Absennya sejumlah pelari unggulan di nomor 200 meter putri Kejuaraan Dunia Atletik membuat persaingan untuk menjadi juara terbuka lebar. Ini menempatkan Dina Asher-Smith sebagai kandidat terkuat peraih medali emas.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
DOHA, SELASA —Persaingan meraih gelar juara dunia nomor 200 meter putri semakin ketat. Namun, pelari muda asal Inggris Raya, Dina Asher-Smith, punya peluang besar meraih mahkota tertinggi pada Kejuaraan Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar. Babak final nomor 200 meter putri akan berlangsung pada Kamis (3/9/2019) pukul 02.35 WIB di Stadion Internasional Khalifa.
Selain grafik performa Asher-Smith yang tengah menanjak, peluang dia menjadi juara kian terbuka karena sejumlah pesaing berat tidak berpartisipasi. Dengan berkurangnya pesaing, termasuk pelari Jamaika, Elaine Thompson, yang tidak bisa melanjutkan lomba saat semifinal karena cedera otot achilles, Rabu pukul 01.35 WIB tadi, Asher-Smith menjadi favorit kuat meraih medali emas.
Di semifinal, Asher-Smith menjadi yang tercepat dengan waktu 22,16 detik. Sprinter Amerika Serikat, Brittany Brown, menjadi yang kedua tercepat dengan 22,46 detik, disusul rekan senegara Brown, Anglerne Annelus, dengan waktu 22,49 detik. Catatan waktu Annelus sama dengan sprinter Swiss, Mujinga Kambundji.
Asher-Smith menjadi unggulan keempat 200 meter Kejuaraan Dunia 2019 dengan catatan waktu terbaik tahun ini 22,08 detik (di Zurich, Swiss, 29 Agustus 2019). Pelari kelahiran Orpington, London, Inggris, 4 Desember 1995, itu juga tidak menunjukkan tanda-tanda kekalahan setelah meraih perak 100 meter, Senin (30/9/2019) pukul 03.20 WIB.
Asher-Smith tetap menunjukkan performa apik ketika tampil pada heat 4 babak penyisihan 200 meter, Senin sekitar pukul 21.00 WIB. Bahkan, pelari bertinggi 164 sentimeter itu menjadi yang tercepat dengan waktu 22,32 detik dan lolos ke semifinal. Catatan waktu terdekat dicetak oleh Brittany Brown dengan 22,33 detik, yang tampil di heat 3. Pelari lain terpaut jauh di bawah mereka.
”Saya pikir tidak ada orang di nomor 200 meter putri sebaik Asher-Smith saat ini. Dia sudah tidak memikirkan lagi hasil 100 meter kemarin. Dia sudah fokus pada 200 meter. Ini semua tentang kemampuan pemulihan yang hebat,” ujar juara saptalomba Olimpiade Sydney 2000 asal Inggris, Denise Lewis, dikutip BBC Sport.
Unggulan absen
Asher-Smith kian difavoritkan meraih emas 200 meter karena para pelari unggulan tidak berpartisipasi. Elaine Thompson, peraih medali emas 200 meter Olimpiade Rio 2016, yang menjadi saingan terkuat Asher-Smith, tidak melanjutkan semifinal karena cedera otot achilles.
Selain itu, unggulan teratas, pelari asal Bahamas, Shaunae Miller-Uibo, yang memiliki waktu terbaik tahun ini 21,74 detik (di Zurich, Swiss, 29 Agustus 2019), absen di Doha. Miller-Uibo merupakan peraih perunggu 200 meter Kejuaraan Dunia 2017.
Sayangnya, saya tidak bisa tampil di 200 meter. Meskipun hati saya menginginkan itu, lutut saya menolak.
Sementara unggulan ketiga, pelari asal Nigeria, Blessing Okagbare, didiskualifikasi setelah tampil di heat 5 penyisihan karena kakinya keluar dari lintasannya. Tahun ini, Okagbare mencetak waktu terbaik 22,05 detik di Palo Alto, California, AS, pada 30 Juni.
Sebelumnya, pelari asal Belanda sekaligus juara bertahan, Dafne Schippers, tidak melanjutkan perlombaan karena cedera otot paha bagian dalam setelah semifinal 100 meter. Dia juga tidak tampil di final nomor 100 meter.
Pelari asal Pantai Gading sekaligus peraih perak 200 meter Kejuaraan Dunia 2017, Marie-Josee Ta Lou, juga tidak melanjutkan perlombaan. Dia cedera lutut saat semifinal 100 meter, Senin dini hari WIB. Ta Lou masih bisa tampil di final 100 meter dan meraih perunggu. ”Sayangnya, saya tidak bisa tampil di 200 meter. Meskipun hati saya menginginkan itu, lutut saya menolak,” ujarnya.
Ketidakhadiran para pelari itu menambah panjang daftar pelari top yang tidak berpartisipasi pada 200 meter. Sebelumnya, pelari asal Jamaika, Shelly-Ann Fraser-Pryce, yang baru saja menjuarai nomor 100 meter, juga memilih tidak berpartisipasi.
Namun, Asher-Smith tetap merendah. Dia justru mengatakan bahwa semua pelari masih berpeluang dalam kejuaraan ini. ”Kejuaraan ini tidak bisa diprediksi. Semuanya masih berpeluang, tergantung bagaimana cara Anda mengatur kejuaraan, bagaimana Anda pulih, bagaimana Anda istirahat, dan bagaimana Anda menjalani setiap perlombaan,” ujarnya, dikutip The Guardian.
Pesaing terberat Asher-Smith tinggal unggulan kelima asal AS, Anglerne Annelus, dan juga Brittany Brown. Annelus memiliki waktu terbaik tahun ini 22,16 detik, yang dibuat di Austin, Texas, AS, pada 8 Juni. Ada juga pelari unggulan kedelapan asal Swiss, Mujinga Kambundji, dengan waktu terbaik tahun ini 22,26 detik (di Basel, Swiss, 24 Agustus 2019).