Berwisata sudah menjadi gaya hidup bagi warga kota metropolitan seperti Kota Medan. Mereka mencoba berbagai cara agar bisa pelesiran ke tempat-tempat idamannya.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Berwisata sudah menjadi gaya hidup bagi warga kota metropolitan seperti Kota Medan. Mereka mencoba berbagai cara agar bisa pelesiran ke tempat-tempat idamannya. Ada yang menabung selama bertahun-tahun, ada pula yang menggunakan fasilitas kartu kredit. Mereka lalu berburu paket perjalanan di Kompas Travel Fair 2019.
Qonitah Azzahra (24) mengunjungi sejumlah stan di Kompas Travel Fair 2019 di Centre Point Mall, Medan, Sumatera Utara, Sabtu (21/9/2019). Ia sedang berburu paket perjalanan wisata ke luar negeri. Pengusaha jual-beli daring busana muslim di Medan itu pun dengan teliti melihat setiap paket perjalanan yang ditawarkan berbagai agen wisata dan perjalanan.
”Saya sudah lama mempersiapkan diri untuk pelesiran ke Paris, Perancis. Saya rencanakan berangkat pada Januari 2020. Mudah-mudahan bisa dapat paket perjalanan yang hemat,” kata Qonitah.
Pelesiran ke luar negeri sudah menjadi agenda rutin Qonitah setiap tahun. Pelesiran ia lakukan sejak kuliah di Jakarta. Ia pun sudah menikmati perjalanan ke sejumlah kota di luar negeri, seperti Kuala Lumpur, Tokyo, dan Seoul. Ia juga senang menjelajahi kota-kota wisata di dalam negeri, seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
”Saya senang traveling mengunjungi tempat-tempat baru. Saya suka merasakan peradaban kota yang maju dan melihat kebudayaan di sejumlah negara. Pengalaman itu lebih berharga daripada saya menumpuk uang,” kata Qonitah.
Menurut Qonitah, tantangan terbesar untuk bisa bepergian ke luar negeri setiap tahun adalah besarnya biaya perjalanan. Qonitah menyiasatinya dengan menyisihkan keuntungannya dari berjualan daring. Ia juga rajin mengikuti pameran perjalanan dan pariwisata. ”Saya komitmen untuk menabung Rp 2 juta- Rp 3 juta setiap bulan khusus untuk biaya traveling,” katanya.
Berbeda dengan Qonitah, Donny Siregar (35) memilih menggunakan fasilitas kartu kredit untuk bisa berbelanja paket wisata. Ia bersama istri dan dua anaknya pun asyik memilih paket perjalanan di Kompas Travel Fair Medan. ”Tahun ini kami memilih jalan-jalan di dalam negeri. Kami mau berwisata ke Kota Semarang,” kata Donny.
Saya senang traveling mengunjungi tempat-tempat baru. Saya suka merasakan peradaban kota yang maju dan melihat kebudayaan di sejumlah negara. Pengalaman itu lebih berharga daripada saya menumpuk uang.
Donny yang merupakan karyawan perusahaan telekomunikasi itu mengatakan, setiap tahun ia dan keluarganya menyiapkan waktu untuk pelesiran ke sejumlah kota. Berwisata sudah menjadi kebutuhan wajib bagi keluarganya. Ia memilih menggunakan fasilitas kartu kredit karena pembayarannya bisa dilakukan dengan mencicil. ”Pakai kartu kredit juga lebih praktis dan banyak promosinya,” kata Donny.
Donny mengatakan, ia selalu peka pada informasi tentang pameran wisata dan perjalanan karena harganya yang lebih murah. Begitu mendengar ada pameran Kompas Travel Fair di Medan, ia langsung berburu tiket pesawat ke Kota Semarang. ”Saya dapat tiket yang lumayan murah,” katanya.
General Manajer Iklan Harian Kompas Dorothea Devita mengatakan, Kompas Travel Fair 2019 diselenggarakan untuk mempertemukan masyarakat dengan penyedia jasa pariwisata, seperti agen perjalanan dan wisata serta perbankan. ”Berwisata sudah menjadi gaya hidup kelas menengah di Indonesia,” katanya.
Dorothea mengatakan, kebutuhan berwisata di Indonesia terus meningkat sejalan dengan besarnya jumlah kelas menengah di Indonesia, yakni 50 juta orang. Selain itu, ada 120 juta orang yang daya belinya mendekati kelas menengah. Kelompok masyarakat ini pun sudah menjadikan berwisata sebagai kebutuhan.