitat untuk hidup akibat pertanian modern dan pembangunan.
”Di setiap bidang lahan yang dibajak dan setiap lahan basah yang dikeringkan, kita kehilangan burung-burung di daerah itu. Kita juga tahu bahwa ada hal lain yang membunuh burung dalam jumlah besar, seperti kucing dan jendela,” kata Rosenberg.
Sebuah studi pada 2015 menyebutkan, kucing di AS dan Kanada membunuh 2,6 miliar burung setiap tahun. Sementara kaca jendela membunuh 624 juta burung dan mobil membunuh 214 juta burung lainnya.
Baca juga: Dekatkan Diri dengan Alam lewat Burung
Penyebab lain berkurangnya jumlah burung adalah penggunaan pestisida oleh manusia. Sebuah artikel dalam jurnal Science berjudul ”A neonicotinoid insecticide reduces fueling and delays migration in songbirds” pada 2019 menyebutkan, pestisida menyulitkan burung untuk menambah berat badan yang dibutuhkan untuk migrasi.
Solusi tersedia
Young menyampaikan, perlu upaya yang besar untuk menghentikan penurunan jumlah burung. Hal yang paling utama mesti dilakukan adalah menjaga habitat burung, mengurangi penggunaan bahan kimia, dan merancang ulang desain bangunan.
”Kita terlalu sering menguras bumi. Jadi, itu memengaruhi segalanya,” kata Young.
Kita perlu merancang planet untuk masa depan. Burung adalah bagian integral dari sistem (Bumi).
Kurator burung di Smithsonian Institution, Sara Hallager, menambahkan, masyarakat juga dapat berkontribusi dalam menjaga populasi burung. Masyarakat perlu menjaga kucing di dalam rumah, membuat kaca jendela rumah agar lebih terlihat, serta berhenti menggunakan pestisida dan insektisida.
”Kita bisa membalikkan tren penurunan itu. Kita bisa mengubahnya,” ujar Hallager.
National Audubon Society telah menyerukan perlindungan habitat burung di Amerika Utara, seperti danau-danau besar dan Lembah Sungai Colorado. Adapun Audubon merupakan salah satu organisasi lingkungan bidang konservasi tertua di dunia asal AS.
Baca juga: Burung Nyaris Punah Diselamatkan dari Perdagangan
Presiden American Bird Conservancy Mike Parr menambahkan, pendanaan konservasi juga perlu dialihkan ke wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Kedua lokasi itu merupakan tujuan migrasi burung selama musim dingin berlangsung di Amerika Utara.
”Jika penurunan begitu cepat terjadi dalam 50 tahun, apa yang akan terjadi dalam 1.000 tahun? Kita perlu merancang planet untuk masa depan. Burung adalah bagian integral dari sistem (Bumi),” kata Parr.
Harapan baru
Di tengah kekagetan atas menurunnya jumlah burung, setidaknya para peneliti menemukan beberapa tanda positif. Banyak keberadaan spesies burung yang hampir musnah selama satu abad terakhir akibat pestisida dan perburuan kembali pulih.
Populasi elang dan unggas air bertambah. Hal ini mengisyaratkan bahwa upaya konservasi berhasil. ”Dalam kasus-kasus itu, kami tahu apa penyebabnya dan kami menindaklanjutinya. Mereka adalah contoh sukses,” kata Rosenberg.
Penelitian itu juga menemukan sebuah kasus anomali mengenai spesies burung vireonidae. Populasinya justru meningkat hingga 89 juta ekor. Padahal, burung vireonidae memiliki habitat yang sama dengan burung warbler, spesies burung dengan jumlah yang paling menurun.
”Saya tidak tahu mengapa vireo baik-baik saja. Saya ingin melakukan studi tentang vireo dan menemukan apa rahasia mereka,” tutur Rosenberg. (THE NEW YORK TIMES/THE WASHINGTON POST)