Insiden penembakan beberapa hari terakhir melanda Kabupaten Puncak, Papua. Warga sipil pendatang berbondong-bondong mengungsi, takut menjadi korban.
JAYAPURA, KOMPAS Kelompok kriminal bersenjata menyerang pos keamanan Satuan Tugas Nemangkawi dan puluhan rumah warga di Kampung Kimak, Kabupaten Puncak, Papua. Tidak ada korban jiwa, tetapi banyak warga mengungsi. Aparat keamanan pun bersiaga penuh.
Serangan terjadi pada Sabtu (28/9/2019) pukul 19.00-22.00 WIT, lalu berlanjut lagi hari Minggu pukul 07.30, yang dibalas tembakan ke arah kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kontak senjata berakhir pukul 13.00. Satgas Nemangkawi merupakan satuan tugas gabungan TNI dan Polri.
Menurut Kepala Polres Puncak Jaya Ajun Komisaris Besar Ary Purwanto, terdapat lima anggota KKB dengan lima pucuk senjata laras panjang terlibat serangan tersebut. Selain itu, ada sekitar 60 simpatisan mereka menggunakan panah. Aparat TNI dan Polri tak meninggalkan pos karena banyak pengungsi di tempat tersebut.
”Kami akan bertahan dengan seluruh kekuatan yang ada di Ilaga, ibu kota Puncak. Tim dari Jayapura akan segera diterjunkan ke sini,” kata Ary, kemarin. Kelompok itu juga membakar puluhan kios dan rumah di Kampung Kimak. Warga yang ketakutan mengungsi ke markas TNI dan Polri setempat.
”Sekitar 100 keluarga diperkirakan mengungsi ke Markas Koramil dan Polsek Ilaga. Mereka ketakutan dengan aksi penembakan tersebut,” katanya. Hingga saat ini, aparat TNI dan Polri masih bersiaga di seluruh pos mengantisipasi serangan susulan KKB dan simpatisan.
Bupati Puncak Willem Wandik membenarkan adanya peristiwa tersebut. Ia turut menyesalkan insiden penembakan terus-menerus di wilayah Puncak, beberapa hari terakhir.
Kejadian sebelumnya
Sebelumnya, dua pengojek motor, yakni La Ode Alwi dan Midung, tewas ditembak di Jembatan Muara, Kampung Amnunggi, Kabupaten Puncak, Kamis lalu. Tembakan anggota KKB juga menewaskan Sahrudin, pemilik kios di Kampung Aminggaru, Puncak, Sabtu.
”Saat ini, warga masih mengungsi ke tempat aman. Saya akan berkoordinasi dengan pihak TNI dan Polri agar memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat Puncak sehingga dapat beraktivitas kembali,” ujar Willem.
Kekerasan bersenjata di sejumlah daerah di Papua menambah jumlah pengungsi yang adalah pendatang dari luar Papua. Saat ini sekitar 10.000 pengungsi mendaftar diangkut pesawat Hercules TNI Angkatan Udara keluar Wamena. Selain Wamena, pengungsi juga tinggal di Kabupaten Tolikara dan Lanny Jaya. (FLO)