Unjuk rasa di Makassar yang semula damai berakhir ricuh. Situasi akhirnya bisa terkendali pada malam hari setelah polisi memukul mundur mahasiswa dan membuka jalan yang lumpuh sejak siang.
Oleh
RENY SRI AYU ARMAN
·2 menit baca
MAKASSAR, KOMPAS — Demonstrasi mahasiswa di Makassar berakhir ricuh, Senin (11/4/2022) sore. Polisi memukul mundur mahasiswa dengan tembakan gas air mata yang dibalas lemparan baru oleh mahasiswa dan warga.
Unjuk rasa ini mengusung sejumlah isu utama penolakan wacana jabatan presiden tiga periode, penundaan pemilu, kenaikan harga, hingga pemulihan ekonomi. Aksi dimulai sejak pagi dan berlangsung hingga malam.
Semula aksi dilakukan mahasiswa di kampus masing-masing. Namun, siang hari mereka bergerak ke pusat titik aksi di perempatan Jalan Tol Reformasi. Di situ mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar bergabung bersama kelompok masyarakat dari berbagai organisasi.
Aksi awalnya berlangsung tertib hingga menjelang petang, sejumlah mahasiswa memaksa masuk ke Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulsel. Mereka tidak hanya mencoba merobohkan pagar, tetapi juga melempar batu dan berbagai benda ke dalam gedung. Mereka juga membakar ban di depan pintu masuk Gedung DPRD.
Upaya persuasif polisi yang meminta mahasiswa menghentikan aksi anarkistis tak membuahkan hasil sehingga polisi memukul mundur mahasiswa dengan tembakan gas air mata. Pasukan dengan tameng pelindung terus mendesak mundur mahasiswa dan membuka jalan sekitar Tol Reformasi yang lumpuh sejak siang.
Upaya ini mendapat aksi balasan dari mahasiswa yang terus melempar batu ke barisan polisi. Sebagian warga di sekitar lokasi demo ikut melempar batu ke arah polisi.
Hingga saat berbuka tiba, situasi belum sepenuhnya terkendali. Sebagian aparat keamanan dan mahasiswa berbuka di tengah kericuhan aksi unjuk rasa.
Sebagian aparat keamanan dan mahasiswa berbuka di tengah kericuhan aksi unjuk rasa.
”Kami juga tidak tahu dari mana mulanya lemparan batu. Kemungkinan ada yang memprovokasi sehingga yang lain ikut terprovokasi. Yang jelas aksi ini kami lakukan karena membawa kepentingan banyak orang,” kata Nur Waqiah (20), salah satu peserta aksi dari Universitas Muslim Indonesia.
Dalam unjuk rasa itu, aparat keamanan menciduk sejumlah mahasiswa yang terlibat bentrok. Hingga kini belum ada konfirmasi terkait jumlah mahasiswa yang ditahan serta yang menderita luka-luka. Polisi masih terus berjaga di sekitar jalan Tol Reformasi dan juga titik-titik aksi lain termasuk di perbatasan Makassar-Gowa.