Salah satu korban luka saat aksi mahasiswa menjalani perawatan serius di rumah sakit. Dia ditemukan tidak berdaya dengan luka di bagian kepala.
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DANY/*
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Faisal Amir korban luka saat demonstrasi mahasiswa di sekitar Dewan Perwakilan Rakyat dalam perawatan intensif di ruang Intensive Care Unit (ICU) Rumah Sakit Pelni, Petamburan, Jakarta Barat. Mahasiswa Universitas Al Azhar itu mengalami perdarahan di kepala dan patah bahu kanan. Hingga saat ini, Rabu (25/9/2019), Faisal dalam kondisi belum sadarkan diri.
Faisal menjadi salah satu korban dari demonstrasi di Kantor Parlemen, Selasa (24/9/2019). Ia ditemukan dalam kondisi tidak sadarkan diri di area proyek Senayan.
Kepala RS Pelni Dewi Fankhuningdyah di RS Pelni, Rabu (25/9/2019), menjelaskan, Faisal dalam keadaan tidak sadarkan diri dibawa oleh rekan mahasiswa dan pekerja proyek pukul 19.00 ke Instalasi Gawat Darurat RS Pelni. Selanjutnya tim IGD memeriksa dan memantau kebutuhan perawatan korban.
”Hasil pemeriksaan menunjukkan ada perdarahan di kepala dan patah bahu kanan. Tim medis mengoperasi perdarahan di kepala dan patah bahu kanan itu. Operasi berjalan lancar. Kondisinya kini cukup memuaskan (belum stabil),” kata Dewi.
Operasi itu untuk mengevakuasi perdarahan di kepala dan stabilisasi tulang di bahu kanan. Lanjut Dewi, tim medis masih melakukan pengawasan intensif selama 2 x 24 jam. Apabila kondisi korban semakin membaik, alat-alat medis penunjang akan dilepas. ”Sejauh ini belum ada tindakan medis lain karena masih pengawasan intensif,” ujarnya.
Selain Faisal, RS Pelni merawat 13 korban demonstrasi. Salah satu di antaranya polisi yang sudah dirujuk ke RS Bhayangkara Tingkat 1 RS Sukanto, Kramatjati. Sisanya mahasiswa dan pekerja proyek Taman Ria Senayan. Sampai dengan pagi ini, hanya Faisal yang masih dirawat. Korban lain telah meninggalkan rumah sakit.
Hak asasi
Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komisi Hak Asasi Manusia, Amiruddin, membesuk korban demonstrasi. Tujuannya, memastikan kondisi korban sekaligus kabar simpang siur yang beredar di media sosial dan grup Whatsapp. Amiruddin tiba di RS Pelni pukul 10.30. Bersama kepala rumah sakit, ia menemui keluarga korban.
Amiruddin mengatakan, kondisi korban mulai membaik. Ia berharap Faisal akan semakin membaik sehingga nantinya dapat menjelaskan peristiwa yang dialaminya. ”Kesaksian Faisal penting agar proses hukum terhadap pelaku dapat berjalan dan tidak ada korban berjatuhan lagi,” kata Amiruddin.
Orangtua Faisal pun berencana datang ke Komnas HAM untuk melaporkan peristiwa naas itu. ”Demo sudah terpecah sejak sore, ada rentang waktu yang panjang sampai korban ditemukan. Lokasinya pun jauh dan mengarah ke proyek Senayan. Perlu mengecek lokasi maupun CCTV,” ujarnya.
Selanjutnya Komnas HAM akan berkomunikasi dengan instansi terkait. Lanjut Amir, komunikasi akan dilakukan dengan pihak kepolisian terkait situasi di lapangan dan cara penanganannya. ”Polisi harus bisa menghadapi demonstrasi mahasiswa dengan lebih baik. Polisi jalankan tugas dengan baik agar situasi tegang tidak terjadi lagi,” katanya. (*)