Lalu lintas di kawasan Kompleks DPR, di Jalan Tentara Pelajar, Tol Dalam Kota, dan Jalan Gatot Subroto lumpuh. Layanan kereta komuter KRL dan bus Transjakarta terputus, khususnya yang melewati seputar lokasi kerusuhan.
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata/Irene Sarwindaningrum/Dian Dewi Purnamasari/J Galuh Bimantara
·4 menit baca
Unjuk rasa berbuntut rusuh ketiga kalinya dalam sepekan dikhawatirkan berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi Jakarta. Warga yang kesulitan beraktivitas dapat menurunkan sektor konsumsi yang menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Ibu Kota.
JAKARTA, KOMPAS — Unjuk rasa kembali berakhir rusuh di sekitar Kompleks DPR/MPR RI di Senayan, Jakarta Pusat. Lalu lintas di kawasan itu, di Jalan Tentara Pelajar, Tol Dalam Kota, dan Jalan Gatot Subroto lumpuh. Layanan kereta komuter KRL dan bus Transjakarta terputus, khususnya yang melewati seputar lokasi kerusuhan.
Ribuan orang dipastikan terganggu, sulit pulang dari kantor menuju rumah dan mereka yang membatalkan kegiatan atau aktivitas ekonominya sepanjang Senin. Kondisi seperti ini sudah terjadi tiga kali dalam sepekan terakhir.
Sebelumnya unjuk rasa berakhir rusuh terjadi pada Selasa-Rabu (24-25/9).
Semalam, rusuh berulang. Puluhan pengunjuk rasa yang diduga juga perusuh dibawa ke Markas Polda Metro Jaya setelah bentrok dengan aparat. Bentrokan mulai terjadi sekitar pukul 18.00. Massa yang ditangkap sebagian menggunakan seragam sekolah.
Ratusan massa berkumpul di depan Markas Polda Metro Jaya di Jalan Gatot Subroto melakukan provokasi dan melempari petugas dengan berbagai benda. Polisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Massa membalas dengan melempar petasan.
Sekitar pukul 19.00, polisi dapat membubarkan massa yang berkumpul di Gedung Bank Mandiri. Bersamaan dengan bubarnya massa di Jalan Gatot Subroto, sisa massa di depan Gedung DPR yang dibubarkan berlari ke arah Semanggi. Sebagian dari perusuh itu ditangkap dan dibawa ke Polda Metro Jaya.
Meskipun sempat mereda, bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat terjadi lagi sekitar pukul 20.00.
Belum signifikan
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan, sejauh ini rangkaian unjuk rasa belum berdampak signifikan untuk pusat-pusat belanja di DKI Jakarta, di antaranya Glodok dan Tanah Abang. Hal ini karena unjuk rasa hanya berlangsung di sejumlah ruas jalan, yaitu Jalan Jenderal Gatot Subroto, Slipi, Tentara Pelajar, dan di sekitar Istana Merdeka.
”Perdagangan sejauh ini masih berlangsung karena unjuk rasa tidak terjadi di pusat-pusat perdagangan,” katanya di Jakarta.
Pendapat senada diungkapkan operator angkutan umum massal di Jakarta. Meskipun terdampak, jumlah penumpang kereta moda raya terpadu (MRT) dan kereta rel listrik (KRL) Commuterline dilaporkan masih stabil.
KRL cukup terdampak karena Stasiun Tanah Abang dan Palmerah lumpuh. Meskipun demikian, perjalanan ke arah Serpong tetap dilayani dari Stasiun Kebayoran Lama. Vice President Komunikasi Perusahaan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Anne Purba mengatakan, sarana prasarana KRL tidak ada yang rusak.
Sekretaris PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin mengungkapkan, saat unjuk rasa pekan lalu, jumlah penumpang MRT rute Bundaran HI-Lebak Bulus justru mencapai puncak tertingginya. Rata-rata penumpang per hari mencapai 100.000 orang.
Jaringan bus Transjakarta juga berkomitmen melayani penumpang. Namun, sepanjang Senin, belasan rute dialihkan karena sebagian jalan tidak bisa diakses.
Jumlah pengunjung turun
Sejauh ini, baru pusat-pusat perbelanjaan di sekitar lokasi unjuk rasa yang mengalami penurunan jumlah pengunjung. Apabila kondisi ini berlarut-larut, kata Sarman Simanjorang, hal ini berisiko menurunkan perdagangan atau sektor konsumsi rumah tangga. Padahal, saat ini hampir 60 persen pertumbuhan ekonomi Jakarta berasal dari sektor konsumsi rumah tangga.
Selain itu, karena unjuk rasa berlangsung di jalan-jalan utama, unjuk rasa yang berbuntut kerusuhan bisa menurunkan minat investasi ke Jakarta jika tak tertangani dengan baik. Sarman berharap pihak aparat dan pemerintah bisa menghadapi unjuk rasa secara persuasif.
”Biarkan mahasiswa dan pelajar menyampaikan pendapatnya tanpa ada kerusuhan,” katanya.
Biarkan mahasiswa dan pelajar menyampaikan pendapatnya tanpa ada kerusuhan. (Sarman Simanjorang)
Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat mengatakan, beberapa pusat perbelanjaan yang berada di dekat lokasi unjuk rasa mengalami penurunan pengunjung sekitar 20 persen pada pekan lalu.
Wakil Ketua Umum Bidang Pengembangan Rantai Pasok, E-Commerce, dan Digital Logistik Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Trismawan Sandjaya mengatakan, meski mengakibatkan gangguan lalu lintas, unjuk rasa memprotes rancangan undang-undang bermasalah sejauh ini belum berdampak signifikan bagi perusahaan-perusahaan anggota ALFI.
”Dampak dari unjuk rasa terhadap kegiatan logistik tidak langsung dirasakan semua pelaku logistik, kecuali yang melakukan distribusi paket (kurir) dan logistik ritel,” katanya saat dihubungi kemarin.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan terus berkoordinasi dengan kepolisian dan TNI untuk menjaga keamanan Jakarta. Dinas Pendidikan DKI memberlakukan absensi bagi seluruh SMA dan SMK pagi dan siang untuk memastikan siswa mengikuti pelajaran hingga akhir.
Namun, untuk kerugian akibat unjuk rasa yang berbuntut kerusuhan, Anies belum bersedia mengungkapkan karena situasi masih terus berkembang.