Fenomena langit yang memerah pada siang hari terjadi di Kota Jambi akibat kabut asap yang pekat, dipicu kebakaran lahan gambut yang tak terkendali dan terus meluas.
MUARO JAMBI, KOMPAS Kebakaran gambut di wilayah Jambi kian tak terkendali. Langit di Jambi memerah pada Sabtu-Minggu (21-22/9/2019) siang karena banyaknya titik panas dan tebalnya kabut asap.
Sinar matahari pada siang hari hampir tak mampu menembus udara yang tertutup pekatnya partikel debu. Konsentrasi partikulat PM 2,5 mencapai 1.174, berada pada level berbahaya untuk kesehatan.
Di Kecamatan Kumpeh Ulu dan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi, yang merupakan wilayah terparah kebakaran, langit bahkan sempat gelap kemerahan pada Sabtu siang. Kondisi itu merupakan fenomena baru yang menakutkan masyarakat setempat. ”Baru kali ini langit begitu gelap dan suram seperti ini,” kata Yati, warga Desa Puding, Kumpeh.
Warga lainnya, Uniyati, mengungsikan seluruh keluarga ke rumah kerabatnya yang bertempat tinggal di seberang Sungai Batanghari. ”Kami semua takut. Kebakaran di lahan perusahaan tinggal 200 meter jaraknya dari rumah,” katanya.
Peneliti gambut dari Universitas Jambi, Asmadi Saad, menyebut partikel abu yang semakin tebal di Jambi menghalangi masuknya sinar berwarna biru dan hijau gelombang pendek. Hanya sinar merah gelombang panjang saja yang dapat menembusnya. ”Itu sebabnya, langit gelap agak kemerahan,” katanya.
Kebakaran gambut di Muaro Jambi diduga berasal dari areal dua perusahaan. ”Laporan petugas di lapangan, areal yang terbakar di Muaro Jambi dari PT P dan PT PDI, masing-masing 500 hektar. Penyebab kebakaran, menurut analisis satuan tugas, sengaja dibakar dengan cara yang sistematis,” kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Doni Monardo, di Jakarta, kemarin.
Indikasi pembakaran secara sengaja ini telah dilaporkan kepada polisi serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Meluas
Secara terpisah, Direktur Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Rudi Syaf, mengatakan, lahan gambut yang terbakar di Jambi meluas, dari semula 8.168 hektar menjadi 28.889 hektar. Pada gambut berkedalaman di atas 4 meter, luas terbakar bertambah 11.719 hektar. Pada gambut kedalaman 2-4 meter bertambah 8.256 hektar. Adapun pada gambut kedalaman hingga 0,5-2 meter bertambah 746 hektar.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Agus Dwi Susanto mengatakan, tingginya konsentrasi partikel pencemar pada kabut asap sangat membahayakan kesehatan. Selain dampak jangka pendek berupa berbagai penyakit pernapasan hingga jantung, asap kebakaran juga bisa berdampak jangka panjang.
Upaya penegakan hukum dilakukan polisi terhadap pelaku pembakaran lahan gambut. Kepala Polda Jambi Inspektur Jenderal Muchlis mengatakan, sudah 37 tersangka yang ditetapkan dalam kasus kebakaran tahun ini. Semuanya merupakan tersangka perseorangan. (ITA/AIK/JUM/IDO)