Kabut asap yang sempat melumpuhkan sektor pendidikan di beberapa wilayah Provinsi Riau, terutama Kota Pekanbaru, akhirnya berlalu, setelah hujan turun memadamkan kebakaran lahan dan hutan.
Oleh
SYAHNAN RANGKUTI
·3 menit baca
PEKANBARU, KOMPAS – Kabut asap yang sempat melumpuhkan sektor pendidikan di beberapa wilayah Provinsi Riau, terutama Kota Pekanbaru, akhirnya berlalu, setelah hujan turun memadamkan kebakaran lahan dan hutan. Setelah hampir tiga pekan libur, mulai Kamis (26/9/2019), Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru, Abdul Jamal meminta seluruh sekolah membuka kembali kegiatan belajar dan mengajar.
“Kualitas udara di Pekanbaru sudah membaik. Murid sudah dapat belajar kembali. Namun saya meminta murid dan guru tetap menggunakan masker untuk kegiatan di luar ruangan. Keputusan ini bersifat tentatif, kalau sewaktu-waktu asap muncul kembali, akan ada pengumuman susulan,” kata Jamal.
Sepanjang pagi sampai sore hari Rabu, udara kota Pekanbaru terlihat semakin bersih. Jarak pandang diatas 7.000 meter. Menurut Eksekutif General Manager Bandara Sultan Syarif kasim II Pekanbaru, Prastyo Yogi, tidak ada hambatan dalam kedatangan dan keberangkatan pesawat.
Aktivitas warga pun kembali normal. Meski demikian, masih terlihat kabut asap tipis menggelayut di angkasa.
Pada Rabu siang, lokasi kebakaran lahan seluas 20 hektar di wilayah Rimbo Panjang (perbatasan Kota Pekanbaru dengan Bangkinang, Kampar) yang sempat berlangsung selama 10 hari, sudah padam. Terlihat bekas sambaran api yang membuat gosong semak belukar dan tanah gambut. Meski demikian, masih ada beberapa titik yang mengeluarkan asap.
Kami menduga, kebakaran di Rimbo Panjang sengaja dibakar. Pada hari Jumat minggu lalu, kami sudah memadamkan kebakaran disana, namun sehari kemudian muncul kembali api disitu, tutur Edwar.
“Hujan turun pada Selasa malam dan Rabu tadi pagi. Alhamdullilah, hampir semuanya padam. Namun masih ada asap. Tadi pagi saya mencoba memadamkan bara yang berada di dekat rumah kami,” ujar A Batubara, warga Rimbo Panjang yang dijumpai di lokasi.
Kepulan asap baru
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Riau, Edwar Sanger yang diberi informasi tentang munculnya kepulan asap baru di lokasi Rimbo Panjang, mengatakan, akan segera mendatangkan tim pemadam kembali. Menurut Edwar, lebih baik memadamkan sisa-sisa kebakaran kecil, daripada api kembali membesar dan tidak dapat dikendalikan.
“Kami menduga, kebakaran di Rimbo Panjang sengaja dibakar. Pada hari Jumat minggu lalu, kami sudah memadamkan kebakaran disana, namun sehari kemudian muncul kembali api disitu,” tutur Edwar.
Kepala Seksi Data dan Informasi Kantor Stasiun Meteorologi Pekanbaru, Marzuki mengungkapkan, Riau sudah berada di peralihan musim kemarau dan musim hujan. BMKG memprediksi, dalam beberapa hari ke depan, sebagian wilayah Riau akan diguyur hujan dengan kapasitas ringan, sedang sampai lebat.
“Musim kemarau belum sepenuhnya berlalu, namun hujan sudah mulai turun. Kami memperkirakan kemarau masih berlangsung sampai pertengahan Oktober. Beberapa titik panas masih terbaca di satelit. Kebakaran lahan dan hutan masih perlu diwaspadai,” papar Marzuki.
Marzuki menambahkan, secara umum seluruh wilayah Riau sudah turun hujan, namun masih belum merata. Peluang hujan akan semakin besar, karena Satgas Karhutla Riau semakin mengintensifkan teknologi modifikasi cuaca dengan menabur garam di awan-awan potensial menghasilkan hujan.
“Kami sudah menerima laporan hujan dari Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Dumai dan Rokan Hilir. Seluruh lokasi ini sebelumnya dilanda kebakaran. Namun belum seluruhnya padam,” kata Marzuki.
Edwar menambahkan, di lokasi kebakaran di Desa Rantau Baru, Pelalawan sudah turun hujan. Hanya saja, api belum sepenuhnya padam. Sampai Rabu petang, masih ada asap yang keluar dari bekas rawa gambut yang terbakar.
“Hari ini 15 anggota tim darat mencoba melakukan pendinginan di Rantau Baru. Mudah-mudahan tidak muncul api baru,” kata Edwar yang sedang berada di lokasi.