Tampil konsisten dalam empat etape menjadi kunci Robby Hucker menjuarai Tour de Banyuwangi Ijen 2019. Gelar juara itu juga buah dari kerja sama tim dalam mengeksekusi strategi demi mencapai target yang ditetapkan.
Oleh
angger putranto
·4 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Kendati tak pernah finis terdepan di empat etape Tour de Banyuwangi Ijen, Robby Hucker berhasil menjadi juara klasifikasi umum pada balap sepeda Tour de Banyuwangi Ijen. Gelar ini berkat penampilannya yang konsisten dalam mengumpulkan poin dan menjaga selisih waktu.
Pebalap asal Australia yang membela Team Ukyo tersebut berhasil mencatatkan total waktu 13 jam 5 menit 23 detik selama mengikuti empat etape Tour de Banyuwangi Ijen. Ia lebih cepat 16 detik dibandingkan rekan senegaranya, Michael Vink, yang membela St George Continental Cycling Team.
Robby memang tampil cukup konsisten sejak etape pertama. Ia berhasil finis kedua dan mengumpulkan poin 12 dari intermediate sprint dan 1 poin dari tanjakan. Di etape kedua, ia kembali menambah poin sprint menjadi 18.
Di etape ketiga, ia finis diurutan ke-12 tanpa mencuri poin dari sprint ataupun tanjakan. Di etape pamungkas, Robby yang tidak mampu mencuri poin sprint justru berhasil mencuri 5 poin di tanjakan Hors Class (tanjakan terberat) yang akhirnya mengantarkan dia finis di urutan kedelapan.
”Di tiga etape sebelumnya, saya memang tak pernah meraih yellow jersey, green jersey, dan polka dot jersey. Bahkan saya tak pernah menjadi yang tercepat di etape. Namun, berkat penampilan yang konsisten, saya bisa sampai pada posisi (juara) ini,” tutur Robby.
Ia mengatakan hanya berusaha tampil maksimal dengan sebaik-baiknya. Ia juga terus berusaha menjaga catatan waktu agar selisih waktu dengan pebalap pemimpin klasemen tidak melebar.
Pada etape pertama, yellow jersey (simbol pemimpin klasemen) dikenakan Maral-Erdene Batmunkh (Terengganu Cycling Team). Sementara etape kedua dan ketiga puncak klasemen ditempati oleh Jesse Ewart (Sapura Cycling Team).
Hingga etape ketiga, Robby hanya mampu menjadi yang tercepat kedua dalam klasifikasi umum. Ia berjarak 1 detik dari Jesse yang juga dari Australia. Pada akhir etape keempat, Jesse berada di urutan ke-12 atau 7 menit 34 detik di belakang Robby.
Sementara Thomas Lebas yang finis pertama di etape pamungkas harus merelakan kaus kuning atau yellow jersey diraih Robby. Lebas tak bisa meraih gelar juara karena penampilannya yang tidak maksimal di tiga etape pertama.
”Saya meraih hasil buruk di etape pertama hingga ketiga. Di etape pertama, saya finis di urutan ke-31, lalu finis di urutan ke-19 saat etape kedua, dan finis di urutan ke-32 di etape ketiga. Hanya di etape tanjakan ini saya bisa memimpin,” ujar Thomas.
Tanjakan menuju Gunung Ijen memang bukan hal baru bagi Thomas Lebas. Dalam gelaran yang sama tahun lalu, Lebas mampu finis kedua yang berjarak 4 detik di belakang peraih gelar raja tanjakan Benjamin Dyball yang saat itu membela St George Continental Cycling Team.
Dalam gelaran Tour de Indonesia 2019, Agustus lalu, Lebas membalaskan dendamnya dengan menaklukkan tanjakan Ijen. Ia dinobatkan sebagai raja tanjakan setelah meninggalkan Dyball yang sudah berpindah membela Sapura Cycling Team.
Di Tour de Banyuwangi Ijen 2019, Lebas ingin mengulang sukses gelaran bulan lalu. Ia menancapkan lebih dalam gelar raja tanjakan di tanjakan Ijen yang masuk dalam Hors Class (tanjakan terberat) tersebut.
”Tanjakan ini memang tanjakan terberat yang pernah saya daki. Saya pernah menaklukkan rute tanjakan di Gunung Fuji, Jepang. Mungkin memang lebih tinggi, tetapi jaraknya hanya pendek, tidak sepanjang tanjakan di sini (Ijen-Banyuwangi),” tuturnya.
Ajang berkelanjutan
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, yang hadir untuk menutup rangkaian Tour de Banyuwangi Ijen, cukup puas dengan kinerja dan sinergi antara penyelenggara lokal dan Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI).
”Tour de Banyuwangi Ijen membawa dampak positif bagi pariwisata dan pengembangan olahraga di Banyuwangi. Kegiatan ini juga mengajarkan tentang sportivitas, optimisme, gotong royong, dan semangat untuk memenangi pertarungan. Nilai-nilai tersebut sangat dirasakan para pelajar dan warga yang menonton di sepanjang jalan yang dilalui,” ujar Anas.
Atas dasar itu, Anas berencana merancang peraturan daerah tentang gelaran Banyuwangi Festival yang di dalamnya mengatur penyelenggaraan gelaran Tour de Banyuwangi Ijen. Harapannya, gelaran tersebut terus-menerus digelar setiap tahun.