Hujan ringan yang mulai mengguyur Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (23/9/2019), menyebabkan kabut asap sedikit berkurang. Meski turun hujan, modifikasi cuaca tetap dilakukan hingga situasi benar-benar stabil.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Hujan ringan yang mulai mengguyur Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (23/9/2019) pagi, menyebabkan kabut asap sedikit berkurang. Meski turun hujan, modifikasi cuaca tetap dilakukan hingga situasi benar-benar stabil.
Pantauan Kompas, hujan ringan turun sekitar 15 menit di Kota Pontianak dan Kubu Raya pada Senin sekitar pukul 09.00. Hujan cukup membasahi tanah sehingga mampu menghilangkan kabut asap pada Senin pagi.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Bandara Internasional Supadio Pontianak, Sutikno, Senin, mengatakan, sesuai perkiraan, memang akan turun hujan di wilayah Kalbar. Meski belum merata, sebagian besar wilayah di Kalbar sudah diguyur hujan sejak Minggu (22/9).
”Daerah yang sudah diguyur hujan antara lain Kabupaten Sambas, Sintang, Melawi, Kapuas Hulu, Landak, Mempawah, Kubu Raya, Kota Pontianak, dan Singkawang. Namun, hujan di setiap wilayah itu belum merata. Di wilayah pesisir juga ada potensi hujan pada Senin,” kata Sutikno.
Seminggu ke depan, hujan berpotensi turun di semua kabupaten/kota Kalbar.
Seminggu ke depan, hujan berpotensi turun di semua kabupaten/kota Kalbar. Mulai Selasa (24/9) diprediksi akan banyak lagi wilayah yang diguyur hujan, terutama pada Rabu hingga Sabtu (25-28/9) dengan intensitas sedang sampai lebat.
”Sebagian wilayah Ketapang dan Kayong Utara pada Rabu (25/9) berpotensi hujan. Hujan di daerah itu diprediksi akan merata pada Kamis (26/9) atau Jumat (27/9) dengan intensitas sedang hingga lebat,” paparnya.
Koordinator Lapangan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi untuk Operasional Teknologi Modifikasi Cuaca di Kalbar Satyo menuturkan, meski sejumlah wilayah telah diguyur hujan, kegiatan modifikasi cuaca tetap dilakukan pada Senin (23/9). Senin, ada dua penerbangan untuk penyemaian garam.
Total garam yang akan ditabur pada Senin sekitar 1.600 kilogram. Wilayah yang menjadi sasaran penyemaian garam antara lain Kubu Raya, Kayong Utara, Ketapang bagian utara, dan Sekadau. Penyemaian garam juga menyesuaikan dengan kondisi awan potensial.
Operasi modifikasi cuaca akan dilaksanakan hingga situasi betul-betul stabil.
”Awan potensial dua hari ke depan diprediksi muncul. Kami memaksimalkan potensi munculnya awan potensial di sejumlah wilayah. Operasi modifikasi cuaca akan dilaksanakan hingga situasi betul-betul stabil,” ucap Satyo.
Modifikasi cuaca juga terus dilakukan karena intensitas hujan yang turun belum lebat dan merata serta baru terjadi beberapa hari. Untuk meningkatkan peluang keberhasilan, setiap hari penyemaian garam ke awan potensial dilakukan sekitar dua kali.
Titik panas berdasarkan pantauan citra satelit sejak Minggu (22/9) pukul 07.00 hingga Senin (23/9) pukul 07.00 mulai menurun sementara waktu, yakni 66 titik. Titik panas itu tersebar di Mempawah (3), Sanggau (2), Ketapang (30), Sintang (17), Kapuas Hulu (2), Sekadau (1), Kayong Utara (8), dan Mepawai (3).
Kasus ISPA
Sementara itu, kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kalbar terus meningkat sebagai dampak dari kabut asap beberapa minggu terakhir. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun dari 14 kabupaten/kota, kasus ISPA pada pekan ke-36 tercatat 6.959 kasus. Angka itu meningkat menjadi 7.826 kasus pada pekan ke-37 dan meningkat menjadi 9.458 kasus pada pekan ke-38.
Sejumlah kabupaten/kota telah menyediakan rumah oksigen di tempat pelayanan kesehatan, terutama di rumah sakit dan puskesmas. Gubernur Kalbar Sutarmidji sebelumnya telah memerintahkan kabupaten/kota untuk mendirikan rumah oksigen. Petugas kesehatan siaga 24 jam di rumah oksigen.
Harisson menuturkan, menurut BMKG, sejak 22 September hingga seminggu ke depan hujan berpotensi mulai turun. Turunnya hujan diharapkan mengurangi dampak kabut asap di Kalbar sekaligus menekan angka penyakit ISPA.
Selain mengganggu kesehatan, kabut asap beberapa minggu belakangan juga sempat mengganggu ekspedisi. Asisten General Manager J&T Express Pontianak Okto Setiawan mengatakan, dampak kabut asap lebih pada keterlambatan pengiriman. Mobil yang membawa barang tidak bisa cepat akibat jarak pandang terbatas karena harus lebih berhati-hati saat terhalang kabut asap. Keterlambatan pengiriman hingga sekitar 10 jam.
Pengiriman barang dari Pontianak ke luar Pontianak sepekan terakhir juga terganggu. Pengiriman dalam sehari yang biasanya bisa tiga hingga empat kali, turun menjadi hanya satu sampai dua kali. Sejumlah pelanggan, terutama yang tinggal di luar Kalimantan, menurut Okto, mulai mengeluh.
”Tidak semua konsumen mengetahui bahwa di Kalimantan sedang dilanda kabut asap. Namun, saat dijelaskan mereka bisa memahami. Meskipun demikian, animo masyarakat mengirimkan barang masih tinggi,” ucapnya.