Pendaftaran Bakal Calon Ketua dan Wakil Ketua KOI Resmi Dibuka
Komite Olimpiade Indonesia akan melakukan pemilihan ketua umum dan wakil ketua umum untuk periode 2019-2023. Salah satu bakal calon ketua umum yang sudah mendeklarasikan diri adalah Raja Sapta Oktohari.
Oleh
Denty Piawai Nastitie
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pendaftaran bakal calon ketua umum dan wakil ketua umum Komite Olimpiade Indonesia periode 2019-2023 resmi dibuka, Jumat (27/9/2019). Masa pendaftaran akan berlangsung hingga 6 Oktober. Periode penjaringan dan penyaringan bakal calon pemimpin lembaga olahraga ini lebih cepat dari periode sebelumnya yang mengharuskan pemilihan dilakukan sebulan setelah kongres istimewa.
Sekjen Pordasi (berkuda) sekaligus anggota tim penjaringan dan penyaringan, Wijaya Mithuna Noeradi, mengatakan, dalam kontestasi sebelumnya memang ada keharusan pemilihan ketua umum KOI dilakukan sebulan setelah kongres istimewa atau pada akhir Oktober 2019.
”Tetapi, dalam kongres istimewa kemarin ada putusan untuk percepatan pemilihan ketua KOI, yakni pada 9 Oktober 2019. Oleh karena itu, sesegera mungkin kami membuka pendaftaran,” kata Wijaya dalam konferensi pers di Kantor KOI, Jakarta Pusat, Jumat.
Apabila mengikuti aturan lama, seharusnya pemilihan dilakukan pada akhir Oktober mengingat kongres istimewa KOI baru dilakukan dua hari lalu atau pada 25 September 2019. Namun, kali ini pendaftaran bakal calon hingga pemilihan ketua umum dan wakil ketua umum hanya memakan waktu dua pekan.
Proses penjaringan dan penyaringan hanya 10 hari. Setelah itu, proses verifikasi dan evaluasi bakal calon pemimpin akan dilakukan pada 7-8 Oktober 2019. Laporan tim penjaringan sekaligus pemilihan menurut rencana akan dilakukan pada Rabu, 9 Oktober 2019.
Wijaya mengatakan, meskipun tidak sesuai dengan proses sebelumnya, pemilihan ketua umum dan wakil ketua masih sesuai aturan. ”Berdasarkan AD/ART (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga) KOI, ada pasal pengecualian. Hal ini sudah disampaikan kepada anggota dalam kongres istimewa, dan semuanya menerima. Jadi, ini sudah keputusan kongres,” tuturnya.
Wijaya menyebutkan, alasan percepatan pemilihan adalah agar pengurus KOI yang baru dapat segera bersiap untuk SEA Games 2019 di Filipina.
Meski proses berjalan lebih cepat, Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal KOI Hellen Sarita De Lima yakin, keputusan tidak akan mengganggu antusiasme bakal calon untuk segera mendaftarkan diri.
”Semua sudah tahu bahwa kepengurusan KOI akan segera berakhir dan secara informal sudah ngobrol-ngobrol akan ada pemilihan. Mestinya sih tidak sepi,” ujarnya, yang juga menjabat sekretaris tim penjaringan dan penyaringan ketua umum dan wakil ketua umum KOI.
Menurut Hellen, seandainya hanya ada satu pasangan yang mendaftar, hal itu tidak menjadi persoalan. ”Kalau hanya satu orang yang mendaftar, apa boleh buat. Tidak ada aturan dalam AD/ART bahwa satu pasangan harus dibatalkan. Tetapi, sekarang kami mengumumkan pendaftaran dan membuka kesempatan pendaftaran seluas-luasnya,” lanjutnya.
Kalau hanya satu orang yang mendaftar, apa boleh buat. Tidak ada aturan dalam AD/ART bahwa satu pasangan harus dibatalkan.
Terhadap adanya tudingan bahwa pemilihan tidak akan berjalan netral karena Ketua Umum KOI Erick Thohir menjabat sekaligus sebagai tim penjaringan dan penyaringan pemilihan, menurut Hellen, opini tersebut tidak berdasar.
”Pak Erick dipilih melalui kongres. Selain itu, anggota tim pemilihan dan penjaringan merupakan variasi dari cabang-cabang olahraga. Saya rasa tidak akan mungkin kongkalikong atau bermain-main,” ucapnya.
Selain itu, berbeda dengan lembaga olahraga lainnya, tim penjaringan dan penyaringan tidak berhak mengesahkan pasangan calon pemimpin yang masuk dalam kontestasi pemilihan.
”Kami bertugas hanya menerima dan memverifikasi pendaftaran. Kami tidak menetapkan calon yang boleh atau tidak boleh maju. Nanti, kongres akan menetapkan bakal calonnya,” kata Hellen.
Kandidat
KOI menetapkan 16 persyaratan bakal calon ketua umum dan wakil ketua umum KOI, antara lain terlibat dalam kegiatan organisasi olahraga minimal lima tahun dan harus mempunyai dukungan tertulis dari anggota dengan jumlah paling sedikit 30 hak suara.
Selain ketua umum dan wakil ketua, KOI juga melakukan pemilihan bakal calon anggota Komite Eksekutif KOI serta anggota Dewan Etik dan Badan Arbitrase Keolahragaan Indonesia.
Selasa lalu, Ketua Umum PB ISSI (balap sepeda) Raja Sapta Oktohari mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum KOI. Salah satu misinya adalah menjadikan Indonesia tuan rumah Olimpiade 2032. Ia juga bertekad membawa lebih banyak cabang olahraga berpartisipasi di kejuaraan internasional.
Okto menuturkan, dirinya berencana mendaftar pekan depan karena sekarang masih berada di luar negeri. ”Untuk wakil ketua sudah ada beberapa kandidat, tapi belum bisa saya umumkan,” ujarnya.
Okto berpengalaman sebagai Ketua Umum PB ISSI periode 2015-2019 dan 2019-2024. Ia juga memimpin Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia (Inapgoc) saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018. Ia pernah menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada Olimpiade Rio de Janeiro 2016.