JAKARTA, KOMPAS -- Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik DKI Jakarta Taufan Bakri mengatakan, sebelum berlangsungnya unjuk rasa, pihaknya sudah mengumpulkan perwakilan badan eksekutif mahasiswa dari beberapa universitas di kawasan DKI Jakarta untuk tetap menjaga aksi tak merusak aset maupun fasilitas umum.
"Nomor satu, Kita beri hak demokrasi bagi adik-adik kita keluarkan aspirasinya. Namun juga memberi himbauan pada kampus-kampus untuk jangan merusak aset yang kita punya,” kata Taufik Bakri di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Di antaranya adalah menjaga transportasi publik yang dinaiki seperti MRT dan Trans Jakarta sebab merupakan bagian dari kepentingan umum.
Menurut Taufik, pihaknya juga sudah memetakan potensi ricuh yang kemungkinan terjadi serta berpotensi mengganggu kepentingan umum di DKI Jakarta. Sejumlah antisipasi yang diperlukan sudah dilakukan.
Glodok aman
Meski unjuk rasa memprotes RUU yang dinilai bermasalah berlanjut hingga masuk hari kedua di Jakarta, sejumlah pedagang di Pasar Glodok City, Jakarta Barat, menyatakan yakin aktivitas bisnis tidak akan terganggu. Berdasarkan pengalaman saat demonstrasi besar memprotes pengumuman hasil pemilihan presiden pecah Mei lalu, kericuhan tidak merembet ke tempat usaha mereka.
"Pemerintah saat ini bagus untuk keamanannya dan dalam segala hal," tutur pemilik toko elektronik, Kelvin (55), Selasa (24/9/2019), di Pasar Glodok City. Keyakinan itu membuat ia merasa terjamin untuk tetap berdagang.
Pedagang barang elektronik lainnya, Zaenal (29), juga merasa tenang meski awalnya terdapat kekhawatiran. "Saya melihat situasi demo dari status teman-teman saya di WA (Whatsapp), menurut saya aktivitas tidak akan terganggu karena demo itu," tuturnya.
Zaenal mencontohkan, saat demonstrasi pecah tanggal 21-22 Mei lalu dan memicu tewasnya sembilan warga sipil, ia dan para pedagang lain tetap berdagang seperti biasanya. Meski demikian, memang terdapat penjagaan anggota TNI dan Polri ketika itu di kawasan Glodok.