Pelayaran Rute Surabaya-Badas Dibuka Akhir September
Akses transportasi dari dan menuju Nusa Tenggara Barat semakin terbuka dengan kehadiran Kapal Motor Penumpang Swarna Bahtera. Kapal itu akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya-Pelabuhan Badas.
Oleh
Khaerul Anwar
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS — Akses transportasi dari dan menuju Nusa Tenggara Barat semakin terbuka dengan kehadiran Kapal Motor Penumpang Swarna Bahtera. Dioperasikan PT Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, kapal itu akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya-Pelabuhan Badas, Kabupaten Sumbawa.
”Pelayanan penyeberangan Badas-Surabaya pulang-pergi akan dibuka 29 September mendatang,” kata Lalu Bayu Windia, Kepala Dinas Perhubungan NTB, di Badas, Rabu (25/9/2019).
Kapal Motor Penumpang Swarna Bahtera itu berkapasitas 500 penumpang, 23 truk dan 52 mobil. Kapal ini adalah long distance ferry kedua milik PT ASDP yang melayari wilayah NTB, setelah KMP Legundi yang menempuh rute Pelabuhan Tanjung Perak-Pelabuhan Lembar, Lombok Barat.
Kapal berkecepatan 11 knot seberat 4.500 GT itu akan melayani rute Tanjung Perak-Pelabuhan Badas tiap hari Minggu dan Jumat. Waktu tempuh Tanjung Perak-Badas 25 jam-27 jam. Tarifnya Rp 100.000 per orang, Rp 300.000 untuk tarif roda dua, sementara kendaraan lebih dari dua roda Rp 2 juta-Rp 10 juta per unit.
Saat ini, ada 377 truk angkutan barang yang menyeberang dari wilayah NTB ke Bali dan Pulau Jawa tiap hari. Truk angkutan barang hasil bumi dari Pulau Sumbawa dan Pulau Flores melalui jalur Pelabuhan Sape di Bima, Poto Tano (Sumbawa Barat), Pelabuhan Kayangan (Lombok Timur), Pelabuhan Lembar, Lombok Barat, Pelabuhan Padangbai, dan Pelabuhan Gilimanuk (Bali).
Bayu mengatakan, kapal ini bakal memberi kemudahan bagi pengusaha dan pebisnis untuk menekan jurang harga barang di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Kapal ini juga mampu mengurangi biaya perjalanan dan ongkos angkut barang. Selain itu, kepadatan lalu lintas di jalur utama Pulau Lombok juga dapat dikurangi karena kinerja kapal yang lebih baik.
”Kapal bahkan menjadi alternatif transportasi warga Jawa Timur yang ingin berwisata ke destinasi dunia, Pulau Moyo. Pulau ini pernah didatangi mendiang Lady Diana dan petenis dunia Maria Sharapova,” katanya.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Organisasi Angkutan Darat NTB Anton Zaremba mengatakan, tersedianya transportasi laut Surabaya-Badas akan memicu pro dan kontra. Bagi pengemudi, akan berpotensi memunculkan keluhan karena biaya bahan bakar dan perjalanan mereka akan dikurangi. Hal itu dipicu waktu tempuh yang lebih cepat dari sebelumnya.
Akan tetapi, bagi pengusaha, terutama di Pulau Sumbawa, kapal itu akan membawa banyak kemudahan. Saat ini, pelaku usaha Sumbawa tidak perlu memesan semen, pakaian, dan barang strategis lainnya ke pengusaha Jawa Timur. Dengan pelayaran langsung itu, truk pengangkut barang-barang pesanan itu lebih cepat tiba di Sumbawa.
Bagi pengusaha, terutama di Pulau Sumbawa, kapal itu akan membawa banyak kemudahan.
Kehadiran kapal itu membuat perjalanan darat bukan satu-satunya pilihan. Dengan begitu, pengusaha dapat melakukan efesiensi kendaraan, seperti memperpanjang umur pakai ban roda kendaraan, mengurangi biaya bahan bakar, dan perawatan kendaraan.
”Antrean panjang kendaraan di sejumlah pelabuhan penyeberangan, seperti Pelabuhan Padangbai dan Gilimanuk, juga bisa dikurangi,” ujar Anton.