Pesatnya perkembangan pembangunan di Perumahan Citra Maja membuat pengembang Ciputra Development mempersiapkan penambahan akses transportasi bagi para calon penghuni di kawasan itu.
Oleh
Stefanus Osa/Emilius Caesar Alexey
·5 menit baca
Pesatnya perkembangan pembangunan di Perumahan Citra Maja membuat pengembang Ciputra Development mempersiapkan penambahan akses transportasi bagi para calon penghuni di kawasan itu. Citra Maja diproyeksikan menjadi kota satelit baru sehingga akses transportasinya ke arah Jakarta dan sekitarnya harus ikut dipersiapkan dengan maksimal.
Akses transportasi yang sedang dipersiapkan adalah penambahan stasiun di antara Stasiun Maja dan Stasiun Citeras. Di sisi lain, Jalan Tol Serpong-Balaraja juga bakal meningkatkan akses transportasi di kawasan tersebut.
Penambahan stasiun diperlukan karena waktu tempuh dari Stasiun Maja ke Stasiun Citeras sekitar delapan menit. Satu stasiun lagi perlu dibangun agar dapat melayani lebih banyak warga di antara kedua stasiun tersebut.
Perumahan Citra Maja dirancang akan didirikan pada lahan seluas 2.600 hektar. Saat ini, pengembangan tahap pertama seluas 430 hektar sudah berjalan. Sekitar 7.000 rumah dalam 30 kluster sudah diserahterimakan dan 15.900 rumah lagi sedang dibangun. Rumah-rumah itu akan dibangun di wilayah yang berada di antara Stasiun Maja dan Stasiun Citeras.
”Kami sudah menyiapkan dua alternatif pengembangan stasiun kereta ini. Pak Budi Karya, Menteri Perhubungan, dalam kunjungan kedua ke lokasi perumahan ini sudah ditunjukkan kedua alternatif ini, bahkan sudah memilih lokasi yang dinilai strategis. Mengingat jarak antara Stasiun Maja dan Citeras cukup jauh,” kata Hotman, Broker Relation Supervisor PT Ciputra Residence, yang ditemui di Citra Maja Raya, Kabupaten Lebak, Banten, Selasa (27/9/2019).
Saat ini, studi kelayakan bakal stasiun baru sedang disusun oleh tim dari Ciputra dan dikonsultasikan dengan PT KAI. Jika stasiun baru itu kelak disetujui, masyarakat yang menghuni Citra Maja akan memiliki setidaknya dua stasiun untuk mengakses kereta api ke arah Serpong dan Jakarta.
Yance Onggo, Direktur Pemasaran PT Ciputra Residence, mengatakan, pengembang Perumahan Citra Maja yang membangun rumah-rumah dengan harga terjangkau, pada kisaran Rp 175 juta sampai Rp 300 jutaan, memikirkan akses transportasi yang murah bagi calon penghuninya.
”Dengan kereta commuter line, seseorang hanya memerlukan biaya Rp 7.000 untuk perjalanan dari Maja ke Tanah Abang. Jika menggunakan angkutan umum lainnya, biaya dapat mencapai Rp 35.000 sekali jalan. Apalagi, jalanan macet dan angkutan jalan menyebabkan polusi udara,” kata Yance.
Menurut Yance, minat warga dalam bertransportasi sudah berganti, dari mobil dan sepeda motor ke kereta api. ”Karena preferensi orang bertransportasi mengalami shifting, ternyata terjadi perubahan juga dalam hal memilih kawasan perumahan. Membeli rumah harus yang dekat stasiun kereta,” kata Yance.
Pola ini sebelumnya terjadi di kota-kota besar negara tetangga. Di Bangkok, misalnya, ada BRT. Singapura dan Jepang memiliki MRT. Properti yang favorit dan dinilai strategis adalah properti yang dilintasi kereta atau dekat dengan stasiun kereta. Preferensi ini akan menjadi tambahan pilihan masyarakat dalam memilih hunian.
