Polisi Halau Massa Buruh dan Pelajar Dari Gedung DPR
Gelombang demonstrasi masih terjadi di Ibu Kota. Sasaran massa masih tertuju pada Gedung Parlemen di Senayan, Jakarta. Adapun tuntutan massa masih mempersoalkan sejumlah rancangan undang-undang yang dinilai bermasalah.
JAKARTA, KOMPAS — Sekumpulan massa yang berasal dari kalangan buruh dan pelajar mulai memenuhi kawasan Jalan Gatot Subroto, Jakarta, untuk berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Senin (30/9/2019) siang. Aksi yang disebut berniat untuk mengawal rapat paripurna DPR itu kini dihalau polisi sebelum mengarah ke depan gedung DPR.
Sejak pukul 13.00, massa dari kalangan buruh dan pelajar telah berkumpul di sekitar Jalan Gatot Subroto. Massa terdiri dari sejumlah kelompok buruh, antara lain, Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Konfederasi Perjuangan Buruh Indonesia (KPBI), Sentra Gerakan Buruh Nasional (SGBN), dan Serikat Pekerja Media dan Industri Kreatif untuk Demokrasi (Sindikasi).
Massa buruh ini bergabung dan menamai diri sebagai Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak). Juru Bicara Gebrak Nining Elitos mengatakan, unjuk rasa kali ini berniat untuk meminta pemerintah agar tidak memaksakan pembahasan sejumlah undang-undang yang dinilai kontroversial.
"Kami kecewa bahwa parlemen di masa akhir jabatan justru mengeluarkan rancangan undang-undang yang menuai kontroversi. Kami di sini mengawal dan meminta agar pemerintah tidak hanya menunda, tetapi juga menghentikan pembahasan undang-undang tersebut," ujar Nining.
Nining menyebut sejak pagi tadi, ada sekitar 5.000 orang yang diundang untuk berunjuk rasa dari wilayah Jabodetabek. Massa buruh ini juga bergabung dengan pengunjuk rasa dari kalangan mahasiswa. Ia menambahkan, Massa akan terus bergerak menuju Gedung DPR. "Di sini tidak hanya buruh, ada kelompok petani, nelayan, serta mahasiswa yang juga turut bersama kami untuk berunjuk rasa hingga menjelang malam nanti," tuturnya.
Massa berseragam sekolah
Tidak hanya buruh, kumpulan massa berpakaian pelajar mulai mendekati barikade polisi di pintu Belakang Parlemen, Jalan Gelora, Jakarta Pusat, sekitar pukul 15.00. Ada beberapa Yel-yel yang diteriakkan para pelajar itu, yakni meminta polisi untuk mengayomi masyarakat dan meminta DPR RI mebcabut RUU bermasalah.
Kumpulan massa yang didominasi pelajar itu sudah memadati sekitar kawasan Stasiun Palmerah sejak pukul 13.00. Mereka selain membawa bendera Merah Putih, juga membawa poster yang berisikan berbagai mavam pesan. Salah satu pesan dari poster itu, yakni "Kalau kata-kata loe hanya Penenang Rakyat, gue pastiin ! Orangtua lebih baik dari Loe".
Kehadiran pengunjuk rasa ini juga menyebabkan kereta rel listrik relasi Tanah Abang-Rangkas Bitung melaju pelan saat melintasi di sekitar Stasiun Palmerah. Sebab, sebagian massa pelajar itu masuk ke jalur kereta.
Aparat polisi yang ada di lokasi terus melakukan pendekatan persuasif agar massa pelajar itu tidak menghambat lalu lintas di sekitar stasiun. Polisi melakukan penjagaan ketat di Jalan Gelora, agar massa yang berpakaian pelajar dan pakaian biasa tidak memasuki belakang Parlemen.
Meski demikian, mereka terus memprovokasi polisi. Teriakan agar polisi membuka jalan masih terus bergema. M (13) siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Karya Baru, Jakarta Barat, mengikuti demonstrasi karena ajakan teman-teman sekolahnya. Bersama tiga teman sebaya, mereka menunggu pelajar lain di pintu perlintasan Stasiun Palmerah.
"Ikut temen-temen ke sini. Guru tidak tahu kalau kami ke sini," kata M. Ketiga pelajar itu masih mengenakan seragam sekolah. Kumpulan pelajar sekolah menengah atas/kejuruan berunjuk rasa di sekitar Kawasan Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019) sore. Unjuk rasa para pelajar ini menyebabkan lalu lintas di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Pusat, tersendat.
Dari pantauan, kumpulan massa yang rata-rata berpakaian pelajar sekolah menengah ini mulai mendekati barikade polisi di pintu Belakang Parlemen, Jalan Gelora, Jakarta Pusat, sekitar pukul 15.00. Ada beberapa Yel-yel yang diteriakkan para pelajar itu, yakni meminta polisi untuk mengayomi masyarakat dan meminta DPR RI mebcabut RUU bermasalah.
Kumpulan massa yang didominasi pelajar itu sudah memadati sekitar kawasan Stasiun Palmerah sejak pukul 13.00. Mereka selain membawa bendera Merah Putih, juga membawa poster yang berisikan berbagai mavam pesan. Salah satu pesan dari poster itu, yakni "kalau kata-kata loe hanya Penenang Rakyat, gue pastiin! Orangtua lebih baik dari Loe".
Kehadiran pengunjuk rasa ini juga menyebabkan kereta rel listrik relasi Tanah Abang-Rangkas Bitung melaju pelan saat melintasi di sekitar Stasiun Palmerah. Sebab, sebagian massa pelajar itu masuk ke jalur kereta.
Aparat polisi yang ada di lokasi terus melakukan pendekatan persuasif agar massa pelajar itu tidak menghambat lalu lintas di sekitar stasiun. Polisi melakukan penjagaan ketat di Jalan Gelora, agar massa yang berpakaian pelajar dan pakaian biasa tidak memasuki belakang Parlemen.
Meski demikian, mereka terus memprovokasi polisi. Teriakan agar polisi membuka jalan masih terus bergema. M (13) siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Karya Baru, Jakarta Barat, mengikuti demonstrasi karena ajakan teman-teman sekolahnya. Bersama tiga teman sebaya, mereka menunggu pelajar lain di pintu perlintasan Stasiun Palmerah. "Ikut temen-temen ke sini. Guru tidak tahu kalau kami ke sini," kata M. Ketiga pelajar itu masih mengenakan seragam sekolah.
Dari pantauan Kompas, Senin (30/9/2019) sore, polisi menjaga ketat sekitar kawasan Kompleks Parlemen sejak 08.00 pagi. Adapun kawasan Jalan Gatot Subroto menuju Slipi, serta Jalan Gelora menuju Palmerah diberi palang serta kawat berlapis.
Kepala Bagian Operasi Pengamanan Polres Metro Jakarta Pusat, Ajun Komisaris Besar Dedi Supriyadi mengatakan, unjuk rasa di sekitar Gatot Subroto akan ditahan agar tidak menuju ke arah Gedung DPR. "Kami harap agar teman-teman tidak melewati batas barikade yang telah dibuat kepolisian, serta tidak melebarkan massa di sekitar badan jalan tol," kata Dedi.
Kumpulan pelajar sekolah menengah atas/kejuruan berunjuk rasa di sekitar Kawasan Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, Senin (30/9/2019) sore. Unjuk rasa para pelajar ini menyebabkan lalu lintas di Jalan Tentara Pelajar, Jakarta Pusat, tersendat.