Kebakaran kembali melanda permukiman padat penduduk di Jakarta. Selain hubungan pendek arus listrik, kemarau juga dianggap sebagai salah satu faktor pemicu mudahnya terjadi kebakaran.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Permukiman padat penduduk di Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat, ludes dilalap api, Senin (23/9/2019). Kebakaran ini menambah jumlah kasus serupa dalam beberapa hari terakhir. Warga berharap pemerintah secepatnya membantu pengurusan ulang surat-surat kependudukan.
Kebakaran itu menjadi yang ketiga dalam kurun waktu tiga hari. Sebelumnya, kebakaran melanda permukiman padat penduduk di Kelurahan Rawa Bunga dan Kelurahan Bali Mester, Jatinegara, Jakarta Timur, Sabtu (21/9/2019) dini hari. Sebanyak 129 rumah hangus terbakar dan 452 warga untuk sementara harus mengungsi.
Keesokan harinya, Minggu (22/9/2019) malam, kebakaran terjadi di Kelurahan Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Akibatnya, 50 rumah ludes terbakar dan 200 warga mengungsi.
Sementara itu, kebakaran di Jalan Terate RT 009 RW 004, Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat, menghanguskan 40 rumah. Adapun 120 warga mengungsi tidak jauh dari lokasi kebakaran.
Sebanyak 14 mobil pemadam kebakaran terjun ke lokasi untuk memadamkan api. Saat ini tengah dilakukan proses pendinginan dan pembersihan area yang terbakar.
”Petugas sempat terhambat akses jalan yang sempit, hanya cukup untuk satu mobil damkar berukuran kecil. Kami menyiasati dengan menyambungkan selang antarmobil damkar,” ucap Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romlih.
Letak permukiman padat penduduk itu tidak jauh dari Pasar Kemiri. Akses jalannya hanya satu dan selebar sekitar 3 meter. Semakin masuk ke dalam permukiman, akses jalan semakin sempit.
Sebagian besar rumah yang terbakar merupakan rumah petak. Rumah-rumah itu terbuat dari tripleks dan seng. Randy Akbar (52), warga RT 009 RW 004, Kampung Salo, Kembangan Utara, menuturkan, api berasal dari lantai dua salah satu rumah.
”Api berkobar dari lantai dua, kemungkinan besar aliran listrik karena dapur berada di lantai satu. Sumber api dari atas,” kata Randy. Kebakaran terjadi sekitar pukul 07.00. Lanjut Randy, pemilik rumah sedang mandi saat lantai dua rumahnya terbakar. Ia berusaha memadamkan api dengan air seadanya, tetapi upaya itu tidak membuahkan hasil.
Warga berlari menyelamatkan diri. Tidak ada harta benda yang tersisa kecuali pakaian di badan. Kendaraan roda empat dan roda dua pun tidak luput dari kobaran api. ”Api menjalar dengan cepat. Syukur tidak ada korban. Anak-anak dan warga lansia selamat. Tetapi, barang dan surat-surat habis terbakar,” ucapnya.
Warga berharap pemerintah secepatnya mendata serta membantu pengurusan ulang surat-surat kependudukan. ”Ya, kalau bisa secepatnya untuk urus surat-surat. Tidak ada yang tersisa. Belum lagi surat untuk anak-anak sekolah,” kata Muliani (37), warga RT 009 RW 004.
Camat Kembangan Agus Ramdani di lokasi kebakaran memastikan bantuan pengurusan ulang surat-surat kependudukan bagi warga terdampak kebakaran.
”Saya koordinasi dengan suku dinas terkait untuk pengurusan surat-surat. Setelah pendataan baru diurus. Perlengkapan anak sekolah juga jadi prioritas,” ucap Agus.
Suku Dinas Sosial Jakarta Barat telah menyalurkan bantuan satu tenda untuk pengungsian dan makan siang 150 bungkus.