Keputusan bisnis dan pemerintah akan semakin bergantung pada dua input, yaitu data dan kecerdasan. Keberadaan teknologi digital memudahkan kedua hal itu digunakan untuk mengambil keputusan.
Oleh
Andreas Maryoto dari Hangzhou, China
·3 menit baca
HANGZHOU, KOMPAS — Keputusan bisnis dan pemerintah akan semakin bergantung pada dua input, yaitu data dan kecerdasan. Keberadaan teknologi digital memudahkan kedua hal itu digunakan untuk mengambil keputusan.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika industri digital kian menggerakkan ekonomi di sejumlah negara.
Pandangan ini muncul dalam Apsara Conference 2019, kegiatan yang diselenggarakan Alibaba Group di Hangzhou, China, yang dimulai pada Rabu (25/9/2019). Konferensi ke-10 bertema ”The Rise of Data Intelligence” ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Executive Chairman and CEO of Alibaba Group Daniel Zhang, CTO Alibaba Group Jeff Zhang, dan pemenang Nobel Ekonomi 2011 dari New York University, Thomas Sargent.
Ribuan orang mengikuti konferensi ini untuk memperbarui pengetahuan tentang inovasi berbasis teknologi digital dan melihat wujud nyata inovasi itu pada pameran yang diselenggarakan berdekatan dengan lokasi konferensi. Dalam kesempatan itu, Daniel Zhang menyampaikan, teknologi digital membuat berbagai pekerjaan makin cerdas.
”Kami melihat masa depan bergantung pada dua hal, yaitu data dan kecerdasan. Dengan teknologi digital, dua hal itu banyak memunculkan hal baru, seperti hiburan baru, sistem logistik baru, sistem keuangan baru, energi baru, bahkan filantropi baru,” katanya.
Seluruh aspek dari pengusaha kecil hingga besar, desa dan kota, dari rumah hingga kantor, menjadi efisien dan cerdas karena digitalisasi.
Secara garis besar, Daniel Zhang menyebutkan, ada pola permintaan dan penawaran baru sebagai proses digitalisasi. Oleh karena itu, Alibaba membangun platform Alibaba Business Operating System yang memperlihatkan platform bukan semata-mata infrastruktur teknologi informasi. Penggunaan komputasi awan itu juga membantu integrasi data dan interaksi. Sistem itu juga mengintegrasikan pengguna personal, bisnis, dan pemerintahan.
Sementara Jeff Zhang mengatakan, semua orang kini membicarakan data. Ketergantungan pada data tak bisa lagi dihentikan ketika menggunakan teknologi digital. Perkembangan dan industri digital kian besar.
Menurut dia, sekitar 50 persen dari perekonomian China digerakkan ekonomi digital dalam lima tahun terakhir. Ekonomi dan transformasi digital sangat bergantung pada empat pilar, yaitu komputasi awan yang tangguh, integrasi mahadata, jaringan komputasi awan dengan jaringan akhir, dan mobilitas yang tidak paralel.
Jeff mencontohkan beberapa kisah keberhasilan dalam pengembangan teknologi digital. Keberhasilan itu antara lain di sektor pertanian yang meningkatkan efisiensi hingga 30 persen, pengelolaan parkir yang meningkatkan penggunaan lahan 5 persen, dan dalam operasi bisnis meningkatkan pengembangan aplikasi mini dan efisiensi operasi.
Sementara itu, Thomas Sargent menyampaikan, pengelolaan data dimulai dari mengumpulkan, menyimpulkan, hingga mengintepretasikan data. Intepretasi menjadi penting karena akan menghasilkan cerita tentang data yang akan memberi input terhadap keputusan bisnis dan keputusan birokrasi pemerintah.
Ia mengakui, ekonomi digital telah mengubah banyak hal, seperti jaringan komunikasi, pertukaran barang, meningkatkan kepercayaan, mendeteksi kecurangan, dan mengembangkan sistem pembayaran.
Kemarin, Alibaba Group juga meluncurkan AI Inference Chip (AIIA) pertamanya yang dikembangkan T-Head di bawah Alibaba DAMO Academy, program global Alibaba dalam mendorong riset teknologi dan sains. Cip dengan performa tinggi adalah neural processing unit (NPU) yang dinamakan Hanguang dan berfungsi untuk meningkatkan kecepatan proses eksekusi mesin pembelajar (machine learning).
Cip tersebut telah digunakan dalam operasi usaha Alibaba Group, terutama dalam pencarian produk pada situs e-dagang, rekomendasi terpersonalisasi, periklanan, layanan konsumen cerdas, terjemahan otomatis, serta hal-hal lain yang membutuhkan performa tinggi kecerdasan buatan untuk meningkatkan kualitas pengalaman berbelanja pelanggan.