Persija Jakarta sementara menjauh dari zona degradasi setelah menang 1-0 atas Barito Putera. Persija membutuhkan lebih banyak kemenangan untuk kembali ke papan atas klasemen Liga 1.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Persija Jakarta langsung bangkit sejak dipimpin pelatih sementara Sudirman yang menggantikan Julio Banuelos. Dalam debutnya sebagai pelatih sementara, Sudirman cermat membaca kekuatan lawan dan berhasil mengantar ”Macan Kemayoran” menang atas Barito Putera, 1-0, pada laga Shopee Liga 1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Senin (23/9/2019).
Gol tunggal itu diciptakan Heri Susanto melalui tendangan kerasnya pada menit ke-53. Ia baru masuk pada menit ke-41 menggantikan Novri Setiawan dan langsung membantu memperkuat serangan.
Kemenangan ini membuat Persija keluar dari zona degradasi dan kini berada di posisi ke-13 dengan mengumpulkan 20 poin. ”Ini poin penting bagi kami karena ini (posisi papan bawah) bukan posisi Persija yang seharusnya. Semoga kami bisa terus meraih poin,” ujar Sudirman.
Persija bisa terperosok ke papan bawah klasemen karena tampil buruk sejak awal musim ini. Manajemen klub pun sampai mengganti pelatih sebanyak dua kali.
Pada awal musim, Persija ditangani Ivan Kolev yang kemudian mundur setelah tiga laga. Julio Banuelos, sebagai pengganti Kolev, ternyata tidak mampu mengangkat performa tim dan dipecat pada pekan lalu setelah Persija kalah 0-1 dari Bali United.
Sudirman sebelumnya merupakan asisten pelatih dan sudah memahami karakter para pemain. Oleh karena itu, ia mampu memilih pemain yang tepat untuk diturunkan melawan Barito pada Senin kemarin. Pemahamannya terhadap pemain dan kekuatan lawan menjadi kunci kemenangan.
Dua pemain Barito yang menjadi perhatian Sudirman adalah Rizki Pora dan Samsul Arif Munip. Mereka berdua ialah pemain berpengalaman, punya kecepatan, dan piawai memberikan umpan-umpan silang. Sudirman merasa harus menurunkan pemain yang juga berpengalaman untuk mematikan langkah mereka.
Pilihan di sisi kanan untuk menghentikan Rizki Pora jatuh ke Tony Sucipto dan di sebelah kiri ada Sandi Darma Sute yang bertemu Samsul Arif. ”Tony ada di posisi itu karena dia juga pemain berpengalaman dan disegani. Rizki Pora juga akan segan,” kata Sudirman.
Sudirman juga menurunkan Ismed Sofyan yang kini juga menjabat sebagai asisten pelatih. Ismed merupakan pemain paling berpengalaman dan punya kemauan sangat keras. Karakter seperti itu sangat dibutuhkan tim pada laga sore kemarin.
Belum tajam
Meski menang, Persija masih memiliki masalah di lini depan. Mereka sudah agresif dalam menyerang, tetapi banyak peluang gol yang terbuang. Salah satunya karena striker utama Persija, Marko Simic, kerap salah langkah. Pergerakannya sering tidak tepat sehingga umpan dari rekan-rekannya tidak sampai.
Sudirman mengatakan, Simic merupakan striker yang sangat dibutuhkan tim. ”Memang dalam beberapa laga terakhir ia kurang fit. Namun, dia sangat profesional dan bekerja untuk tim. Meski sulit mencetak gol, ia berhasil membantu pemain lainnya,” ujarnya.
Ketajaman lini serang ini sangat dibutuhkan Persija pada laga tandang melawan Borneo, Jumat (27/9/2019). Borneo merupakan tim tangguh yang kini berada di peringkat keempat klasemen dan sudah mengumpulkan 30 poin.
Sudirman mengaku tidak diberi target apa pun dari manajemen. Ia juga tidak tahu sampai kapan akan menangani Macan Kemayoran dan fokus membenahi penampilan tim sampai manajemen mendapatkan pelatih tetap yang baru.
Terkait pergantian pelatih ini, Heri Susanto mengaku tidak ada perbedaan besar dalam hal latihan maupun permainan tim. ”Saya rasa yang berbeda saat ini adalah kami punya kemauan (untuk menang) lebih besar lagi,” katanya.
Sementara itu, Barito saat ini masih berada di zona degradasi atau peringkat ke-17 dengan 16 poin. Mereka akan menghadapi tim kuat pada laga berikutnya, yaitu Persebaya Surabaya, tim yang pernah dilatih Djadjang Nurdjaman sebelum menangani Barito Putera sampai saat ini.
”Semua laga berikutnya sangat krusial bagi kami. Melawan siapa pun kami harus bisa cari poin. Persebaya tentu menjadi fokus kami saat ini,” kata Djadjang.
Pelatih yang kerap disapa Djanur ini mengatakan hanya bisa terus mengevaluasi kesalahan, memperbaikinya, dan memompa semangat para pemain.