Sungai Cileungsi Tercemar, Pasokan Air Bersih Warga Bekasi Terganggu
Pencemaran Sungai Cileungsi mengganggu ketersediaan bahan baku air minum bagi warga Kota Bekasi, Jawa Barat. PDAM Tirta Patriot terpaksa mengurangi kapasitas produksi sehingga sebagian warga tidak mendapat air bersih.
Oleh
Stefanus Ato
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Pencemaran Sungai Cileungsi mengganggu ketersediaan bahan baku air minum bagi warga Kota Bekasi, Jawa Barat. Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Patriot terpaksa mengurangi kapasitas produksi sehingga sebagian warga tidak mendapat pelayanan air bersih.
Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot Sulihat mengatakan, perusahaannya saat ini menghadapi persoalan serius untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga Kota Bekasi. Hal itu karena air baku yang dipasok dari Sungai Cileungsi kian tercemar.
Kapasitas produksi air yang biasanya mencapai 480-500 liter per detik per hari dikurangi menjadi hanya berkisar 300-400 liter per detik setiap hari.
”Dari jumlah pelanggan kami 33.000 orang, hanya 60 persen pelanggan yang mendapat pelayanan air bersih. Di waktu tertentu, kalau kualitas air baku benar-benar buruk, produksi terpaksa kami hentikan,” ucapnya, Selasa (24/9/2019), di Bekasi.
Ia menambahkan, meskipun sungai tempat memasok bahan baku air tercemar, PDAM masih mampu menghilangkan kadar bahan kimia yang terkandung pada air baku. Namun, upaya itu tidak sepenuhnya menjaga kualitas air bersih karena air hasil produksi masih keruh dan berbau.
PDAM masih mampu menghilangkan kadar bahan kimia yang terkandung pada air baku. Namun, upaya itu tidak sepenuhnya menjaga kualitas air bersih karena air hasil produksi masih keruh dan berbau.
Pencemaran Sungai Cileungsi terjadi sejak lama. Dampak itu baru dirasakan PDAM Tirta Patriot setelah aliran Kali Malang diberi sipon (bangunan yang membawa air melewati bawah saluran lain) sehingga air kali itu tidak lagi bercampur dengan air Kali Cileungsi.
”Sejak ada sipon, air Kali Malang sepenuhnya dipakai Perusahaan Umum Jasa Tirta untuk kebutuhan air minum warga DKI. Kami hanya mendapat air baku dari Kali Malang 3 kubik per hari,” katanya.
Air baku yang dipasok dari Kali Malang itu saat diproduksi menjadi air bersih dicampur dengan air baku dari Sungai Cileungsi. Namun, jumlah air baku 3 kubik per hari dari Kali Malang itu tidak cukup meningkatkan produksi air bersih karena harus dibagi dengan PDAM Tirta Bhagasasi yang melayani kebutuhan air bersih warga Kabupaten Bekasi.
Padahal, PDAM Tirta Patriot mendapatkan kuota dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mengambil air baku 650 liter per detik setiap hari. Akan tetapi, kuota itu sulit diwujudkan karena air Sungai Cileungsi sudah sangat tidak layak.
”Jadi, kami harap secepatnya ada langkah dari pemerintah mengatasi pencemaran Kali Cileungsi. Atau kami diberi kesempatan untuk bisa ambil air baku lebih banyak dari Kali Malang,” ucapnya.
Suliwaty (45), warga Bekasi Utara, mengatakan, sejak Agustus 2019, kualitas air bersih yang didapatkan dari PDAM kotor dan berbau. Mereka juga kesulitan mencuci dan mandi karena air PDAM tidak rutin keluar setiap hari.
”Kemarin keluar normal. Tetapi, hari ini sudah siang juga belum ada air. Setiap tahun, kalau musim kemarau, begini,” ujarnya.
Pencemaran Sungai Cileungsi sudah menjadi perhatian Ombudsman Jakarta Raya. Data Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Sungai Cileungsi diduga dicemari 54 perusahaan di Kabupaten Bogor.
Sebelumnya, Kepala Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia Jakarta Raya Teguh P Nugroho mengatakan, meski sudah ada penindakan terhadap perusahaan yang membuang limbah ke sungai, penindakan itu belum menimbulkan efek jera. Dia menduga masih ada perusahaan yang melakukan hal serupa dan belum ditindak.
”Kasus pencemaran paling banyak ditangani Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor. Selama ini baru 17 perusahaan yang perkaranya diselesaikan dan masih ada 31 perusahaan yang sedang ditangani,” ucapnya.
Ketua Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas Puarman mengemukakan, Sungai Cileungsi tercemar berat. Ikan sapu-sapu yang paling bertahan hidup di air berlimbah dan kotor pun sudah tidak ditemukan lagi.
Sungai Cileungsi tercemar berat. Ikan sapu-sapu yang paling bertahan hidup di air berlimbah dan kotor pun sudah tidak ditemukan lagi.
Penanganan pencemaran itu juga harus dilakukan komprehensif dan dibawah komando Gubernur Jawa Barat. Sebab, Sungai Cileungsi mengalir melintasi dua daerah, yaitu Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi.