Situasi demonstrasi mahasiswa dan buruh di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat mulai memanas. Keinginan mereka masuk bertemu wakil rakyat belum terpenuhi.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dhany
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Situasi demonstrasi mahasiswa dan buruh di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat memanas, Selasa (24/9/2019). Terjadi aksi lempar botol dan saling dorong di gerbang masuk Gedung DPR.
Mahasiswa melempar aparat yang berjaga di depannya agar tidak menghalangi mereka masuk lewat pintu gerbang. Sejauh pengamatan Kompas, tidak ada yang terluka. Begitu pun pihak yang diamankan aparat karena aksi ini.
Aksi ini terjadi tepat ketika Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono dan jajarannya meninjau lokasi demonstrasi. Saat kejadian itu, Gatot terlihat melakukan koordinasi dengan jajarannya.
Kepala Polres Jakarta Pusat Komisaris Besar Harry Kurniawan berusaha menenangkan massa dari atas mobil barikade. ”Aspirasi mahasiswa kami ikuti. Jangan terjadi keributan. Tolong jaga almamaternya,” ucap Harry di hadapan demonstran.
Harry meminta perwakilan mahasiswa untuk berdialog dengan Kepala Polda Metro Jaya terkait dengan permintaan bertemu dengan perwakilan DPR. Sebelumnya mahasiswa meminta bertemu dengan perwakilan DPR. Mahasiswa memberikan waktu 30 menit bagi polisi untuk berdialog dengan perwakilan DPR.
”Kami mahasiswa meminta bertemu dengan pimpinan DPR. Mereka harus hadir di tengah mahasiswa untuk berdialog,” kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Jakarta Muhamad Abdul Basir atau Abas.
Mahasiswa juga meminta polisi untuk mundur dari gerbang DPR. Kepada rekannya sesama mahasiswa, orator unjuk rasa meminta mereka mendengarkan satu komando dan tidak terpancing.
Demonstrasi mahasiswa hari ini menuntut penundaan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, RUU Pemasyarakatan, dan RUU Komisi Pemberantasan Korupsi. Mereka yang berunjuk rasa berasal dari elemen sejumlah kampus di Jakarta dan kota-kota lain di Provinsi Jawa Barat, Banten, dan sekitarnya. Sebagian peserta demo juga berasal dari unsur buruh.