Pembunuhan yang melibatkan keluarga terdekat kembali terulang. Kali ini seorang keponakan tega membunuh pamannya hanya karena tidak terima ditegur.
Oleh
Aguido Adri
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembunuhan yang melibatkan keluarga terdekat kembali terulang. Kali ini seorang keponakan tega membunuh pamannya hanya karena tidak terima ditegur.
Nyawa Abdul Rohim (37) tidak bisa diselamatkan ketika tim medis RS Pelni Jakarta Barat hendak melakukan penanganan. Korban tewas akibat tusukan yang dilakukan keponakannya, MA (23), lantaran tak terima ditegur oleh korban.
Kepala Kepolisian Sektor Palmerah Polres Metro Jakarta Barat Komisaris Ade Rosa mengatakan, kejadian pembunuhan di Jalan Kemanggisan Pulo I No 35 RT 014 RW 008 Palmerah, Jakarta Barat, Jumat (27/9/2019) malam.
Saat itu, korban sedang tidur dan terbangun saat keponakannya tiba setelah bekerja sebagai sopir ekspedisi. MA, yang kemudian bermain game, tiba-tiba dimarahi oleh pamannya. Berdasarkan keterangan pelaku, kata Ade, AM dan pamannya adu mulut. Korban sempat memegang kepala MA.
”Pelaku merasa kesal atas perbuatan korban sehingga secara spontan pelaku mengambil pedang samurai yang ada di kamar. Pelaku kemudian menusuk korban di rusuk atas sebelah kiri sebanyak dua kali dan membacok badan korban hingga tersungkur di lantai,” kata Ade, Minggu (29/9/2019).
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Palmerah Ajun Komisaris Saifudin Ali mengatakan, saat itu anggota Polsek Palmerah yang sedang melakukan observasi wilayah langsung mendatangi rumah korban dan menangkap pelaku, mengamankan barang bukti, serta membawa korban ke RS Pelni.
”Namun, sesampainya di IGD RS Pelni korban dinyatakan sudah meninggal di perjalanan. Pelaku dan barang bukti berupa satu pedang samurai dibawa ke Polsek Palmerah guna penyelidikan lebih lanjut,” kata Ali.
Secara terpisah, psikolog forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan, membunuh merupakan hasil dari menumpuknya emosi. Bisa pula sebagai ledakan sesaat.
Ia melanjutkan, ada sejumlah kemungkinan alasan seseorang membunuh. Pertama, karena ekspresi perasaan negatif, yaitu agresi sebagai cara menyalurkan perasaan amarah dan kebencian.
Membunuh merupakan hasil dari menumpuknya emosi. Bisa pula sebagai ledakan sesaat.
Kedua, tujuan instrumental, yaitu agresi untuk mendapatkan keuntungan, seperti harta, popularitas, dan modus untuk menutupi kejahatan lain.
”Semakin banyak elemen yang terpenuhi, semakin tinggi probabilitas pelaku akan melancarkan aksinya,” tutur Reza.