Liverpool meraih kemenangan beruntun ke-16 di Liga Inggris setelah menundukan Sheffield United. The Reds pun mendekati rekor Manchester City yang menang beruntun dalam18 laga.
Oleh
Yulvianus Harjono
·3 menit baca
SHEFFIELD, SABTU – Untuk pertama kalinya di era Liga Premier Inggris, yaitu sejak 1992, Liverpool menjinakkan Sheffield United 1-0, Sabtu (28/9/2019) malam. Kemenangan penting di Stadion Bramall Lane itu membuat “The Reds” kian mendekati rekor sepanjang masa rival utamanya, Manchester City.
Para pemain Liverpool, salah satunya Roberto Firmino, berteriak girang seolah-olah meraih gelar juara seusai wasit Anthony Taylor meniupkan peluit panjangnya di laga pekan ketujuh Liga Inggris musim 2019-2020 itu. The Reds sempat kesulitan menembus pertahanan rapat ala “parkir bus” tim tuan rumah. Sheffield, salah satu tim promosi musim ini, bertahan dengan total sepuluh pemain di laga itu.
Untuk kali pertama musim ini dan 23 laga terakhirnya di Liga Inggris, Liverpool tidak mampu membuat satu pun tembakkan tepat ke gawang pada babak pertama laga itu. Peluang-peluang emas, antara lain yang dibuat penyerang sayap Sadio Mane, bahkan hanya mengenai tiang gawang. Namun, kebuntuan itu lantas dipecahkan gol gelandang Georginio Wijnaldum yang memanfaatkan blunder kiper Sheffield, Dean Henderson, di menit ke-70 babak kedua.
“Beberapa tahun silam, kami biasanya kalah pada laga-laga seperti ini. Kami memulai laga dengan kurang baik, sementara mereka tampil displin menghentikan serangan-serangan kami,” ujar Wijnaldum seusai laga itu seperti dikutip Liverpool Echoe.
Sebelum laga itu, Bramall Lane—markas Sheffield—ibarat stadion angker yang sulit ditaklukkan Liverpool. Bayangkan saja, dalam 11 kunjungan sebelumnya ke stadion itu, The Reds hanya bisa sekali menang, yaitu pada 1990 silam alias sebelum era Liga Premier. Ketika itu, mereka dianggap beruntung bisa menang karena kiper Sheffield, Simon Trace, cedera di tengah laga seusai bertabrakan dengan striker legendaris Liverpool, Ian Rush.
Berkat kemenangan itu, The Reds meraih predikat sebagai klub penakluk arena-arena lawan di Inggris. Total 56 kandang lawan, termasuk Bramall Lane, telah mereka kuasai di era Liga Premier. Koleksi itu lebih banyak dari Manchester United dan Tottenham Hotspur yang masing-masing telah menundukkan 52 stadion lawan. Kini, hanya tersisa dua arena lain yang belum pernah ditaklukkan The Reds, yaitu markas Nottingham Forest dan Blackpool.
Kemenangan itu juga memperpanjang catatan positif The Reds, yaitu nilai sempurna dari tujuh laga di Liga Inggris musim ini. Jika ditarik dari musim lalu, kemenangan beruntun di Liga Inggris itu telah berlangsung hingga 16 laga, yaitu tepatnya sejak Maret lalu. Mereka pun kian mendekati rekor kemenangan beruntun terbanyak sepanjang sejarah di Liga Inggris, yaitu 18 kali yang ditorehkan Manchester City pada 2017 silam.
Menurut bek Liverpool, Virgil van Dijk, kemenangan di tiap laga kini menjadi candu bagi timnya. Setiap laga, entah sesulit maupun semudah apa pun, selalu dipersiapkan dengan matang oleh Liverpool di sesi latihan serta pertemuan dalam ruangan. “Setiap pekan menjadi tantangan baru bagi kami. Ini menjadi rutinitas yang saya nikmati,” tutur pesepak bola terbaik Eropa 2019 itu.
Musim ini, Liverpool memang menargetkan trofi juara Liga Inggris sebagai prioritas utama buruan mereka. Sudah tiga dekade lamanya mereka menunggu trofi itu. Terakhir kali mereka meraihnya yaitu pada 1990 silam di era Ian Rush dan manajer Kenny Dalgish. “Jika mereka bisa menaklukkan Bramall Lane untuk pertama kalinya dalam 29 tahun, maka bukan tidak mungkin mengakhiri 30 tahun penantian juara,” tulis koran Inggris, Mirror, optimistis.
The Reds berpotensi kian menjauhi rival utamanya dalam perburuan trofi juara Liga Inggris, yaitu Manchester City. Mereka kini unggul delapan poin dari City yang menghadapi ujian tidak mudah di markas Everton, Minggu (29/9) dini hari WIB.