Ada yang Bertahan dan Ada yang Harap Cemas
Jelang pelantikan anggota DPR hasil Pemilu 2019, ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang bersiap kembali akan berkarya selama lima tahun ke depan, tetapi ada pula yang bersiap meninggalkan gelanggang politik.
Jelang pelantikan anggota DPR hasil Pemilu 2019, ada anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang bersiap kembali akan berkarya selama lima tahun ke depan, tetapi ada pula yang bersiap meninggalkan gelanggang politik. Nasib sebagian tenaga ahli DPR juga sejalan dengan anggota DPR yang mereka ”bantu”.
Siti Juaria (28), tenaga ahli anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-P Arteria
Dahlan, bersyukur masih akan bertugas lima tahun ke depan. Arteria pada Pemilu 2019 kembali terpilih untuk menjadi anggota DPR. Juaria bertutur, semangat dan etos kerja yang sama masih akan dia jaga.
Sudah 10 tahun ia membantu Arteria. Awalnya, ia bertugas sebagai resepsionis di kantor hukum Arteria. Ia kemudian ikut pindah ke Senayan saat Arteria dilantik menjadi anggota DPR pada tahun 2015. Saat itu, Arteria menggantikan Djarot Syaiful Hidayat yang mengundurkan diri karena menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Selama menjadi tenaga ahli, Juaria perlu menyesuaikan ritme kerja anggota DPR. Sepanjang atasannya bekerja, ia harus memastikan ada yang mendampingi dan mendokumentasikan kegiatan Arteria. Artinya, jika anggota DPR itu pulang pukul 00.00, ia pun harus tetap terjaga hingga beberapa waktu setelahnya.
Kesibukan itu menjadi-jadi beberapa hari jelang masa jabatan DPR periode 2014-2019 berakhir. Komisi III memiliki agenda yang harus dikebut hingga larut malam.
Jadwal yang padat, ditambah perpindahan lokasi kerja, menambah tantangan kerja para tenaga ahli. Mereka harus tetap menjaga konsentrasi untuk memfasilitasi kebutuhan anggota DPR, mulai dari administrasi hingga materi rapat untuk para atasan.
”Rapat-rapat dan pembahasan RUU yang kami ikuti juga tidak hanya di Kompleks Parlemen ini, tetapi kadang juga di hotel,” ujar Juaria yang mendampingi Arteria saat menghadiri rapat paripurna terakhir DPR 2014-2019 di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/9/2019).
Pada Selasa ini, anggota DPR periode 2019-2024 akan dilantik. Hampir separuh dari anggota DPR periode baru itu bukan petahana.
Masih di depan ruang Rapat Paripurna DPR, Fikar (30) menunggu di dekat anggota Komisi III DPR, Arsul Sani, yang sedang diwawancarai wartawan. Sesekali ia merapikan berkas hasil rapat paripurna akhir masa jabatan yang telah selesai.
Kehadiran sejumlah orang yang setia menunggu anggota DPR tatkala memberi keterangan kepada awak media sudah menjadi pemandangan biasa saat rapat paripurna atau rapat komisi. Bahkan, saat kunjungan kerja, anggota Dewan selalu ditemani para tenaga ahli dan sekretaris pribadi.
Fikar merupakan salah satu tenaga ahli Arsul yang bertugas mengerjakan urusan pencairan dana kunjungan kerja, pengajuan izin pergi ke daerah pemilihan, dan mengurusi berkas-berkas rapat. Arsul memiliki lima sekretaris di DPR dan tiga sekretaris di DPP Partai PPP. Lima tenaga ahli di DPR merupakan orang-orang pilihan Arsul, sedangkan tiga tenaga ahli di DPP dipilih berbasis proses kaderisasi partai.
”Untuk yang di DPR, tugasnya sebagian besar menyiapkan bahan rapat kerja, kemudian ada yang bertugas untuk menerima tamu, serta ada pula yang bertugas menemani Bapak ketika sedang berkunjung ke dapil,” katanya.
Pada Pemilu 2019, Arsul kembali terpilih menjadi anggota DPR masa bakti 2019-2024. Meski demikian, Fikar belum tahu apakah ia akan dipilih lagi menjadi anggota staf Arsul untuk periode berikutnya.
”Biasanya Pak Arsul itu jarang mengganti orang. Kalau sudah ada yang ia percaya, biasanya ia akan mempekerjakan terus staf tersebut,” katanya berharap.
Tugas tenaga ahli
Tugas tenaga ahli berdasarkan Peraturan DPR tentang Pengelolaan Tenaga Ahli dan Staf Administrasi Anggota DPR antara lain mendampingi anggota dalam rapat komisi. Selain itu, mereka bertugas menyusun telaah, kajian, dan analisis, baik isu terkini maupun yang berkaitan dengan fungsi DPR di bidang legislasi, anggaran, dan pengawasan. Para tenaga ahli juga bertugas menyiapkan bahan untuk keperluan kunjungan kerja anggota DPR.
Tidak sedikit anggota DPR yang bergantung pada bantuan dan kinerja tenaga ahli, tak terkecuali anggota Komisi VIII DPR dari Fraksi Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. Bagi dia, kinerja tenaga ahli sangat membantu di tengah banyaknya tanggung jawab pekerjaannya.
”Ada anggota DPR yang mungkin sangat individual. Tetapi, saya sendiri tak mungkin bisa bekerja dengan baik tanpa tim. Tenaga ahli inilah yang membantu menangani bagian perempuan, anak, sosial, dan agama,” ujarnya.
Menurut Rahayu, sistem perekrutan tenaga ahli di setiap partai dan periode berbeda-beda. Sejumlah partai memang merekrut tenaga ahli untuk dijadikan anggota staf di fraksi, tetapi ada juga partai yang menyerahkan penuh urusan tenaga ahli kepada anggota DPR masing-masing.
Pada Pemilu 2019, Rahayu kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan DKI Jakarta 3 (Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu). Namun, ia tidak lolos ke Senayan. Gugatan perselisihan hasil pemilu yang diajukannya ditolak Mahkamah Konstitusi.
Saat menjadi anggota DPR periode 2014-2019, dia dibantu dua tenaga ahli dan dua asisten pribadi yang berasal dari fraksi. Selain itu, ada tiga orang lagi yang ”dibawa” sendiri oleh Rahayu.
Nantinya, setelah dia tidak menjabat sebagai anggota DPR, para tenaga ahli itu akan dipertimbangkan untuk membantu anggota DPR lain dari Fraksi Gerindra.