Kondisi jembatan ”Indiana Jones” di RT 011 RW 002 Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, kian memprihatinkan. Jembatan yang dibangun warga sejak 1980-an itu sudah rapuh dan berbahaya saat dilintasi.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kondisi jembatan ”Indiana Jones” yang berada di RT 011 RW 002 Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, kian memprihatinkan. Jembatan yang dibangun warga sejak tahun 1980-an itu sudah rapuh dan berbahaya saat dilintasi warga.
Jembatan gantung sepanjang sekitar 40 meter itu berada di atas aliran Kali Ciliwung. Jembatan menghubungkan Kampung Srengseng Sawah dan Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, Kota Depok. Jembatan dibuat dari kerangka besi dengan permukaan jalan dilapisi bambu dan seng untuk melintas.
Saat dilewati, jembatan gantung akan sedikit bergoyang dengan bunyi kretek... kretek.... Sling kawat yang menghubungkan antara ujung jembatan satu dan lainnya dikaitkan di batang pohon.
Setiap hari, warga memanfaatkan jembatan tersebut, terutama warga Depok yang anaknya bersekolah di SDN 015 Pagi Srengseng Sawah. Pedagang, warga dan pejalan kaki juga masih memanfaatkan jembatan yang melewati beberapa anak tangga di gang sempit itu.
”Jembatan ini sudah tidak layak untuk digunakan. Konstruksinya sudah tua sehingga berbahaya untuk keselamatan warga yang melintas,” kata Kepala Bagian Penataan Kota dan Lingkungan Hidup Jakarta Selatan Sayid Ali saat meninjau jembatan tersebut, Senin (23/9/2018).
Menurut Sayid, Pemerintah Kota Jakarta Selatan melakukan kunjungan lapangan bersama dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) dan Pemkot Depok. Kunjungan untuk melihat kondisi lapangan serta tugas pokok fungsi instansi masing-masing.
Jembatan ini sudah tidak layak untuk digunakan. Konstruksinya sudah tua sehingga berbahaya untuk keselamatan warga yang melintas.
Karena jembatan tersebut berada di dua provinsi yang berbeda, diperlukan koordinasi antarinstansi untuk rencana pembangunan jembatan tersebut. Selain itu, juga diperlukan rekomendasi dari BBWSCC lantaran jembatan itu berada di atas Kali Ciliwung.
”Hasil kunjungan ini akan kami sampaikan kepada Pak Gubernur (Anies Baswedan), supaya ke depan jelas rencananya seperti apa. Sebelum merencanakan pembangunan jembatan, kami juga perlu mendapatkan rekomendasi dari BBWSCC serta sosialisasi kepada warga,” kata Sayid.
Sayid menambahkan, di Kelurahan Srengseng Sawah ada dua jembatan gantung. Di lokasi lain, yaitu RW 012, sudah dibangun jembatan baru yang lebih layak. Jembatan baru itu ditujukan bagi pejalan kaki.
Tim rekomendasi teknis BBWSCC Sihar Simanjuntak mengatakan, pihaknya berwenang menentukan apakah jembatan tersebut layak atau tidak karena berada di atas sumber daya air. Menurut Sihar, baik dari sisi kontruksi maupun aspek keselamatan, jembatan tersebut sudah tidak layak.
Untuk membangun jembatan yang baru diperlukan rekomendasi teknis dari BBWSCC. Selanjutnya, dana pembangunan jembatan bisa dianggarkan Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
”Yang penting bagi kami, jembatan itu aman dan tidak mengganggu sistem sumber daya air Kali Ciliwung,” ujar Sihar.
Terancam banjir
Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Pasir Gunung Selatan, Cimanggis, Depok, Teguh Prayitno mengatakan, jembatan tersebut terancam rusak, apalagi jika musim hujan dan kali mengalami banjir. Sebab, jembatan digantung di antara dua pohon di pinggir kali.
Saat hujan lebat dan banjir, arus kali yang deras terkadang mengikis tanah di sekitar sungai. Akibatnya, pohon bergeser dan membuat konstruksi jembatan menjadi miring.
”Kami melihat jembatan ini kondisinya sudah berbahaya dan terancam roboh saat banjir. Jadi, kalau bisa segera diperbaiki,” ujar Teguh.
Pemkot Depok berharap pembangunan jembatan gantung bisa dilakukan Pemprov DKI dengan skema dana tanggung jawab sosial seperti program sebelumnya. Sebab, jika mengandalkan dana APBD dari Pemkot Depok, program pembangunan jembatan ini belum diprioritaskan.
”PAD (pendapatan asli daerah) kami kecil. Masih banyak program lain yang harus diprioritaskan. Jadi, kami berharap Pemprov DKI bisa memfasilitasi perbaikan jembatan tersebut,” kata Teguh.
Suroso (58), warga RT 011 RW 002 Srengseng Sawah, mengatakan, jembatan memang terancam saat banjir karena banyak ranting, bahkan batang pohon, tersangkut di jembatan saat banjir. Warga kerap bergotong royong memangkas batang dan ranting pohon yang tersangkut supaya jembatan tidak putus.
”Masih banyak warga memanfaatkan jembatan ini karena merupakan akses alternatif dari Depok ke Jakarta. Apalagi di sini ada sekolah juga, jadi banyak yang menggunakan. Kalau mau diperbaiki, kami sangat mendukung,” kata Suroso.