Menunggu Kejutan di Estafet 4 x 400 Meter Campuran
Nomor estafet 4x400 meter menjadi sorotan pencinta atletik dunia. Mereka menunggu-nunggu laga yang diperkirakan berlangsung kompetitif ini.
Oleh
Korano Nicolash LMS
·3 menit baca
Nomor estafet 4 x 400 meter campuran kini menjadi salah satu nomor yang ditunggu-tunggu penonton di kejuaraan atletik mondial. Kemungkinan serupa bisa terjadi saat nomor ini dipertandingkan untuk pertama kalinya di Olimpiade Tokyo 2020.
Format estafet 4 x 400 m campuran yang dipertandingkan di Kejuaraan Estafet Dunia IAAF 2017 mampu menciptakan banyak kegembiraan, sekaligus ketidakpastian siapa yang bakal menjadi jawara. Hanya di nomor inilah semua pencinta atletik berkesempatan menyaksikan persaingan antara pelari putra dan pelari putri.
Di nomor ini, setiap tim terdiri dari dua putra dan dua putri. Setiap tim leluasa menyusun taktik bertanding, mulai dari susunan pelari hingga taktik saat laga berlangsung.
Jika melihat hasil European Games di Minsk, Belarus, baru-baru ini, tampak para pelatih dan manajer tim tergerak untuk memberikan kepercayaan kepada pelari putri. Keberadaan atlet putri ikut menentukan keunggulan tim mereka atas lawan-lawannya, para atlet putra.
Tidak heran, tim Slovenia saat tampil di Belarus mengandalkan Anita Horvat untuk menjadi pemegang tongkat estafet terakhir. Taktik ini terbukti menghibur pencinta atletik karena mereka bisa menyaksikan di belakang Anita Horvat ada lima atlet putra tengah mengejar dirinya.
Tim unggulan Kejuaraan Estafet Dunia 2017 antara lain berasal dari Bahama, Amerika Serikat (AS), dan Jamaika. Dalam kejuaraan serupa pada Mei tahun ini, tim teratas diisi AS, Kanada, dan Kenya. Sementara di nomor estafet 4 x 400 m campuran di Piala Kontinental IAAF di Ostrava, Ceko, pemenangnya juga tim AS.
Kali ini, tim AS antara lain terdiri dari jawara lompat jangkit Olimpiade London 2012 dan Rio de Janeiro 2016, Christian Taylor, serta juara 400 m Olimpiade Rio 2016, Shaunae Miller-Uibo dari Bahama. Kekuatan tim AS memang sulit tertandingi karena memiliki banyak atlet berprestasi. Kekuatan inilah yang menguntungkan tim estafet campuran 4 x 400 m AS.
Pelari terbaik tersebut saat ini berada di Doha, Qatar, mengikuti ajang Kejuaraan Atletik Dunia. Selain Phyllis Francis, AS juga diperkuat Allyson Felix, pemegang beberapa medali emas Olimpiade dan Kejuaraan Atletik Dunia.
Nama lain adalah Jasmine Blocker, yang memang menjadi spesialis estafet campuran. Blocker baru membawa pulang medali emas dari Yokohama, Jepang, Mei lalu.
Pesaing AS di nomor ini antara lain tim Inggris, Jepang, Brasil, dan Polandia. Tim-tim itu telah menyiapkan diri secara serius untuk memperketat persaingan. Tim Polandia, misalnya, memiliki kekuatan catatan waktu bagus, yaitu 3 menit 15,46 detik, saat pemanasan di Yokohama, Jepang.
Jadwal Kejuaraan Atletik Dunia IAAF kali ini sedikit lebih membuka kemungkinan Polandia menerjunkan atlet mereka untuk berkonsentrasi pada nomor ini. Begitu juga Inggris, yang kemungkinan besar akan diperkuat juara Eropa 400 m 2018, Matthew Hudson-Smith. Hudson-Smith juga bagian dari kuartet Inggris di estafet campuran Piala Kontinental IAAF lalu.
Tim lain yang layak diperhitungkan adalah Belgia, yang mempersiapkan diri serius di nomor ini. Beberapa nama pelari yang memperkuat tim ini antara lain Borlee bersaudara. Mereka tidak akan mudah memberikan kemenangan kepada tim lain di Kejuaraan Atletik Dunia kali ini.
Itu sebabnya, bakal ada kemungkinan pemecahan rekor nasional, rekor wilayah, bahkan mungkin juga rekor dunia nomor estafet campuran 4 x 400 m. Hal ini mengingat rekor dunia pertama yang telah diratifikasi IAAF akhir 2017 adalah 3 menit 13,20 detik yang diciptakan pada 2016.
Adapun tim Bahrain pernah mencatat waktu 3 menit 11,89 detik pada 2018. Namun, karena tidak melakukan kontrol doping, tidak bisa diratifikasi. Akan tetapi, kalau mereka menurunkan peraih medali perak 400 m Kejuaraan Atletik Dunia 2017 London yang baru berusia 21 tahun, Salwa Eid Nazer, tentu tim Bahrain bakal mengulangi atau bahkan mempertajam catatan waktu yang pernah mereka capai tersebut.
Lalu, siapakah jawara di nomor ini pada Kejuaraan Atletik Dunia 2019? Pertanyaan itu akan terjawab pada Minggu (29/9/2019) waktu Doha, di Stadion Internasional Khalifa.