Pasar Kosambi Bandung Diproyeksikan Jadi Mal Pelayanan Publik
Pemerintah Kota Bandung bakal merevitalisasi Pasar Kosambi menjadi tempat layak bagi mal pelayanan publik. Keberadaan layanan itu diharapkan dapat meningkatkan transaksi yang lesu di pasar itu pascakebakaran 19 Mei 2019.
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS-Pemerintah Kota Bandung bakal merevitalisasi Pasar Kosambi menjadi tempat layak bagi mal pelayanan publik. Keberadaan mal itu diharapkan dapat meningkatkan transaksi yang lesu di pasar itu pascakebakaran 19 Mei 2019.
Kebakaran hebat melahap 172 kios yang berada di basemen, lantai 1, dan lantai 2. Kios di basemen menjual bahan pokok, oleh-oleh khas Bandung, plastik, penggilingan kelapa, daging sapi, daging ayam, dan ikan. Sedangkan lantai 1 dan 2 diisi kios-kios pakaian. Hingga kini, Pasar Kosambi masih diperbaiki. Total ada enam lantai di pasar ini.
Dalam kunjungannya ke Kosambi, Senin (23/9/2019), Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, dana yang disiapkan untuk merevitalisasi sebesar Rp 2,5 miliar. Yana yang didampingi Direktur Umum Operasional dan Komersil Perusahaan Daerah Pasar Bermartabat Kota Bandung Panca Saktiadi, dan Kepala Pasar Kosambi Septi Sahreza memantau sejumlah tempat.
Salah satunya lantai tiga, yang akan disediakan untuk area mal pelayanan publik. Dalam kondisi gelap, karena tak ada penerangan, ia melihat lift dan eskalator yang tidak befungsi lagi.
“Ditargetkan revitalisasi dan pembangunan infrastruktur untuk mal pelayanan publik tuntas November 2019, termasuk lift dan eskalator akan difungsikan lagi. Harapannya, memberi kemajuan bagi Pasar Kosambi. Hari ini, usulannya sudah disampaikan ke Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi,” kata Yana.
Menurut Yana, mal akan mengintegrasikan semua pelayanan publik dari instansi di internal, maupun eksternal Pemkot Bandung. Di sana, akan diproyeksikan juga dibuka layanan keimigrasian.
Usulan pembangunan mal pelayanan publik sekaligus jadi momentum penataan pasar yang didirikan tahun 1996 ini. Hingga kini, aktivitas di lantai 3 dan 4 masih kosong, bahkan sebelum kebakaran terjadi
Yana juga menyinggung, usulan pembangunan mal pelayanan publik sekaligus jadi momentum penataan pasar yang didirikan tahun 1996 ini. Hingga kini, aktivitas di lantai 3 dan 4 masih kosong, bahkan sebelum kebakaran terjadi.
Pada tahun 2014, Ridwan Kamil, yang ketika itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung, memproyeksikan Pasar Kosambi menjadi pasar kerajinan Indonesia. Namun, rencana itu belum dapat direalisasikan hingga kini.
Penataan pasar lain
Tidak hanya Kosambi, pasar-pasar lain di Kota Bandung juga tengah direvitalisasi. Salah satunya adalah Pasar Cicadas. Di sana, kini tengah dibangun kios untuk pedagang kaki lima. “Pembangunan ulang juga dilakukan pada Pasar Cihaurgeulis. Nilai investasi sekitar Rp 29 miliar. Kondisi bangunan pasar yang lama sudah rusak,” ucapnya.
Direktur Umum Operasional dan Komersil Perusahaan Daerah Pasar Bermartabat Kota Bandung Panca Saktiadi menuturkan, sebagian lantai tiga Pasar Kosambi akan digunakan untuk mal pelayanan publik. Dari total lahan seluas 5.000 meter persegi, lahan yang akan dipakai seluas 1.300 meter persegi. Sisanya, kata Panca, akan digunakan untuk kantor imigrasi.
“Bersamaan dengan rencana pembangunan mal pelayanan publik, semua pedagang di halaman depan Pasar Kosambi akan disediakan kios di basemen. Di halaman depan pasar akan difungsikan sepenuhnya untuk tempat parkir,” ujar Panca.
Kepala Pasar Kosambi Septi Sahreza berpendapat, dengan adanya mal pelayanan publik, akan berdampak positif bagi pedagang yang jumlahnya kini mencapai 333 orang. Dia yakin, peluang ekonomi di Kosambi akan hidup kembali.
“Masyarakat dapat lebih mengenal Pasar Kosambi. Saat ini, masyarakat lebih memilih belanja ke supermarket daripada ke pasar tradisional. Kebakaran yang terjadi beberapa hari lalu semakin membuat minat masyarakat minim datang ke sini,” kata Septi.