Jalan tol
Selain akses kereta api, Jalan Tol Serpong-Balaraja diharapkan dapat menambah akses Citra Maja. Pembangunan jalan tol itu kembali berlanjut meskipun Astra Infrastruktur dan PT Transindo Karya Investama mundur dari konsorsium PT Trans Bumi Serbaraja.
Pembangunan jalan tol itu diteruskan oleh PT Bumi Serpong Damai Sejahtera Tbk (BSDE). Pada akhir Juni lalu, BSDE menggandeng PT Wijaya Karya untuk mengerjakan pembangunan fisik jalan tol tersebut dalam tiga paket.
Paket 2 sudah dikerjakan mulai Juni lalu dan akan berjalan selama 365 hari kerja. Paket 1 dan paket 3 akan dikerjakan mulai November 2019 dan akan berjalan selama 365 hari kerja. Seksi I sepanjang 10 kilometer akan dibangun dari Pusat Intermoda BSD City ke Jalan Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Setelah pekerjaan konstruksi selesai, pekerjaan pemeliharaan akan dilaksanakan dengan total waktu tiga tahun.
Perkembangan Citra Maja
Sejak diluncurkan perdana sampai saat ini, beberapa kemajuan sudah terjadi di Perumahan Citra Maja. Berdasarkan pengamatan Kompas, club house di area tahap pertama sudah selesai dibangun dengan pemandangan danau alami. Selain kolam renang, ada pula lapangan bulu tangkis, gym center, dan gedung aerobik. Akhir tahun ini, fasilitas water park dan lapangan futsal juga akan dibangun.
Sekolah Mutiara Bangsa dan Islamic Cendekia juga mulai dibangun di area tahap kedua. Sejumlah kluster yang tersedia pada tahap kedua dibangun di atas lahan seluas 300 hektar. Ciputra juga mempersiapkan lahan pembangunan tahap ketiga yang kelak dapat diakses melalui Jalan Tol Serpong-Maja.
”Yang kami mau percepat adalah pembangunannya. Pembangunan membutuhkan infrastruktur. Mumpung sedang musim kemarau, kami bergerak cepat. Ini baru sampai tahap ketiga, padahal kami memperkirakan ada sembilan tahap,” kata Yance Onggo.
Pada 8 September 2019, Ciputra kembali meluncurkan tipe rumah sederhana Kluster Canggu sebanyak 600 unit. Kelima tipenya bakal dibanderol mulai Rp 175 juta hingga Rp 279 juta. Terdapat juga pilihan Kluster Green Ville dengan kualitas bangunan lebih bagus dan dirancang memiliki tiga tipe. Harganya mulai dari Rp 372 juta hingga Rp 503 juta.
Managing Director Ciputra, Budiarsa Sastrawinata, mengatakan, ”Ciputra bukan hanya membangun kluster seperti pengembang-pengembang lainnya. Di atas lahan 2.600 hektar ini, kami sedang membangun sebuah kota baru yang kelak serba lengkap, bahkan terintegrasi dengan transportasi kereta commuter line.”
Ciputra juga menyiapkan lahan seluas 20 hektar untuk pengembangan kawasan komersial. Kawasan komersial itu akan dikaitkan dengan stasiun baru yang sedang dipersiapkan.
Untuk mendukung konsep TOD, Ciputra mengembangkan pula sarana transportasi penunjang berupa bus pengumpan (feeder bus). Alternatif angkutan itu diharapkan dapat memenuhi kebutuhan generasi milenial yang diproyeksikan sebagai penghuni kawasan kota satelit itu.
Bus pengumpan itu akan melayani para penghuni perumahan untuk memudahkan mereka mengakses stasiun yang akan dibangun. Dengan demikian, warga tidak memerlukan kendaraan pribadi untuk menuju atau meninggalkan stasiun yang sedang dibangun.