Penggunaan platform digital dan inovasi berbasis data menumbuhkan bisnis pariwisata di Tanah Air. Muncul tren, wisatawan memanfaatkan layanan digital untuk semakin selektif mencari akomodasi dan layanan terbaik.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penggunaan platform digital dan inovasi berbasis data menumbuhkan bisnis pariwisata di Tanah Air. Muncul tren, wisatawan memanfaatkan layanan digital untuk semakin selektif mencari akomodasi yang terjangkau dengan layanan yang baik.
Demikian hasil analisis Google Trends selama periode Januari 2018-Juni 2019 yang dipaparkan di Jakarta, Selasa (24/9/2019).
Industry Manager Google Indonesia Zulfi Rahardian mengemukakan, pariwisata dengan memanfaatkan teknologi digital terus berkembang seiring pemesanan perjalanan secara dalam jaringan (daring). Layanan yang dicari meliputi perjalanan, pesawat, dan hotel. Penelusuran fitur akomodasi murah meningkat hingga lima kali lipat.
Selain itu, minat wisatawan terhadap akomodasi murah, baik bermerek maupun tidak bermerek, meningkat. Wisatawan semakin selektif terhadap platform akomodasi daring yang memberikan layanan maksimal.
Zulfi menambahkan, konsumen mencari layanan akomodasi digital yang menyediakan fitur pengembalian dana, pengubahan jadwal, dan penundaan pembayaran. Pencarian layanan perjalanan yang menyediakan fitur pengembalian dana, cicilan, dan pengubahan jadwal meningkat 138 persen dalam 18 bulan terakhir.
”Masyarakat semakin cerdas. Mereka memanfaatkan layanan travel daring untuk mencari promosi dan layanan yang baik. Untuk itu, penyedia travel daring perlu menghadirkan fitur dan layanan terbaik bagi masyarakat,” katanya.
Hasil analisis juga menunjukkan, sebanyak 8 dari 10 pencarian utama destinasi wisata merupakan destinasi domestik. Destinasi domestik favorit antara lain Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Bogor, Medan, dan Surakarta. Muncul tren masyarakat semakin melirik pariwisata di kota kecil, seperti Purwokerto, Padang, Cirebon, dan Banjarmasin.
”Indonesia masih menjadi market pariwisata domestik dengan adanya pertumbuhan pariwisata di kota-kota kecil,” katanya.
Pertumbuhan pariwisata berbasis digital membuka peluang bagi berkembangnya usaha miko, kecil, menengah yang terkait pariwisata, termausk di kota-kota kecil.
Kontribusi PDB
Zulfi menambahkan, Indonesia dinilai sebagai salah satu negara di Asia Pasifik dengan pertumbuhan pariwisata digital yang sangat besar. Penerapan inovasi berbasis data dan pemanfaatan platform digital diprediksi berkontribusi terhadap pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) di Indonesia sebesar 0,3 persen dengan pertumbuhan lapangan kerja mencapai 617.000 orang.
Kepala Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Pariwisata Ari Prasetyo mengemukakan, sekitar 70 persen wisatawan melakukan proses perencanaan perjalanan melalui platform digital, dimulai dari pencarian destinasi, pemesanan, transaksi pembayaran, hingga mengunggah pengalaman berwisata ke media sosial.
”Ini perkembangan zaman yang tidak bisa ditolak. Kami terus melakukan tranformasi dengan membangun ekosistem digital di destinasi wisata prioritas,” katanya. (LKT)