Perkembangan zaman yang semakin modern ternyata tidak membuat jamu tradisional kehilangan eksistensinya. Jamu yang dikenal sebagai minuman berkhasiat bagi kesehatan juga masih banyak dinikmati berbagai kalangan masyarakat.
Memasuki bagian dari Kafe Acaraki, pengunjung disambut dengan barang-barang kuno, seperti televisi jadul, mesin ketik, kamera, dan kartu pos. Kafe ini terletak di kawasan Kota Tua, Jakarta Pusat. Konsep yang ditawarkan cukup unik, yaitu dengan menjual jamu yang diracik dengan alat-alat modern yang umumnya digunakan untuk membuat kopi. Selain itu, jamu tersebut ditambah dengan bahan-bahan yang tidak lazim ditemukan pada jamu tradisional, seperti krim, susu, es krim, dan sparkling water.
Kafe yang berdiri sejak tahun 2018 ini mempunyai konsep tradisional yang dikemas dengan cara modern. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian dan minat kaum muda terhadap jamu. Keberhasilan konsep ini terbukti dengan banyaknya kaum muda yang membeli jamu di Kafe Acaraki.
”Jamu di sini dikemas dengan konsep modern tanpa meninggalkan khas tradisional. Kemasan jamu di sini membuat saya penasaran,” kata Bayu Anarfi saat ditemui pada Kamis (11/7/2019).
Salah satu menu yang paling diminati di kafe itu adalah Saranti. Saranti terdiri atas beberapa bahan, seperti beras kencur, krim, susu, dan gula. Selain Saranti, Golden Sparkling juga tak kalah diminati para pengunjung kafe. Minuman yang terdiri dari campuran kunyit asam dan sparkling water ini menjadi salah satu menu yang paling sering dibeli oleh pengunjung. Sampai saat ini, kafe masih terus melakukan inovasi agar semakin banyak menu jamu yang tak hanya enak, tetapi juga menarik.
Di Kafe Acaraki, bahan-bahan pembuatan jamu berasal dari kebun mereka yang terletak di Sukabumi, Jawa Barat. Mereka menanam dan memanennya sendiri untuk kemudian dikirim ke pabrik. Setelah hasil panen dicuci di pabrik, bahan-bahan tersebut dikirim ke Jakarta untuk pengolahan lebih lanjut sebelum dijadikan jamu.
Cita rasa tradisional
Berbeda dengan Kafe Acaraki yang mengangkat jamu dengan konsep modern, Kedai Jamu Bukti Mentjos justru masih memertahankan cita rasa jamu tradisional pada umumnya. Kedai ini terletak di Jalan Salemba Tengah, Senen, Jakarta Pusat.
Kedai yang telah berdiri selama lebih kurang 60 tahun ini masih tetap menjadi andalan pelanggan setianya. Di sisi lain, kedai ini juga masih bisa menarik perhatian pembeli baru. Hal ini terbukti dari pengunjung yang masih meramaikan kedai, membuat kedai tidak pernah sepi dari pengunjung.
”Sekarang semakin banyak orang yang sadar bahwa bahan tradisional lebih baik untuk kesehatan dan penyakit tersebut malah bisa cepat hilang,” kata Yulianti, peracik jamu di Kedai Jamu Bukti Mentjos.
Kedai Jamu Bukti Mentjos menyediakan berbagai macam jamu yang berkhasiat untuk menghilangkan penyakit. Total ada 57 varian jamu yang dijual, di antaranya jamu masuk angin, jamu pegal linu, jamu asam lambung, jamu kunyit asam, jamu asma, jamu beras kencur, dan masih banyak lagi. Mayoritas pelanggan yang datang ke Bukti Mentjos membawa berbagai keluhan rasa sakit agar dapat disembuhkan dengan jamu.
”Saya tertarik ke Kedai Bukti Mentjos karena jamu merupakan pengobatan tradisional yang tidak mengandung bahan kimia dan saya memang suka jamu,” ujar Puspa Purnama, salah satu pelanggan kedai.
Sebagai anak muda, sudah sepatutnya kita menjaga warisan nenek moyang kita, seperti halnya jamu. Jamu tetap bisa dinikmati tanpa mengubah cita rasa agar khasiatnya tetap terjaga. Namun, bisa juga dengan melakukan inovasi-inovasi pada produk jamu menjadi lebih modern. Hal ini dimaksudkan sebagai ajang pendekatan jamu kepada kaum muda.
Kelompok Kamutiya, Magangers Kompas Muda Batch XI
Ruth Dolores (SMAN 10 Bekasi)
Rhaihan Ari Dipta (SMAN 4 Kota Bekasi)
Ditha Kirani (SMK Negeri 26 Jakarta)
Muhammad Dzulfiqar Rasyid Prasetyo (Inrii Homeschooling)