Demonstrasi di area Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, meluas ke area sekitarnya. Bentrokan antara aparat dan demonstran mengecewakan warga yang terganggu aktivitasnya.
JAKARTA, KOMPAS — Demonstrasi pelajar, buruh, dan elemen masyarakat lain di sekitar Gedung Parlemen, Jakarta, menyisakan kekecewaan warga. Aksi yang berlangsung rusuh ini membuat sebagian warga tercekam rasa takut. Kericuhan itu pun mengganggu aktivitas warga dari Senin (30/9/2019) siang hingga malam.
Agung (38), warga Serpong, Tangerang Selatan, Banten, merasa takut saat kericuhan terjadi. ”Demo dengan santun dan damai, kan, bisa. Ini dampaknya sangat merugikan, salah satunya Stasiun Palmerah enggak beroperasi. Ini membuat takut kami,” kata Agung yang berada di Stasiun Palmerah saat kericuhan terjadi.
Kekecewaan serupa disampaikan warga sekitar Palmerah bernama Minah (43). Perempuan ini tercekam takut dan menghentikan aktivitasnya selama kericuhan. ”Tadi sore saya lihat dari kejauhan aman-aman saja. Kok, tiba-tiba ada lemparan batu. Ya, sudah itu, saya langsung lari menjauh karena takut. Tolong dong yang demo jaga situasi, jangan rusuh. Kasihan warga,” Kata Minah.
Kericuhan di sekitar Stasiun Palmerah berdampak luas terhadap warga sekitar. Ada sejumlah pedagang di sekitar Pasar Palmerah yang terpaksa menutup lapak dagangannya lebih awal. Mereka takut barang dagangannya dirusak massa dan terkena tembakan gas air mata.
Sementara itu, di Jalan Tentara Pelajar, tak sedikit warga yang sedang melintas dengan kendaraan bermotor terjebak kemacetan. Hal itu terjadi karena kericuhan dan konsentrasi massa terpusat di jalan tersebut.
Layanan KRL terdampak
Kericuhan ini juga berdampak pada perjalanan kereta rel listrik (KRL) relasi Tanah Abang-Rangkas Bitung dan sebaliknya. Pihak PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) terpaksa melakukan rekayasa perjalanan KRL relasi itu sejak pukul 16.55.
Vice Corporate Communications PT KCI Anne Purba menyatakan, rekayasa dilakukan untuk lintas Tanah Abang-Serpong/Parung Panjang/Maja/Rangkas Bitung dan sebaliknya. Rekayasa itu dilakukan karena situasi di sekitar jalur kereta lintas Palmerah tidak kondusif dan membahayakan keselamatan penumpang.
Selama kerusuhan berlangsung, layanan di Stasiun Palmerah dihentikan. Layanan di stasiun itu dialihkan ke stasiun terdekat di Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Kebayoran. Hingga pukul 21.30, KRL belum terlihat melintas di Stasiun Palmerah.
Eva Chairunisa dari bagian Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi I mengatakan, selama penghentian layanan di Stasiun Palmerah, kereta dari Rangkas Bitung menuju Tanah Abang hanya sampai Stasiun Kebayoran. ”Operasional layanan kereta di Stasiun Palmerah menyesuaikan situasi di lapangan. Apabila ada aksi lanjutan dan situasi tidak kondusif, layanan diberhentikan,” kata Eva.
Hingga pukul 21.30, sebagian ruas Jalan Tentara Pelajar arah ke Slipi sudah bisa dilalui kendaraan bermotor. Anggota kepolisian juga tengah beristirahat di sekitar kawasan stasiun tersebut. Seusai demonstrasi, bebatuan, botol plastik, hingga potongan kayu berserakan di jalanan. Di area yang sama terlihat kerusakan sebagian fasilitas umum.
Kericuhan merembet hingga kawasan di sekitar Stasiun Palmerah sejak pukul 16.30. Kericuhan pecah saat sebagian pelajar dan sejumlah massa memaksa masuk area Gedung Parlemen. Namun, upaya mereka dihadang aparat kepolisian. Tindakan persuasif polisi mulai berubah menjadi tindakan tegas dengan tembakan gas air mata hingga membuat konsentrasi massa tercerai berai.