Maraton akan membuka perebutan medali emas pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar. Maraton akan bergulir pada Jumat (27/9) tengah malam waktu setempat atau pukul 03.59 WIB.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
DOHA, JUMAT - Maraton putri menjadi nomor pertama yang gelar juara dan medali emasnya diperebutkan dalam Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, 27 September–6 Oktober. Melihat daftar sang juara dari berbagai ajang besar, persaingan yang akan berlangsung pada Jumat (27/9/2019) tengah malam waktu setempat itu, akan sangat terbuka.
Berbagai nomor, yang melangsungkan babak kualifikasi dan penyisihan, digelar di Stadion Internasional Khalifa sejak pukul 16.30 waktu setempat atau 20.30 WIB, salah satunya kualifikasi dan penyisihan lari 100 meter putra. Pelari Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, akan bersaing dengan sprinter terbaik dunia pada penyisihan yang dimulai pukul 22.05 WIB.
Nomor lain yang melangsungkan babak penyisihan, di dalam stadion berpendingin udara pertama di dunia itu, di antaranya lari 5.000 m putra, 400 m gawang putra, dan 800 m putri. Namun, perebutan emas pertama akan terjadi di jalan raya ketika Doha akan memasuki pergantian hari.
Untuk pertama kalinya, maraton dimulai pada tengah malam, yaitu pukul 23.59 (03.59 WIB). Ini dilakukan untuk menghindarkan atlet dari cuaca panas Doha yang suhunya bisa mencapai 39 derajat Celsius pada siang hari. Selain maraton putri, start pada tengah malam diberlakukan juga untuk maraton putra, jalan cepat 20 km dan 50 km putra-putri.
Pelari Bahrain, Rose Chelimo, adalah sang juara bertahan. Pelari keturunan Kenya ini menjadi yang tercepat saat Kejuaraan Dunia digelar di London, Inggris, 2017. Publik Jakarta juga menyaksikannya ketika Chelimo mendapat kalungan emas pada Asian Games Jakarta Palembang 2018.
Namun, berdasarkan daftar pelari tercepat pada musim 2019, kandidat terkuat peraih emas pertama di Doha adalah Ruth Chepngetich (Kenya). Catatan waktunya, 2 jam 17 menit 8 detik, lebih cepat dua menit dari Lonah Chemtai Salpeter di peringkat kedua. Atlet Israel itu memiliki waktu tercepat 2 jam 19 menit 46 detik.
Di luar itu, nama Edna Kiplagat juga tak dapat diremehkan meski tahun ini memasuki usia 40 tahun. Kiplagat menjadi satu-satunya pelari yang berhasil mempertahankan gelar juara dunia maraton putri. Dia menjadi juara dunia di Daegu 2011 dan Moskwa 2013. Di London 2017, dia meraih perak.
Presiden badan atletik dunia (IAAF) Sebastian Coe mengatakan, tantangan terbesar atlet sebenarnya bukan panasnya suhu udara, melainkan tingginya kelembaban yang bisa mencapai 80 persen. “Tim medis akan siap menghadapi berbagai situasi. Kami memberi perhatian ekstra untuk kondisi atlet, seperti memperbanyak tim medis dan persediaan air, karena ingin sebanyak mungkin atlet bisa finis dalam kondisi baik,” ujar Coe.
Sementara, media Qatar, Gulf Times, memberitakan, Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani akan membuka Kejuaraan Dunia edisi ke-17 tersebut di Corniche, tempat berlangsungnya maraton.
Sekitar 2.000 atlet dari 209 negara menjadi peserta dalam ajang olahraga terbesar pada 2019 di Qatar tersebut. Sebanyak 37 di antara mereka adalah para juara dunia yang meraih gelar di London 2017. (REUTERS)