Performa tidak meyakinkan Manchester United di awal musim ini bisa membuat mereka kembali gagal finis di empat besar Liga Inggris. Memperbaiki penampilan MU menjadi tantangan besar bagi Manajer Ole Gunnar Solskjaer.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LONDON, MINGGU — Ian Wright, mantan pemain West Ham United, meramal dengan penuh keyakinan bahwa mantan timnya itu akan menumbangkan Manchester United. Ramalannya itu menjadi kenyataan. Skuad ”Setan Merah” tidak bertaji dan dibekap tuan rumah West Ham, 0-2, di Liga Inggris, Sabtu (22/9/2019) malam WIB.
”Hal yang saya suka dari tim West Ham saat ini adalah (Sebastian) Haller serta duo Felipe Anderson dan Yarmolenko yang punya kecepatan dari lini sayap. Saya kira mereka bakal menyerang dan menekan MU, saya yakin itu. Jika itu terjadi dan MU dalam tekanan, Anda akan melihat MU yang rapuh,” tutur Wright dikutip media Inggris, Metro, Sabtu (21/9).
Apa yang dikatakan Wright bak naskah laga yang terjadi di Stadion London, kemarin malam. MU, yang bermain tanpa sejumlah pemain pilarnya, seperti Paul Pogba, Luke Shaw, dan Anthony Martial, itu tampak gugup di markas West Ham. Tim berjuluk ”Palu Godam” itu betul-betul menekan tamunya dan menciptakan enam peluang gol berbanding tiga milik MU di sepanjang laga itu.
Yarmolenko membuka gol West Ham di babak pertama lalu disusul gol indah lewat tendangan bebas kaki kiri bek sayap Aaron Creswell yang tidak mampu dijangkau kiper MU David De Gea. Kemenangan itu melambungkan West Ham, tim asuhan Manuel Pellegrini, ke peringkat empat besar di Liga Inggris. Sebaliknya, kekalahan itu membenamkan tim Setan Merah ke peringkat ketujuh.
Mantan pelatih MU Jose Moutinho pun menilai tidak ada hal positif dari Setan Merah di laga ini. ”Saya kira tidak ada. Kami buruk musim lalu, tetapi saya tidak melihat adanya perbaikan (musim ini) meskipun dengan hadirnya tiga pemain baru (salah satunya bek tengah Harry Maguire). Saya menyukai ketiganya, saya kira para pemain baru ini membawa kualitas bagus ke tim, tetapi dalam hal tim sebagai sebuah tim (kerja), saya tidak suka sama sekali. Saya tidak terkejut dengan kekalahan ini,” ujar Mourinho dikutip The Guardian kemarin.
MU pada musim ini, yang diasuh manajer Ole Gunnar Solskjaer, jauh lebih buruk dari periode yang sama musim lalu, yaitu saat masih diasuh Mourinho. Saat ini, MU baru menuai delapan poin dari enam laga Liga Inggris. Musim lalu, mereka mengemas sepuluh poin dari jumlah laga yang sama. Roy Keane, legenda MU, pun tidak dapat menutupi kekecewaannya menyaksikan laga di London itu.
”Saya sadar itu (Stadion London) bukan tempat yang bagus. Namun, saya terkejut dan sedih menyadari betapa buruknya mereka bermain. United kekurangan segala hal, mulai dari semangat, gairah, kualitas, pemimpin, hingga karakter. Sungguh menakutkan melihat betapa dalamnya mereka terjatuh saat ini,” tutur Keane.
Seperti dikatakan Keane, alih-alih menakutkan bagi lawan-lawannya seperti di masa silam, Setan Merah kini menjelma tim medioker. Posisi mereka saat ini, yaitu di peringkat ketujuh, tidaklah lebih baik dari West Ham maupun Bournemouth, dua tim tradisi papan tengah, yang kini menghuni peringkat lima besar. MU di era Solskjaer memiliki rekor sangat buruk di laga tandang.
Sejak mengalahkan Paris Saint-Germain, 3-1, di Parc des Princes pada babak 16 besar Liga Champions Eropa musim lalu, MU seolah menjadi tim yang berbeda. Mereka tidak pernah menang di sembilan laga tandang terakhirnya di berbagai kompetisi. Enam laga di antaranya bahkan berakhir dengan kekalahan, termasuk dari West Ham.
Ian Wright, yang menjagokan Liverpool juara Liga Inggris musim ini pun kembali memutar ”bola kristal” ramalannya. Ia meyakini MU bakal gagal finis di empat besar Liga Inggris pada akhir musim ini. Musim lalu, mereka hanya mampu finis keenam dan absen di Liga Champions musim ini.
”Saya bisa membayangkan musim ini sebagai tahun turbulensi bagi MU. Finis keempat bakal menjadi pencapaian fenomenal bagi Solskjaer,” tutur Chris Sutton, mantan pemain Liga Inggris lainnya.
Perubahan konstelasi
Musim ini, persaingan di peringkat ketiga dan keempat Liga Inggris bakal lebih sengit. Selain MU, para unggulan lainnya, seperti Tottenham Hotspur, Chelsea, dan Arsenal, di luar dugaan tengah tertaih-tatih di awal musim ini. Arsenal dan Chelsea, misalnya, kini tengah terseok-seok di papan tengah dan terlempar dari peringkat tujuh besar. Adapun Spurs kini di peringkat keenam.
Perubahan konstelasi kekuatan tim-tim big six alias langganan enam besar itu lantas dimanfaatkan tim-tim ”kuda hitam”, seperti Leicester City dan West Ham. Keduanya kini ada di peringkat empat besar Liga Inggris mendampingi Liverpool dan Manchester City yang bakal sulit terkejar di perburuan gelar juara. West Ham, misalnya, mematok target finis keempat dan tampil di Liga Champions musim depan.
Mereka optimistis meraih target besar itu bersama Pellegrini, manajer kaya pengalaman yang pernah membawa Manchester City meraih trofi Liga Inggris dan mencapai semifinal Liga Champions pada 2016. Musim ini menjadi tahun kedua Pellegrini bersama West Ham.
”Ada keyakinan bahwa musim ini kita bisa mendobrak tradisi big six. Saya bahkan berpikir lebih jauh. Saya kira, ada peluang tim lain menembus empat besar, termasuk kami!” ujar kapten West ham Mark Noble di laman resmi West Ham.