Chelsea dan Lille yang bertumpu pada para pemain muda akan bertemu di laga kedua Grup H Liga Champions. Para pemain muda yang haus prestasi itu sama-sama memburu kemenangan perdana di kompetisi klub-klub elite Eropa.
Oleh
Yulvianus Harjono
·4 menit baca
LILLE, SELASA — Lille OSC dan Chelsea, dua klub beda negara tetapi saling berdekatan, bak pinang dibelah dua musim ini. Kedua klub yang kini menjadi kawah candradimuka para talenta muda berbakat itu bakal saling berhadapan untuk mengejar kemenangan perdananya di Liga Champions musim ini, Kamis (3/10/2019) dini hari WIB, di markas Lille.
Bagi Chelsea—klub asal London—Lille bukanlah klub yang asing. Secara geografis, klub di kota paling utara Perancis itu merupakan lawan terdekat mereka di Liga Champions musim ini. Selain jarak, kedekatan itu juga diwakili oleh Eden Hazard, bintang Chelsea yang baru saja hijrah ke Real Madrid. Sebelum dibuat tenar Chelsea, Hazard lebih dulu dibesarkan Lille.
Setelah melepas Hazard ke Chelsea, 2012, Lille kian gencar memproduksi talenta muda berbakat. Penyerang sayap, Nicolas Pepe, yang dibeli Arsenal dengan nilai rekor 80 juta euro atau setara Rp 1,2 triliun musim panas lalu, merupakan produk binaan terbaik mereka yang baru-baru ini dilepas. Pada saat yang sama, Lille juga melepas striker muda, Rafael Leao, ke AC Milan serta Youssouf Kone dan Thiagos Mendes ke Olympique Lyon.
Total penjualan keempat pemain, yang membantu Lille finis kedua di Liga Perancis musim lalu sekaligus lolos ke Liga Champions, mencapai 149 juta euro atau setara Rp 2,3 triliun. Kehadiran mereka tidaklah terlepas dari jasa Luis Campos, direktur olahraga Lille yang bersahabat karib dengan mantan manajer Chelsea, Jose Mourinho. Campos selama ini memang dikenal sebagai ”guru transfer” di Eropa.
Status itu ia sandang sejak masih bekerja di AS Monako, 2013-2017. Saat itu ia sukses mengorbitkan sejumlah talenta muda yang kini tenar, seperti Fabinho, Bernardo Silva, Anthony Martial, Thomas Lemar, dan Benjamin Mendy. ”Luis berperan besar saat kami jadi juara (Liga Perancis) pada 2017. Kami akan selalu berutang pujian kepadanya,” ujar Vadim Vasilyev, mantan Wakil Presiden AS Monako.
Dalam skala yang hampir sama, berkat kejeliannya mencari talenta hebat, Campos nyaris membawa Lille juara Liga Perancis musim lalu. Mereka hanya kalah bersaing dari Paris Saint-Germain, tim kaya raya yang gemar mengumpulkan talenta-talenta hebat sejagat. Namun, posisi runner-up di Liga Perancis musim lalu cukup mengantarkan mereka kembali ke Liga Champions untuk kali pertama sejak 2012.
Namun, tanpa para pemain bintangnya, seperti Pepe dan Mendes, mereka tertatih-tatih di awal penyisihan grup Liga Champions musim ini. Pada laga pertamanya di grup H, Lille dilumat Ajax Amsterdam, 0-3, di Amsterdam, September lalu. Mereka kini mencari penebusan kekalahan telak itu bersama sejumlah talenta barunya, seperti pemain terbaik di Piala Eropa 2016 Renato Sanches, pencetak gol tersubur Piala Dunia U-17 Victor Osimhen, dan Yusuf Yazici dari Trabzonspor.
”Tidaklah mudah membangun ulang tim setiap musim. Namun, sebuah kesenangan dan kebanggaan besar bagi kami untuk membantu para pemain muda tampil dan berkembang. Hal terhebat adalah Luis Campos mengantisipasi segalanya sehingga kami tidak pernah kekurangan talenta,” ujar Pelatih Lille Christophe Galtier.
Setali tiga uang, Chelsea musim ini harus mengorbitkan para talenta mudanya hasil binaan akademinya dan mereka yang sempat dipinjamkan ke klub luar. Namun, berbeda dengan Lille, kebijakan itu terpaksa mereka lakukan menyusul embargo transfer pemain yang dijatuhkan FIFA akibat merekrut pemain di bawah umur. Mereka pun ibarat sebuah tim baru, apalagi tanpa Hazard di ”dapur” serangan.
Sempat diragukan
Manajer Chelsea Frank Lampard akan kembali mengandalkan para pemain muda ”The Blues”, seperti Tammy Abraham, Mason Mount, dan Fikayo Tomori di laga ini. Serupa Lille, Chelsea juga mencari penebusan seusai dikalahkan Valencia pada laga pertama penyisihan grup H di Stamford Bridge. Sempat diragukan pada awal musim, Abraham dan Mount kini telah mengemas sepuluh gol di Liga Inggris musim ini. Koleksi gol Abraham, yaitu tujuh gol, hanya kalah dari striker veteran Manchester City, Sergio Aguero, yang telah mengemas total delapan gol.
Lampard berharap Abraham—yang berusia 21 tahun—suatu hari nanti bisa, seperti Didier Drogba, rekan setimnya yang merupakan striker legendaris Chelsea. ”Hal yang paling saya suka dari Tammy adalah antusiasmenya. Dia menjadikan setiap harinya sebagai sebuah tantangan baru. Jika memiliki sikap seperti itu, ia punya peluang (menjadi striker hebat). Kita semua tahu talentanya,” tutur Lampard dikutip Daily Mail. (AFP)