Sebanyak 65 delegasi dari parlemen negara-negara Eropa dan Asia berkumpul di Kazakhstan untuk menguatkan kerja sama ekonomi.
Oleh
Riana Afifah dari Nur-Sultan, Kazakhstan
·2 menit baca
NUR-SULTAN, KOMPAS -- Sebanyak 65 delegasi dari parlemen negara-negara Eropa dan Asia berkumpul untuk menguatkan kerja sama ekonomi. Ekonomi merupakan landasan bagi negara Eropa dan Asia dalam menjalani hubungan, baik bilateral maupun multilateral.
Hal ini merupakan salah satu topik utama yang disorot dalam Pertemuan Keempat Pemimpin Parlemen Negara-negara Eurasia di Nur-Sultan, Kazakhstan, Senin-Selasa (23-24/9/2019). “Para delegasi berdiskusi untuk memastikan pengembangan berkelanjutan negara-negara Eurasia (nama daratan luas tempat benua Asia dan Eropa berada),” ujar Wakil Menteri Luar Negeri Kazakhstan Roman Vasilenko, di Nur-Sultan, Senin.
Ekonomi merupakan landasan bagi negara Eropa dan Asia dalam menjalani hubungan, baik bilateral maupun multilateral.
Indonesia diwakili oleh Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon. Ia dijadwalkan untuk berbicara dalam pertemuan tersebut.
Hubungan diplomatik Indonesia-Kazakhstan terjalin sejak 1993. Kendati demikian, menurut Vasilenko, upaya penguatan kerja sama ekonomi di antara kedua negara masih tetap diperlukan.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kazakhstan Rahmat Pramono menyebutkan, nilai perdagangan antara Indonesia dan Kazakhstan mencapai 229 juta dollar Amerika Serikat pada periode Januari-Juli 2019. Sebelumnya, sepanjang 2018, nilai perdagangan Indonesia dan Kazakhstan ialah 60,29 juta dollar AS.
Peningkatan pesat ini disumbangkan dari ekspor produk kimia, alat-alat elektronik, dan produk turunan minyak. “Pada masa mendatang, nilai perdagangan ini harus semakin ditingkatkan dengan mendorong produk unggulan lain, seperti produk perikanan dan hortikultur,” ungkap Rahmat.
Perang dagang AS-China yang sedang terjadi, menurut dia, berdampak pada upaya pengembangan produk baru. Adapun untuk produk andalan, hal itu tak terlalu terdampak karena Kazakhstan merupakan ”konsumen loyal” terhadap Indonesia.