JAKARTA, KOMPAS - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono memastikan seluruh pelajar yang diamankan di Polda Metro Jaya setelah unjuk rasa pada Senin (30/9/2019), telah dipulangkan. Tidak ada pelajar yang dititipkan di Balai Rehabilitasi Sosial Anak yang Memerlukan Perlindungan Khusus (BRSAMPK) Cipayung, Jakarta Timur.
Seperti diberitakan, anggota Polda Metro Jaya dan Polres Metro Jakarta Pusat, Polres Metro Jakarta Barat, dan Polres Metro Jakarta Selatan mengamankan 519 orang setelah unjuk rasa yang berakhir ricuh, Senin lalu.
Menurut Argo, Rabu (2/10), seluruh mahasiswa maupun pelajar yang diamankan di markas Polda Metro Jaya telah dijemput orangtuanya. Pelajar yang melakukan pengrusakan tidak ditahan.
“Untuk yang di luar pelajar dan mahasiswa, ada beberapa yang sedang diperiksa. Mereka melawan petugas, merusak pos, merusak tameng, dan merusak mobil petugas,” ujarnya. Jumlah perusuh yang masih diperiksa sedang didata.
Argo menambahkan, unjuk rasa oleh buruh di depan Istana Negara dan gedung DPR, Rabu, berjalan lancar dan kondusif. Unjuk rasa digelar Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal. Tuntutan para buruh adalah tolak kenaikan iuran BPJS, tolak revisi UU Nomor 13 Tahun 2003, dan tolak upah minimum atau cabut PP Nomor 78.
Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono menemui para buruh yang berunjuk rasa di gedung DPR. Gatot memberikan apresiasi kepada buruh karena berunjuk rasa dengan tertib. Aksi buruh yang damai diharapkan menjadi contoh dalam menyampaikan pendapat.
Argo menuturkan, Polda Metro Jaya tetap waspada jika terjadi unjuk rasa di gedung DPR. Namun, Polda Metro Jaya belum menerima pemberitahuan aksi yang akan dilakukan pekan ini.
“Kalau pemberitahuan demo itu banyak sekali ya. Ada yang (melibatkan) 10 orang, ada 100 orang. Kalau untuk yang massanya besar seperti demo buruh tadi belum ada pemberitahuan,” lanjutnya.