Operasional moda transportasi umum di sejumlah titik di Jakarta masih terdampak demonstrasi, Senin (30/9/2019). Meskipun demikian, jumlah penumpang kereta moda raya terpadu dan kereta rel listrik masih terpantau stabil.
Oleh
Dian Dewi Purnamasari
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Operasional moda transportasi umum di sejumlah titik di Jakarta masih terdampak demonstrasi, Senin (30/9/2019). Meskipun demikian, jumlah penumpang kereta moda raya terpadu dan kereta rel listrik masih terpantau stabil.
Penumpang kereta moda raya terpadu (MRT) justru mencapai puncak pada saat demo pekan kemarin.
Pada saat demonstrasi di sekitar Kompleks Parlemen, Selasa-Rabu (24-25/9/2019), polisi dan massa bentrok di belakang Gedung DPR/MPR hingga Jalan Palmerah Timur. Kondisi ini mengganggu jalur rel KRL rute Tanah Abang-Rangkasbitung. Akibatnya, operasional KRL di Stasiun Palmerah dan Tanah Abang dihentikan. Hal serupa dilakukan saat demonstrasi memanas pada Senin sore hingga malam.
KRL hanya melayani penumpang dari dan hingga Stasiun Kebayoran Lama. Meskipun demikian, Vice President Communication PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan, selama demonstrasi, sarana dan prasarana KRL tidak ada yang rusak. Hanya stasiun yang ditutup secara situasional karena ada kerumunan massa dan kericuhan di sekitar lokasi.
”Pekan kemarin, saat ada demo, hanya Stasiun Palmerah dan Tanah Abang yang ditutup. Perjalanan KRL dialihkan ke Kebayoran,” ujar Anne saat dikonfirmasi.
Jumlah penumpang KRL pada Selasa (24/9/2019) 1.066.023 orang. Adapun pada Rabu (25/9/2019), jumlah penumpang turun menjadi 988.483 orang. Meskipun turun 77.000 penumpang, Anne mengklaim data tersebut masih wajar. Sebab, jumlah rata-rata penumpang per hari KRL adalah 900.000-1.100.000 orang per hari.
”Bahkan, khusus di Stasiun Palmerah, pada Selasa (24/9/2019), penumpang justru meningkat 59 persen. Pada periode yang sama sebelumnya tercatat 25.741 penumpang dan Selasa lalu menjadi 40.949 orang,” ujar Anne.
Terkait demo di parlemen Senin ini, mulai pukul 17.00, PT KCI menerapkan rekayasa pola operasi KRL. Melihat situasi dan kondisi di Stasiun Palmerah yang dipadati massa dan cenderung tidak kondusif, operasional kereta Tanah Abang-Rangkasbitung hanya sampai Stasiun Kebayoran Lama. Calon penumpang yang akan mengarah ke Serpong/Parung Panjang/Maja/Rangkasbitung diimbau naik dari Stasiun Kebayoran Lama.
”Rekayasa ini dilakukan mengingat KRL tidak dapat melintas di jalur antara Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Palmerah karena sejumlah lokasi di sepanjang jalur tersebut dipenuhi massa. Untuk menyesuaikan dengan rekayasa operasi ini, penjualan tiket di Stasiun Palmerah juga telah ditutup,” kata Anne.
Penumpang tetap bertambah
Sekretaris PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin mengungkapkan, saat unjuk rasa pekan lalu, jumlah penumpang kereta MRT rute Bundaran HI-Lebak Bulus justru mencapai puncak. Peningkatan jumlah penumpang sudah berjalan bertahap sejak September.
Dari data MRT, penumpang pada Selasa (24/9/2019) 113.560 orang. Adapun pada Rabu (25/9/2019), jumlah penumpang 121.076 orang. Padahal, jumlah rata-rata penumpang MRT per hari pada September adalah 90.386 orang.
”Ada peningkatan jumlah penumpang pada saat unjuk rasa. Namun, jika melihat trennya, jumlah penumpang MRT sudah meningkat secara bertahap sejak Juli, Agustus, hingga September,” ujar Kamaluddin.
Untuk mengantisipasi situasi keamanan pada demo lanjutan hari ini, PT MRT Jakarta menambah jumlah personel keamanan di sekitar pintu masuk stasiun. Langkah ini terutama untuk penjagaan di luar stasiun, radius 200 meter. Selain itu, penjagaan juga dioptimalkan melalui pengawasan kamera pemantau (CCTV), patroli pintu masuk, dan kawasan stasiun.
”Sampai saat ini, tidak ada kerusakan stasiun, kereta, ataupun infrastruktur lainnya milik PT MRT Jakarta. Semoga sampai kapan pun tidak ada perusakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” imbuh Kamaluddin.
Penjagaan di mal
Sementara itu, Manager Komunikasi Media dan Humas Senayan City Leonardo menuturkan, untuk menghadapi peningkatan situasi keamanan saat unjuk rasa, pihak keamanan Senayan City memiliki prosedur dan tahapan prosedur.
Langkah yang diambil dalam rangka kesiagaan itu adalah memasang kawat barikade. Kawat barikade telah disiapkan pada masing-masing akses. Jika dibutuhkan, hanya memerlukan waktu 3-5 menit untuk memasang peralatan ini.
Jumlah pasukan keamanan mal dalam sehari mencapai 180 petugas. Jumlah tersebut dirasa cukup maksimal untuk barikade pada akses mal. Pihak mal juga berkoordinasi dengan segenap karyawan yang bekerja di Senayan City untuk mengamankan aset gedung. Aparat, baik TNI maupun Polri, selalu menginformasikan situasi di sekitar lokasi.
”Bantuan personel TNI setiap hari telah berjalan dan melekat pada setiap shif. Apabila dalam kondisi darurat, pihak manajemen akan berkoodinasi dengan TNI dan Polri untuk penempatan satu peleton di lokasi,” kata Leonardo.
Selama unjuk rasa pekan lalu, kata Leonardo, jumlah pengunjung masih normal seperti hari biasa.