Tiga Mahasiswa Jalani Perawatan di Rumah Sakit Pertamina
Korban luka saat kerusuhan demonstrasi mahasiswa menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit. Meski sudah ada yang menyebut korban mencapai 90 an orang, namun angka ini belum bisa dipastikan tidak berubah.
Oleh
Aditya Diveranta/I Gusti Agung Bagus Angga Putra
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak tiga korban luka pasca-kerusuhan demonstrasi mahasiswa di kawasan Slipi yang terjadi Selasa (24/9/2019) malam, masih dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. Jumlah ini merupakan sisa dari 90 korban luka yang dirawat sejak aksi kerusuhan berlangsung.
Direktur Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Kurniawan Iskandarsyah, Rabu (25/9/2019), mengatakan, semula pihak rumah sakit menerima sebanyak 90 korban luka berdasarkan pendataan hingga pukul 01.00 dini hari. Kondisi korban bervariasi dari luka ringan hingga berat, namun sebagian besar mereka mengalami dampak dari adanya gas air mata.
"Sejak Selasa pukul 16.30, kami terus menerima pasien korban luka akibat kerusuhan. Semula jumlah mereka tiga orang, lalu bertambah jadi 30 orang pada pukul 18.00, hingga akhirnya semakin banyak. Ada 74 orang yang masuk dalam kategori hijau atau masih sadarkan diri, 14 orang masuk kategori kuning yang mengalami dampak akibat gas air mata dan luka ringan, serta sisanya dalam kondisi perlu perawatan intensif," ujar Kurniawan dalam konferensi pers di RSPP Jakarta.
Kurniawan menambahkan, ada tiga korban yang hingga saat ini memerlukan penanganan intensif sehingga harus dirawat inap. Tiga orang ini mengalami trauma tumpul atau luka di beberapa bagian tubuh, misalkan, di bagian kepala dan tulang punggung belakang.
"Sebagian korban dirawat saat ini ada yang mengalami trauma tumpul di kepala dan mendapat jahitan, ada juga yang terkena di bagian tulang belakang. Tiga pasien yang dirawat saat ini masih dalam kondisi terapi," ujar Kurniawan.
Kepala Bagian Bisnis dan Manajemen RSPP Agus W Susetyo mengatakan, korban luka dengan trauma tumpul bisa jadi disebabkan adanya kejatuhan atau benturan dengan benda keras. Meski begitu, pihak RSPP saat ini belum bisa memberikan informasi rinci terkait pasien yang masih dirawat.
Agus hanya menyampaikan, ketiga pasien yang dirawat ini berumur sekitar 19 tahun hingga 20 tahun dan sebagian besar berstatus mahasiswa. "Setelah pendataan dini hari tadi, kami memastikan hampir 99 persen pasien yang dirawat adalah mahasiswa, termasuk juga dengan tiga pasien yang saat ini dirawat inap. Dua pasien ini berusia 19 tahun, serta satu lagi berusia 20 tahun. Sementara ini, baru itu yang dapat kami sampaikan," kata Agus.
Sementara itu, Muhamad Bimas Abidin dari perwakilan Aliansi Mahasiswa Indonesia Menggugat, menuturkan bahwa rekan mahasiswa saat ini masih menelusuri adanya korban luka hingga korban jiwa akibat kerusuhan di kawasan Slipi dan sekitar Gedung DPR, Selasa malam. Sejauh ini, korban luka yang masih dirawat inap di Jakarta baru diketahui ada di RSPP dan RS Pelni Slipi.
"Kami masih mendata adanya korban dari mahasiswa karena kondisi begitu kacau semalam. Kami ingin memastikan adanya kabar apakah ada rekan kami yang mengalami luka akibat penembakan, berapa banyak yang dirawat, dan sebagainya," kata dia.
Terkait kerusuhan, Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnasham) Amiruddin Al Rahab menyatakan, pihaknya akan bertemu dengan kepolisian untuk menanyakan bagaimana kronologi peristiwa yang terjadi semalam. Ia berharap agar mahasiswa dapat melapor ke Komnasham bila memang ada aksi kekerasan yang terjadi dari pihak aparat kepolisian.
"Saya menyayangkan aksi semalam berakhir ricuh, padahal aksi dari mahasiswa relatif kondusif. Komnasham akan memastikan hal apa yang terjadi semalam dari pihak kepolisian dan juga dari pihak mahasiswa, harapannya agar kerusuhan seperti pada Mei lalu tidak terjadi lagi," kata Amiruddin.