Beberapa pihak terus mematangkan rencana konferensi tingkat tinggi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un untuk membahas denuklirisasi Korea.
SEOUL, SELASA— Rencana pertemuan ketiga antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un membahas denuklirisasi Korut terus dimatangkan. Kabar intelijen Korea Selatan menyebutkan, pertemuan itu bisa terjadi tahun ini, bergantung pada hasil pertemuan pejabat teknis kedua negara yang akan berlangsung.
”Korut dan AS akan melanjutkan pembicaraan level teknis tentang denuklirisasi program nuklir dan rudal Korut dalam tiga minggu ke depan. Pertemuan Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump mungkin terjadi tahun ini jika ada kemajuan dalam negosiasi itu,” ujar pejabat intelijen Korsel, seperti ditirukan Kim Min-ki, anggota parlemen yang menghadiri pertemuan Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS), Selasa (24/9/2019).
Rencana pertemuan antara Trump dan Kim juga diungkapkan Trump setelah bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in di sela sidang Majelis Umum di New York, AS. ”Pertemuan bisa segera terjadi,” katanya tanpa merinci lebih jauh, Senin.
Dalam pertemuan tersebut, Trump dan Moon membahas langkah-langkah untuk memperoleh hasil yang bersifat praktis dalam perundingan AS- Korut yang akan digelar.
Menurut seorang pejabat senior di kantor Kepresidenan Korsel, Trump dan Moon sepakat tidak menggunakan kekerasan dalam menghadapi Korut dan berkomitmen membantu Korut maju jika Pyongyang bersedia melakukan denuklirisasi. Mereka juga membahas bagaimana mempertahankan sanksi Korut.
Moon mengatakan, ia berharap negosiasi pada level teknis segera digelar untuk mempersiapkan pertemuan tingkat tinggi pemimpin AS-Korut.
Namun, Trump menginginkan agar ia mengetahui hasil pertemuan level teknis sebelum bertemu Kim. ”Saat ini, orang ingin melihat pertemuan itu terjadi. Saya ingin tahu apa yang akan diperoleh dari pertemuan itu. Kami bisa tahu banyak sebelum pertemuan tingkat tinggi berlangsung,” kata Trump.
Menurut pernyataan Gedung Putih, Trump yakin Kim akan memenuhi komitmen yang disepakati dalam dua pertemuan puncak yang telah digelar. Trump dan Kim bernegosiasi langsung sebanyak dua kali, yakni di Singapura pada 12 Juni 2018 dan Vietnam pada 27-28 Februari 2019.
Negosiasi terakhir gagal menghasilkan kesepakatan. Saat itu, Washington ingin agar Kim melakukan denuklirisasi, sedangkan Pyongyang ingin agar sanksi ekonomi dikurangi.
Trump dan Kim kemudian secara mendadak bertemu di zona demiliterisasi antara Korut dan Korsel pada 30 Juni 2019. Dalam kesempatan itu, mereka sepakat kembali bernegosiasi pada level teknis.
Terkait negosiasi pada level teknis itu, Pyongyang pernah menawarkan untuk berunding pada akhir September 2019. Namun, belum ada pengumuman resmi mengenai lokasi dan jadwal rinci pertemuan tersebut.
Rudal Korut
Di tengah mandeknya negosiasi dengan AS, Korut tetap melakukan uji coba rudal. Dalam pertemuannya dengan Moon, Trump berpendapat, peluncuran rudal jarak pendek Korut dalam beberapa pekan terakhir merupakan hal biasa.
”Kami tak punya perjanjian tentang rudal jarak pendek. Banyak orang dan negara menguji rudal jarak pendek. Tak ada yang spektakuler tentang itu,” ucap Trump.
Pertemuan antara Trump dan Moon terjadi di tengah pembicaraan mengenai pembaruan perjanjian berbagi biaya ribuan pasukan militer antara AS dan Korsel yang ditugaskan di Korsel. Perjanjian ini akan berakhir pada akhir 2019. Selama ini, AS menanggung biaya hingga ratusan juta dollar AS, sedangkan Korsel berkontribusi dalam membeli senjata.
Pekan lalu, Trump menyatakan akan menggunakan metode baru ketika bernegosiasi dengan Kim nanti. ”Sepertinya Trump ingin menyiratkan bahwa solusi selangkah demi selangkah sembari membangun kepercayaan satu sama lain akan menjadi pilihan terbaik,” ucap Kim Myong Gil, Kepala Negosiator Korut, pekan lalu, dikutip dari kantor berita KCNA. (Reuters/AP/AFP/LSA)