Bincang Kompas-Marimas Bahas Pengelolaan Sampah Semarang
Harian Kompas bekerja sama dengan Marimas menyelenggarakan diskusi dengan tajuk ”Manajemen Sampah Kota: Menuju Langit Biru Kota Semarang” di Hotel Grasia Semarang, Jawa Tengah, Selasa (24/9/2019).
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Harian Kompas bekerja sama dengan Marimas menyelenggarakan diskusi bertajuk ”Manajemen Sampah Kota: Menuju Langit Biru Kota Semarang” di Hotel Grasia Semarang, Selasa (24/9/2019). Dalam acara ini digodok sejumlah cara terbaik meminimalkan masalah sampah di ibu kota Jawa Tengah ini.
Hadir sebagai pembicara adalah Direktur PT Marimas Putera Kencana Harjanto Kusuma Halim; Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang Sapto Adi Sugihartono; pengamat lingkungan dari Universitas Katolik Soegijapranata, Wijanto Hadipuro; dan pengelola bank sampah Resik Becik, Ika Yudha. Moderator diskusi ini Kepala Biro Jawa Tengah Harian Kompas Gregorius Magnus Finesso.
Acara dibuka Wakil Kepala Desk Nusantara Harian Kompas Wahyu Haryo. Menurut rencana, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi akan menjadi pembicara kunci.
Sapto mengatakan, dari sekitar 1.200 ton sampah yang diproduksi di Kota Semarang, 900 ton di antaranya masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang. Sekitar 300 ton lainnya masuk bank sampah, pembuatan bata ecobrick, dan belum terolah. Jika jumlah sampah tidak bisa ditekan, TPA Jatibarang, seluas 46 hektar, akan terlalu penuh dalam waktu 10 tahun ke depan.
”Hal itu menjadi tantangan. Kami terus dorong pembentukan bank sampah. Saat ini, ada 120 bank sampah dari 177 kelurahan yang ada di Kota Semarang. Target kami, setiap kelurahan memiliki bank sampah,” kata Sapto.
Sementara itu, Wijanto menuturkan, hal utama yang perlu dilakukan dalam mengatasi persoalan sampah melalui pendekatan proses. Apabila belum ada kesadaran pengolahan limbah yang baik dari produsen, maka harus ada tekanan dari masyarakat dengan menjadi konsumen hijau.
Wahyu Haryo menuturkan, manajemen sampah di Kota Semarang tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota Semarang. Perlu swasta dan akademisi untuk mengatasi hal ini. Peran aktif warga juga dibutuhkan agar pengelolaan sampah menjadi lebih maksimal.
Harian Kompas turut mendukung teratasinya pengelolaan sampah yang menjadi salah satu masalah di perkotaan. Tidak hanya menjadi kontrol sosial, harian Kompas juga menjadi media atau ruang bertemunya para pihak dalam mengatasi permasalahan kota.
”Harian Kompas turut mendukung teratasinya pengelolaan sampah yang menjadi salah satu masalah di perkotaan. Tidak hanya menjadi kontrol sosial, harian Kompas juga menjadi media atau ruang bertemunya para pihak dalam mengatasi permasalahan kota,” kata Wahyu Haryo.