Kebakaran Masih Mengancam Lahan di Bandara Kertajati
Kebakaran lahan di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Sabtu (28/9/2019), menyebabkan aktivitas penerbangan sempat terganggu.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
MAJALENGKA, KOMPAS — Kebakaran lahan di Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka, Sabtu (28/9/2019), menyebabkan aktivitas penerbangan sempat terganggu. Kebakaran lahan tersebut masih mengancam mengingat bahan bakar berupa ilalang kering masih ada dan kemarau belum usai.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Majalengka, si jago merah mulai melahap lahan Bandara Kertajati, tepatnya di Blok Pajaten, Desa Bantarjati, Kecamatan Kertajati, Sabtu pukul 15.30. ”Api diduga bermula dari lahan warga di Blok Pajaten,” ujar Kepala BPBD Majalengka Agus Permana, Minggu (29/9/2019).
Api lalu merambat dan mengancam landas pacu 32 serta gudang avtur. Delapan mobil tangki pengangkut bahan bakar pesawat itu terpaksa dievakuasi. Petugas Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemandam Kebakaran Bandara Kertajati, BPBD Majalengka, petugas pemadam kebakaran, anggota TNI, dan polisi pun berupaya memadamkan api.
”Tiga mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Kami juga memadamkan api secara manual untuk lokasi yang sulit dijangkau mobil pemadam,” ujarnya. Api berhasil dipadamkan sekitar pukul 21.00.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Namun, total luas lahan yang hangus mencapai 20 hektar. Areal yang terbakar merupakan ilalang kering. Pagar besi membatasi bandara dengan lahan warga.
Sebanyak tiga mobil pemadam kebakaran dikerahkan. Kami juga memadamkan api secara manual untuk lokasi yang sulit dijangkau mobil pemadam.
Menurut Agus, kebakaran di lahan bandara merupakan yang pertama kali. Namun, ancaman kebakaran masih ada di bandara seluas lebih dari 1.000 hektar itu. Selain terminal seluas 96.280 meter persegi dan bangunan pendukung lainnya, sebagian besar areal bandara masih berupa tanah lapang yang ditumbuhi ilalang.
Ilalang kering, lanjutnya, merupakan bahan bakar dalam kebakaran lahan. Apalagi, jika angin berembus kencang dan mempercepat api merambat ke daerah lain. Saat ini, lahan pertanian di Majalengka telah panen. Jerami pun kerap dibakar sebelum lahan diolah kembali.
”Segalanya masih mungkin terjadi. Untuk itu, kami siaga darurat kebakaran hingga 31 Oktober. Pencegahan yang terpenting adalah jangan sampai lahan terbakar ataupun dibakar,” ujarnya.
Apalagi, kebakaran lahan di bandara sempat mengganggu aktivitas penerbangan. Maskapai Lion Air JT 950 rute Batam-Kertajati berpenumpang 103 orang dan JT 902 rute Kualanamu-Kertajati berpenumpang 121 orang dialihkan mendarat di Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta, Tanggerang.
Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Nur Isnin Istiartono, dalam siaran persnya, meminta penyelenggara bandara meningkatkan pengawasan dan kesiapsiagaan untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penerbangan. Semalam, lanjutnya, penerbangan di Bandara Kertajati sudah normal.
”Ditjen Hubud akan terus memantau dan berkoordinasi dengan Kantor Otoritas Bandar Udara wilayah I Soekarno–Hatta, penyelenggara bandar udara, dan aparat kepolisian untuk memastikan penyebab kebakaran,” kata Isnin.
Airport Operation and Performance Group Head PT Bandara Internasional Jabar Agus Sugeng Widodo mengatakan, pihaknya terus berpatroli untuk mencegah kebakaran lahan di Bandara Kertajati. ”Jadi, kalau ada titik api bisa langsung diantisipasi,” ucapnya.